Mohon tunggu...
Lion Star
Lion Star Mohon Tunggu... Buruh - Undergrad student

Hidup adalah proses belajar.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengenal Tsunami

14 Januari 2015   02:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta jalur gempa dan gunung berapi aktif di sekitar Indonesia. gambar diambil dari http://www.crystalinks.com/rof.jpg

Sudah 10 tahun Tsunami Aceh terjadi,  walaupun sudah 10 tahun berlalu,  kali ini penulis akan membuat artikel bagaimana tsunami terjadi,  beberapa fakta menarik dari fenomena tsunami,  dan  juga dampak korban yang ditimbulkannya. Pada pagi hari tanggal 26 Desember 2004 sekitar jam 8 pagi, di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, terjadi pergerakan lempengan benua Asia dengan lempeng Indo-ustralia, sehingga terjadilah gempa tektonik yang tercatat sebesar 8.9 sampai 9.0 skala Richter di berbagai alat pencatat gempa dari berbagai negara. Akibat gempa tersebut membuat kaget masyarakat Aceh. Tapi kerusakan yang terbesar ternyata bukan diakibatkan oleh gempa itu sendiri, tetapi bencana susulan yang terjadi akibat dipicu oleh gempa, yaitu gelombang pasang raksasa yang menyapu kota kota pantai sampai berpuluh kilometer ke daratan. Gelombang itu di dunia ilmiah lebih dikenal dengan nama Tsunami. Tsunami menyapu kawasan pesisir Aceh yang berjarak sekitar 250 km dari episentrum dalam waktu sekitar 10menit.

Peta jalur gempa dan gunung berapi aktif di sekitar Indonesia. gambar diambil dari http://www.crystalinks.com/rof.jpg

Penyebab Timbulnya Tsunami

Apa yang menyebabkan timbulnya Tsunami ?    Secara ilmiah Tsunami terjadi akibat adanya disturbansi di dasar laut.    Disturbansi dasar laut ini dapat dipicu oleh beberapa hal, yaitu letusan gunung berapi,  gempa bumi diantara dua lempengan,  ataupun runtuhan dari lereng ke dasar laut.   Saat terjadinya gempa, terjadi gerakan vertikal dari dasar bumi.  Gerakan naik dan turunnya permukaan bumi yang terjadi di dasar laut, mendorong seluruh air laut yang berada di atas nya menjadi gelombang naik dan turun.  Energi potensial yang terjadi di dasar laut itu kemudian terdorong ke permukaan laut, dan berubah menjadi gelombang Tsunami  (energi kinetik).  Bila pusat gempa terjadi di laut dalam, maka gelombang Tsunami yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan bila pusat gempa terjadi di laut dangkal.

Gempa dasar laut penyebab gelombang Tsunami

Saat terjadi Tsunami di lautan lepas, gerakannya hampir sama seperti gelombang lautan biasa yang tertiup angin.  Hanya satu hal yang dapat membedakan antara gelombang biasa dan tsunami.  Kecepatan gelombang laut biasanya hanya beberapa mil per jam, sedangkan Tsunami di lautan lepas dapat mencapai kecepatan hingga 700 km / jam.  Lebih cepat daripada kecepatan suara. 

Pergerakan Tsunami

Pergerakan Tsunami bukan sekadar gerakan air, tetapi dipengaruhi pula oleh pergerakan gempa di dasar bumi, yang bergerak sangat cepet dengan jarak antar gelombang yang cukup jauh.    Air laut hanya mengikuti pola gelombang gempa yang terjadi yaitu gerakan naik dan turun,  maju dan mundur, yaitu gerakan mendorong dan kembali ke posisi semula. Saat di lautan lepas, sangat sulit membedakan antara gelombang Tsunami atau gelombang biasa, karena gelombangnya sangat panjang bisa mencapai 100 km, dengan ketinggian hanya 1 meter.  Sehingga kapal yang melintas di atas gelombang Tsunami tidak mengetahuinya.  Sebagai contoh  Tsunami yang dihasilkan oleh letusan Krakatau,  tidak terdeteksi walaupun terjadi  elewati jalur perdagangan laut yang paling ramai di beberapa tempat.  Hanya saat bertemu laut dangkal ataupun pulau dan tepi benua, kekuatan merusak  Tsunami akan dilepaskan.  Hal ini disebabkan saat mendekati daratan atau laut dangkal,  permukaan dangkal dasar laut mulai mendorong ke atas,  dan panjang gelombang menjadi lebih pendek.Karena pendek, maka gelombang balik akan bercampur dengan gelombang datang, dan akan menjadi semacamdinding  gelombang raksasa yang menghantam pantai dengan efek yang merusak.

Beberapa hal menarik

Tsunami sangat sulit diprediksi,  tetapi ada beberapa hal yang unik dan menarik dari tanda tanda Tsunami ini.  Saat terjadi gempa bawah laut, ada beberapa saksi yang melaporkan mendengar suara ledakan seperti tembakan.  Suara bom sonic ini dihasilkan oleh gelombang gempa yang bertemu dengan permukaan air. Gelombang sonic ini dapat mencapai kecepatan 20,000 km / jam.   

Selain suara ledakan sonic, pada beberapa kejadian tsunami di malam hari,  terlihat gelombang air yang bercahaya.  Hal ini disebabkan kehadiran algae yang dapat memantulkan sinar yang terangkat ke permukaan akibat gelombang gempa di dasar laut.  Seperti diketahui bahwa banyak organisme bawah laut yang dapat memancarkan sinar apabila terganggu.  Efek dari jutaan sinar mikroskopis ini terlihat bagai gelombang yang bersinar di malam hari.

Kejadian Tsunami yang tergolong besar:

Tanggal

Lokasi Bencana

Korban

7 Juni 1692

Port Royal, Jamaica

2,000

1 November 1755

Lisbon

60,000

8 Agustus 1868

Kota Arica, Peru

15,000

27 Agustus 1883

Krakatau, korban di East Indies

36,000

15 Juni 1896

Yoshihimama(Jepang), gelombang setinggi 30 meter

27,122

28 Desember 1908

Sicily, kota Messina, dan pesisir Italy

58,000

23 Agustus 1976

South West Philipines, kota Alicia, Pagadian, Cotabato, Davao

8,000

26esember 2004

Gempa di Aceh, memicu tsunami di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika

Lebih dari 200,000

Sistem Peringatan Dini Tsunami

Sampai sejauh ini, negara yang memiliki system peringatan dini akan bahaya Tsunami masih sangat sedikit, salah satu diantaranya adalah Jepang dan Amerika Serikat.    Amerika memiliki Tsunami Warning System (TWS) yang bermarkas di Hawaii’s Honolulu Observatory.  Yang memiliki akses langsung ke TWS di Alaska, Sitka, dan Arizona.  Sementara Jepang menginstal 150 lebih  seismometer di seluruh Jepang, yang terhubung langsung ke Tokyo, dan dapat di siarkann sewaktu waktu melalui televise nasional.  Apabila seismograf mendeteksi gempa lebih dari 7 SR di dasar laut, maka sistem Tsunami akan aktif.  Hal ini terbukti tahun 1994,  gempa 7,9 SR di timur Hokkaido dengan episentrum 950 km dari Tokyo.  Peringatan langsung diberitakan melalui Televisi dalam waktu 4 menit setelah gempa terjadi.  Saat Tsunami menghantam pantai 30 menit kemudian, hanya 200 orang terluka. Mengingat Indonesia dikelilingi oleh gunung berapi aktif, dan juga terletak dekat lempeng patahan Indo-Australia,  sangat mungkin sekali bencana gempa bumi dan akibat susulannya berupa Tsunami akan kembali berulang di waktu mendatang.  Karena itu alangkah sangat baik, apabila pemerintahan di kawasan Samudera Hindia, bersatu membangun Tsunami Warning System, seperti yang dimiliki Jepang dan Amerika, sehingga kejadian gempa di suatu kawasan yang memicu Tsunami, dapat segera diberitakan ke negara negara tetangga yang diperkirakan terkena jalur Tsunami, sehingga jumlah korban dapat ditekan sekecil mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun