Koma
Serbuk pait menyebar
angin menghalalkan terjadi keracunan.
Iya keracunan yang kucampur untuk
membunuh keganasan pikir yang meracuk
segala macam imitasi yang terjadi.
Aku terbelah-belah
tak ada pemungut.
Untuk apa?
memunggut pengkhayal
yang tak mampu
bermimpi
Semut menangis, tergelitik
Apa suratku telah kau baca?
6 Februari 2013
Kopi
Mungkinkah serbuk hati kembali
menyebar
yang dulu pernah kau sekat?
Apakah putik hati masih ada
atau
hanya tinggal dikubangan nur animu?
Diri ku seduh dalam kopi
menyisa ampas pekat
tak bisa disimpan
buang untuk kesucian
Bila ingin memiliki
ambil lukislah dengan patahan jari
kalau tidak
singkirkan dalam kotak almari
15 Februari 2013
Penghisap
Keras suara langit, melolong tinggi
membuat ciut pori-pori kasar ini
mencari kehangatan di titik-titik
Pikiran terbang
tak takut terjatuh
penuh duri
Semakin malam
Semakin dingin
Nyamuk mengusik
mengamuk
tak mau pergi
tanpa menusuk!
Nona
Begitu riang dan ringan
Kata-kata yang terucapkan
Aku tahu
panggilan itu
sejajar Diajeng
Raden Ayu
Kau membuatku tersenyum
Walau kau lentik
Bagai bulu mata ini
Tapi kau menarik
Hati
Sisi lain merasa senang
Dengan panggilan itu
Aku tak ingin pulang
Tanpa Nonamu
18 februari 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H