Lion Star, No 54
Dunia persilatan di dimensi Elbaf akan menggelar adu ilmu tertinggi di puncak puncak gunung Maha Rimbani, suatu event bergengsi yang biasanya diadakan setiap delapan purnama sekali untuk memilih raja dunia persilatan. Dunia Elbaf ini sebenarnya merupakan kembaran dimensi dari dunia terran, tidak ada manusia di daratan Elbaf, namun penghuninya berupa mahluk yang dapat berkomunikasi satu sama lain, tidak ada teknologi yang berkembang pesat, namun mereka mengembangkan ilmu bela diri yang dipelajari sejak usia dini. Terdapat beberapa pendekar adidaya tanpa tanding dengan ilmu kanuragannya.
Penguasa Timur, Sa’Yeti, memiliki ilmu kesaktian badai gurun salju, yang dapat menciptakan gempuran badai gurun salju. Hampir tidak ada pendekar baik golongan hitam maupun putih yang dapat menghindari gempuran badai gurun saljunya. Tokoh Barat, tokoh petarung utamanya adalah El DeWolf, sang pendekar tanpa tanding di kawasan barat. Ilmu ringankan tubuhnya luar biasa, dapat berlari dengan cepat, sulit terlihat kasat mata. Selain itu tiupannya juga terkenal dapat merobohkan bangunan yang dibuat dengan asal-asalan. Pemimpin Selatan, berjuluk SangGuru, sang Kangguru, seorang tokoh tua nan bijak tanpa tanding yang tidak lagi tertarik ikut campur dalam hiruk pikuk dunia persilatan. Sang Guru lebih suka berbagi nasihat nasihat bijak dan kisah-kisah inspiratif untuk membuat dunia Elbaf menjadi lebih baik.
[caption caption="Ilustrasi gambar fantasi karya bridgitalldigital diambil dari deviantart."][/caption]
Tepat pada bulan purnama kedelapan, di kaki bukit Maha Rimbani, terlihat dari arah timur sesosok tinggi besar berlari kearah puncak. Saat bersamaan, disisi barat, terlihat bayangan hitam berlari secepat bayu kearah atas. Suasana terlihat suram, seluruh lereng dipenuhi kabut asap, yang terasa menyesakkan dada. Sudah sebulan terakhir ini, asap pekat abu-abu hitam dengan aroma menyengat muncul di gunung ini, tidak ada satupun tokoh persilatan yang mengetahui sumbernya. Desas-desus mengatakan bahwa sumber asap itu berasal dari dunia lain, namun tidak diketahui darimana asalnya. Walau begitu banyak warga persilatan yang hadir untuk menyaksikan perhelatan akbar, pertandingan tokoh tiada banding untuk memperebutkan gelar supremasi tertinggi kedigjayaan, yang mana pada periode sebelumnya dipegang oleh SangGuru, sebelum akhirnya mengasingkan diri dan hanya memberika petuah berharga bagi pemuda-pemudi yang sedang mencari ilmu di padepokan kehidupan.
[caption caption="Serangan Asap misterius di dunia Elbaf, ( sumber foto NASA, 24 September 2015). "]
Dua pendekar besar telah tiba di puncak, saling berhadap-hadapan. Para penonton memberikan ruang dengan membentuk lingkaran sejauh empat puluh langkah. Sa’Yeti dan El DeWolf, memandang satu sama lain dengan tajam. Teringat bahwa dulu mereka merupakan sahabat erat, sebelum berpisah mencari ilmu kesaktian, dimana Sa’Yeti pergi ke gurun di timur, sedangkan El DeWolf mencari ilmu ke dunia barat. Bulan purnama terlihat muram karena terhalang partikel-partikel tipis di udara lepas. Cahaya bintang tidak dapat terlihat lagi, digempur lapisan kabut asap misterius. Suasana menjadi tegang, karena pertandingan akbar setiap saat dapat terjadi, demi merebut gelar pendekar tanpa tanding sejagat. Bilamana hasrat sudah merasuk, tidak ada lagi yang terpikirkan. Semua hanya dikalkulasi berdasarkan kekuatan, power, ketenaran, dan kemasyuran.
Sa’Yeti membuka serangan dengan lemparan bola gurun saljunya. Sebuah jurus penjajakan, untuk melihat tingkat kewaspadaan lawan. Hal ini segera ditiup oleh El DeWolf dengan tiupannya yang terkenal karena pernah merobohkan rumah jerami, dan rumah kayu dari kisah tiga pendekar cilik yang pernah menantangnya. Bola salju itu terpental menjadi bulir-bulir air. Penonton bersorak kegirangan, sebagian menjadi kompor bagi El DeWolf, sementara yang lainnya memilih jadi pemandu sorak bagi Sa’Yeti. Suasana semakin panas, sementara di kaki bukit, asap misterius hitam semakin memekat. Semua pendekar larut dalam gairah melihat pertandingan akbar tersebut. Saat melihat pertandingan, tingkat kewaspadaan terhadap lingkungan hidup meluntur, fokus hanya pada tokoh yang berlaga. Sa’Yeti bersiap mengeluarkan kanuragan spesialnya, jurus Badai Gurun Salju, dan El DeWolf pun sedang mengumpulkan energinya untuk serangan bertenaga raksasa, terlihat dari tubuhnya yang berotot semakin membesar karena perubahan fisiknya. Keduanya bergerak cepat saling bertemu di titik fokus serangan.
“STOPPPP”, tiba-tiba terdengar suara guntur menggelegar, gelombang suaranya membuat buyar seketika konsentrasi kedua pesilat tanpa tanding, dan juga membuat para penonton terpana. Suara tersebut penuh wibawa, keras terdengar, dan membawa ketenangan. Sesosok tua terlihat melesat ke tengah arena, dan semua orang terpana, SangGuru, ternyata juga hadir di Puncak Maha Rimbani, setelah sekian lama tidak mencampuri dunia persilatan.
“Wahai kisanak, hentikan pertarungan ini!”, kata Sang AdiGuru.. “Mengapa?”, tanya Sa’Yeti dengan penuh tanya. Sementara El DeWolf juga menunjukkan gelagat masih penuh emosi karena uji kedigjayaannya dihentikan sebelum mencapai puncak.
“Lihatlah sekeliling alam Rimbani ini. Keseimbangan alam telah terganggu. Akibat ulah manusia di dunia terran yang membakar lahan gambut, telah merusak harmoni antar dimensi dunia ini. Kabut asap ini dibangkitkan kesetimbangan alam tidak terjaga lagi, walaupun itu terjadi di dimensi yang lain, tetapi masih di dunia yang sama”, demikian SangGuru menjelaskan. “Ingatlah akan hikayat dari leluhur bahwa sepuluh ribu dasawarsa lalu, sang monster Asapi hampir memusnahkan seluruh penduduk dunia Elbaf, namun banyak orang melupakan dan menganggap itu hanya cerita jaman dahulu saja. Namun aku sudah menyelidiki dan melihat ancaman itu menjadi nyata. Marilah kita semua bersatupadu, melawan sang Monster itu bersama-sama. Bilamana Asapi telah menyelimuti puncak gunung Rimbani, dimana sinar rembulan tidak dapat menembusnya, maka itulah akhir dari dunia Elbaf”.
“Bagaimana aku dapat melawannya, wahai SangGuru. Asap tersebut tidak dapat dihalau”, kata El DeWolf.
“Semua dapat diatasi, tetapi kalian berdua harus bekerjasama. Aku sudah terlalu tua untuk itu”.
“Berikan kami petunjuk, wahai Sang Guru”, kata Sa’Yeti.
“Partikel asap misterius dapat diruntuhkan bilamana terkena air. Namun kekeringan telah melanda selama setahun ini. Jadi gunakan ilmu badai gurun saljumu. Arahkan ke atas. Sementara engkau, El DeWolf, gunakan tiupan dengan tenaga raksasamu untuk membuat butir butir es tersebut pecah menjadi hujan. Lihatlah ke tengah bukit, asap hitam semakin pekat melaju kearah puncak gunung. Legenda mengatakan bila mereka berhasil mengelilingi seluruh puncak dengan asap super pekat, maka itulah akhir dunia ini.”
Sa’Yeti, dan El DeWolf saling memandang tajam. Ego untuk menjadi yang nomor satu masih tinggi. Tetapi mereka melihat asap semakin mendekati puncak. Sementara itu terlihat beberapa penduduk berlarian dengan terengah-engah dan melaporkan keluarga mereka di kaki bukit terkena asap dan jatuh tak sadarkan diri, sehingga mereka segera berlari ke puncak untuk meminta pertolongan, karena mengetahui ada perhelatan tokoh sakti di puncak Rimbani.
Melihat situasi semakin genting, tanpa dikomando, Sa’Yeti memusatkan ilmu kanuragannya, dan menciptakan badai gurun salju yang super besar. Tapi badai tersebut hanya bersifat lokal saja, sementara asap semakin mendekati puncak. Rakyat dan penonton semakin gelisah, tidak ada lagi termpat berlindung, mungkin akhir dari hayat mereka ditangan monster asap. Tiba-tiba, El DeWolf, bertransformasi menjadi raksasa, dan dengan sekuat nafas, menhembuskan tiupan udara hangat kearah badai gurun salju yang diciptakan Sa’Yeti. Seketika buliran salju terpencar ke delapan penjuru, dan segera menjadi tumpahan air dari langit. Partikel monster asap seketika luruh larut ke tanah dibawa bersama partikel air.
Perlahan cahaya Chandra berwarna kuning keemasan menyinari puncak Rimbani. Tidak terlihat lagi asap pekat berbau menyengat. Beberapa penduduk yang baru naik segera disambut, mereka tersadar dari pengaruh asap pekat, bersama air hujan yang membasuh tubuh mereka. Para pendekar penonton akhirnya menyematkan gelar tokoh penyelamat bumi pada Sa’Yeti dan El DeWolf. Persahabatan dapat menyelamatkan dunia Elbaf, sementara SangGuru, dengan ilmunya yang sudah Adidaya, Ciptakan perdamaian di dunia Elbaf, diam-diam sudah menghilang, melakukan perenungan dan membagi kisah-kisah inspiratif kepada setiap orang di saat yang tidak terduga.
Karya ini orisinal dan belum pernah dipublikasikan.
NB:
● Untuk membaca karya peserta lain silakan menuju akun Fiksiana Community
● Silakan bergabung di Group FB Fiksiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H