Mohon tunggu...
Marcellinus Vitus
Marcellinus Vitus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa STF Driyarkara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk, Tes HIV Aids!

1 Desember 2016   08:09 Diperbarui: 1 Desember 2016   08:31 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://i.huffpost.com/gen/3726336/images/o-WORLD-AIDS-DAY-facebook.jpg

1 Desember telah tiba. Bukan karena hari pertama dalam bulan terakhir pada suatu tahun, melainkan segenap warga dunia memeringati hari AIDS Internasional. Segenap aktivis dengan pita merah akan dengan mudah dijumpai di pelbagai tempat; mengajak kita untuk turut memeringati hari AIDS Internasional. Penetapan ini bermakna sebagai sebuah gerakan serta ajakan bagi segenap warga dunia akan dua hal, yakni SADAR dan BERGERAK BERSAMA menghadapi HIV/AIDS.

 Pertama, SADAR akan kehadiran dan ancaman virus HIV bagi kehidupan kita. Tidak bisa dipungkiri virus yang menyerang sistem imun tubuh ini telah merambah dan menjangkit banyak orang. Data dari WHO menunjukkan pada tahun 2016 terdapat 36, 7 juta penderita HIV di dunia (Tempo 28 Nov – 4 Des 2016). Bukan angka dan jumlah yang sedikit bukan? Oleh karena itu, sudah sebaiknya kita mencari tahu dan belajar sebanyak-banyaknya tentang virus ganas ini.

Kedua, penetapan ini mengajak kita untuk bergerak bersama-sama sebagai warga dunia untuk “memeranginya”. Memerangi dalam arti: (1) menerapkan hidup sehat, bersih, dan pergaulan yang aman dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas persebaran virus HIV terjadi dalam lingkungan pergaulan yang tidak sehat serta tidak aman; dan (2) merangkul dan memperlakukan para penderita HIV dengan semangat kemanusiaan. Para penderita HIV bukan obyek untuk dikucilkan oleh masyarakat. Juga para penderita HIV janganlah merasa dikucilkan. Semuanya merupakan anggota masyarakat yang saling membutuhkan satu-sama lain.

Berkenalan dengan HIV/AIDS

Beberapa informasi dalam bagian ini mungkin sudah diketahui banyak orang, tetapi tidak ada salahnya mengingat kembali beberapa yang sudah kita ketahui tentang HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem imun tubuh. Proses penyerangan dan penggerogotan imun tubuh tidak terjadi secara langsung, melainkan secara perlahan dan dalam waktu lama. Itulah mengapa, para penderita HIV tidak merasa ada yang aneh dengan keadaan kesehatannya. Selain itu, kita sendiri sulit membedakan antara penderita HIV dan non-penderita HIV di tengah-tengah masyarakat (atau bahkan di dalam bus/kereta/pesawat)

Virus HIV – pada intinya – dapat menular kepada orang lain melalui pertukaran cairan tubuh penderita kepada mereka yang belum terkena HIV. Pertukaran cairan tubuh tidak terjadi melalui gigitan nyamuk, ciuman, pelukan, penggunaan alat makan yang sama, hingga tinggal satu rumah bersama penderita. Pertukaran cairan tubuh terjadi terutama melalui (1) penggunaan jarum suntik yang bersamaan, dan (2) hubungan seksual tanpa pengaman (kondom), baik itu secara vaginal, anal, maupun oral.

Sementara itu, AIDS (Acquired Immune Deficiency Sindrome) merupakan penyakit yang diderita akibat virus HIV yang telah merajalela dalam tubuh, mengakibatkan sistem imun tubuh. Sistem imun tubuh sudah tidak mampu menahan gempuran serangan virus HIV sehingga terjadi banyak komplikasi penyakit yang muncul akibatnya. Sejauh ini, belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan AIDS. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah memperlakukan para penderita ini secara manusiawi; bukan untuk ditelantarkan, tetapi dirangkul, ditemani, didampingi, dan diberi pengobatan secara maksimal.

Siapa yang Perlu Cek?

Kita sudah tahu betapa bahaya dan mengerikan serangan dan dampak HIV/AIDS bagi kesehatan dan bahkan kehidupan manusia. Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah kasus penularan HIV tertinggi, yakni 40.500 kasus (hingga Maret 2016 – Kompas, 28/11), disusul Jawa Timur (26.052 kasus) dan Papua (21.474 kasus) di posisi keuda dan ketiga. Di antara 40.500 kasus tersebut, terdapat 1.164 kasus yang terjadi pada periode Januari-Maret 2016. Jumlah ini tidak sedikit, dan membuka mata akan begitu besarnya kasus HIV/AIDS di depan mata kita. (Setidaknya hingga tahun 2015, WHO mencatat angka kematian akibat AIDS sebesar 1,1 juta jiwa – Itu yang tercatat!)

WHO telah menyusun anggaran untuk menanggulangi HIV/ADS di dunia. Pemerintah Indonesia pun telah menetapkan hal yang sama, dalam pos Kementrian Kesehatan. Dampaknya, pelayanan cek HIV di banyak Rumah Sakit dan klinik menjadi bebas biaya, aliasGRATIS. Kesempatan ini perlu dimanfaatkan, setidaknya untuk mengetahui keadaan kita saat ini; bisa melakukan pencegahan (bagi yang negatif HIV) dan penanggulangan (bagi yang positif HIV).

Pertanyaan kemudian adalah siapakah yang perlu menjalani tes? Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, mereka yang seyogianya melakukan tes adalah mereka yang PERNAH MELAKUKAN TINDAKAN BERESIKO, baik itu yang menggunakan jarum suntik bersamaan, atau pun melakukan hubungan seksual tanpa pengaman. Ingat! Penularan terjadi karena adanya pertukaran cairan tubuh antara penderita dengan non-penderita.

Bagi yang merasa tidak pernah melakukan tindakan beresiko, sebaiknya tidak menggunakan fasilitas nir-biaya ini. Meskipun gratis, kesempatan yang diberikan terbatas (baik biaya dari pemerintah, waktu pelayanan klinik, hingga kemampuan dan daya tampung penyedia pelayanan tes HIV/AIDS). Hendaknya diutamakan dan bahkan mengajak kenalan, kerabat, saudara, teman, hingga anggota keluarga yang diketahui pernah melakukan tindakan beresiko untuk memanfaatkan kesempatan ini.

Di mana letak pelayanan nir-biaya ini?

Secara umum, banyak rumah sakit daerah dan swasta, puskesmas, hingga klinik menyediakan layanan bebas biaya bagi uji laboratorium HIV/AIDS. Namun, secara khusus yang saya ketahui, RS Sint. Carolus, di daerah Salemba – Jakarta Pusat, menyediakan layanan yang lengkap. Ruang Carlo (nama tempat pelayanan HIV/AIDS di RS Sint. Carolus) menyediakan tidak hanya layanan tes HIV melainkan juga Sifilis (Raja Singa) yang termasuk kategori Infeksi Menular Seksual (IMS). Alasannya sederhana, HIV dan Sifilis tidak memiliki gejala dini yang dapat diamati dengan mata telanjang. Gejala dan keterjangkitannya hanya bisa diketahui lewat darah. Dengan demikian, ketika diketahui adanya HIV atau pun Sifilis di dalam tubuh pasien, pihak Ruang Carlo dapat memberikan tindak lanjut pengobatan secara cepat.

http://www.temanteman.org/indo/uploadimage/cnt59img1.jpg
http://www.temanteman.org/indo/uploadimage/cnt59img1.jpg
Kelengkapan pelayanan Ruang Carlo tidak sekadar pada segi pelayanan medis. Di Ruang Carlo, para pengunjung/peserta tes akan dilayani oleh staf Ruang Carlo, yang terdiri dari perawat, dokter, hingga konselor. Para peserta tes akan diajak masuk ke dalam ruang konsultasi. Di sana pasien akan diberi informasi terkait HIV/AIDS dan IMS, serta kesempatan untuk bertanya dan berbagi cerita dan pengalaman terkait HIV/AIDS dan IMS. Telinga mereka siap-sedia untuk mendengarkan kisah, kegelisahan, hingga pertanyaan para pasien. Ruang konsultasi telah dilengkapi dengan fasilitas kedap suara dan komitmen para staf Carlo untuk menjaga kerahasiaan pembicaraan menjadikan segala percakapan dalam ruang konsultasi dijamin kerahasiaanya. Pada intinya, semakint terbuka para pasien kepada staf Carlo, semakin banyak bantuan serta informasi yang didapatkan.

http://www.temanteman.org/indo/uploadimage/cnt59img2.jpg
http://www.temanteman.org/indo/uploadimage/cnt59img2.jpg
Tidak hanya segi konsultas dan medis, Ruang Carlo pun menjadi ajang pertemuan para penderita HIV/AIDS dengan komunitas/LSM yang bergerak di bidang yang serupa. Dengan demikian, pelayanan Ruang Carlo di RS Sint. Carolus dapat dikatakan sangat lengkap: segi medis, kognitif, afeksi-psikologis diperhatikan dengan seksama dalam pelayanan Ruang Carlo.

Bagaimana Mencegahnya?

Setiap pelayanan konsultasi di Ruang Carlo, serta pelayanan kesehatan yang lain, disampaikan lima (5) strategi untuk mencegah terjadinya persebaran HIV/AIDS ke semakin banyak orang.

Pertama, Edukasi. Kita perlu belajar sekaligus mengajarkan orang lain tentang HIV/AIDS. HIV/AIDS dapat dicegah dengan partisipasi aktif dari masyarakat. Kita belajar bukan untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Kedua, Dihindari penggunaan narkoba  jarum suntik. Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, penggunaan jarum suntik yang sama dapat mengakibatkan pertukaran cairan tubuh sehingga virus HIV dapat menular kepada yang lain.

Ketiga, Cegah dengan kondom. Kondom dapat mencegah terjadinya penularan HIV sehingga para penderita HIV masih dapat melakukan hubungan seksual. Penggunaan kondom hukumnya WAJIB bagi para penderita HIV. Jangan sampai, alasan kenikmatan meniadakan penggunaan kondom. Ingat! Barter antara kenikmatan dengan derita tertular HIV tidak seimbang.

Keempat, Bersikaplah setia. Logikanya, kita saja tidak tahu bagaimana kesehatan atau kebiasaan pasangan (bila belum menikah), apalagi dengan orang banyak. Semakin banyak berhubungan seksual dengan orang lain, semakin besar pula resiko tertular dan menularkan HIV.

Terakhir, kelima, Anda Jauhi Seks. Kebiasaan ini dijamin tidak akan menularkan HIV kepada orang lain. Namun, kebiasaan ini tampak utopis. Oleh karena itu, cara pencegahan ketiga, “cegah dengan kondom”, sangat ditekankan bagi para penderita HIV.

***

Ancaman HIV/AIDS tidak lagi dapat dipandang sebelah mata. Juga tidak sekadar hal yang tabu untuk dibicarakan. Para penderita bukan untuk dikucilkan, melainkan dirangkul dan dilakukan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang ada. HIV/AIDS dapat dicegah secara bersama-sama sebagai warga dunia. Mulai dari hal sederhana, mari tes HIV bagi yang merasa pernah melakukan tindakan beresiko. Lekaslah Bangun, Sadarkan diri, dan bergerak bersama menghadapi ancaman HIV/AIDS. Selamat hari AIDS Internasional…..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun