Ajaran Sokrates yang terkenal adalah pengetahuan sebagai keutamaan (knowledge is virtue). Akan tetapi, pengetahuan dalam pengajaran Sokrates tidak hanya sebatas banyak-tidaknya informasi yang dimiliki oleh seseorang. Kurang pengetahuan (informasi) dapat ditanggulangi dengan banyak mencari informasi. Pengetahuan Sokrates adalah bagaimana manusia menimbang dan menilai suatu hal (terutama bagaimana ia harus bertindak) yang akan dilakukan. Pengetahuan memampukan manusia menjadikan jiwanya sebaik mungkin. Jiwa baik, maka segala tindakannya baik dan menghasilkan kebahagiaan. Dengan pengetahuan ia mampu mencapai “the goodness of life”.
Apa yang diajarkan Sokrates sangat relevan hingga saat ini. Bagaimana mencapai kebaikan tidak hanya sebatas bagaimana seseorang ”tahu banyak informasi”. Banyak orang yang ”tahu banyak” (kaum terdidik) melakukan tindak korupsi, melakukan penipuan, dll. Kemajuan zaman memberikan banyak tawaran yang menggiurkan bagi manusia. Tawaran ini mengaburkan manusia dalam melihat, memilih, dan mengikuti kebaikan sejati. Kebaikan merujuk pada bagaimana manusia mampu ”memilih”. ”Memilih” yang terbaik sehingga dari segala keputusan yang dipilih juga menghasilkan hal yang baik pula (kebaikan yang lebih besar dan tidak partikular ”untuk dirinya sendiri”). Manusia diajak untuk mampu membedakan antara kebaikan sejati dan kebaikan semu. Ajaran Sokrates mengajak manusia untuk melihat secara jeli kebaikan sejati di tengah kebaikan semu yang menguasai dunia sekarang ini, mengajak dan menuntun manusia untuk menjadikan jiwanya sebaik mungkin.
Kesimpulan.
Kehadiran dan ajaran Sokrates memberikan terang baru bagi dunia dan filsafat hingga saat ini. Ajarannya sangat relevan untuk menghadapi berbagai tantangan yang hadir pada masa ini. Ia sangat memegang teguh apa yang ia ajarkan dan berani menanggung risiko akibat ajarannya. Ia menjadikan manusia sebagai sumber berfilsafatnya. Metode pengajarannya memberikan semangat dan menumbuhkan gairah dalam jiwa para murid untuk menemukan sendiri pengetahuan. Jiwa manusia adalah untuk menjadikan jiwanya sendiri sebaik mungkin. Menjadikan jiwa baik adalah dengan melakukan tindakan baik itu sendiri. Mengejar kebaikan juga mengajak manusia untuk mengenali diri sendiri. Mengenali diri sendiri dengan tahu hasrat melakukan kebaikan (dan kejahatan) yang ia miliki. Mengenal hasrat membawa manusia pada pertobatan (conversion) dan pemurnian (purifikasi) jiwa. Jiwa adalah intisari kepribadian manusia. Jiwa yang baik merupakan sebuah pengetahuan dan pengetahuan adalah keutamaan.
James Miller, The Philosopical Life (Oxford: Oneworld), 20.
A. Setyo Wibowo, Mari Berbincang Bersama PLATON: Keberanian (Lakhes) (Jakarta: Ipublishing), 8.
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani (Jakarta: Tintamas), 74.
James Miller, The Philosophical Life (Oxford: Oneworld), 17.
Karmides menjadi salah satu dari 30 Tiran yang menindas Athena dengan keji, Kritias menjadi pemimpin dari negara boneka yang dibentuk oleh Sparta, dan Alkibiades menghianati Athena dan berbelot ke Sparta.
James Miller, The Philosophical Life (Oxford: Oneworld), 21.