Mohon tunggu...
Lintang Prameswari
Lintang Prameswari Mohon Tunggu... Jurnalis - Content Writer

Bukan penulis, hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Kecintaan pada Buku dan Ruang-Ruang Komunal yang Menyelamatkannya

18 Mei 2023   03:45 Diperbarui: 18 Mei 2023   14:40 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pengunjung patjarmerah - Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling Nusantara di gedung Soesman Kantoor, kawasan Kota Lama Semarang, Minggu (1/12/2019). Foto: Kompas.com/Riska Farasonalia

Di Kineruku juga, saya pertama kali mengenal puisi-puisi yang ditulis Gratiagusti Chananya Rompas. "Kota ini Kembang Api" bisa menggambarkan Jakarta yang riuh dengan gaya khas Anya Rompas sendiri. Januari 2023 lalu, saya berkesempatan mengunjungi kembali Kineruku, dan salah satu buku yang saya ambil dari rak adalah karya Anya Rompas, judulnya Familiar Messes. Ada satu paragraf yang cukup menggelitik hati saya, kurang lebih seperti ini:

The poets read their poems, two each, and were applauded. Some of these poets were to fail and fade into a no-man's-land of Soho public houses in a few years' time, and become the familiar messes of literary life. Some, with many talents, faltered, in time, from lack of stamina, gave up and took a job in advertising or publishing, detesting literary people above all. Other succeeded and became paradoxes, they did not always continue to write poetry, or even, poetery exclusively.

Saya termasuk yang kedua, menyerah dan bekerja "serabutan" di berbagai bidang asal masih punya kesinambungan dengan dunia tulisan, menjadi "berantakan" dan tidak bisa sepenuhnya hidup dari puisi. They did not always continue to write poetry, katanya, karena memang mustahil hidup di Indonesia hanya dengan menulis puisi saja. Saya tidak akan bisa makan.

Yang ingin saya katakan adalah, Kineruku punya koleksi-koleksi spesial yang mungkin tidak dijual di ruang-ruang mainstream, bahkan memberikan kenangan tersendiri dari buku-buku yang dipinjam oleh para pelanggannya. Seperti yang ada juga pada buku Anya Rompas, dimana salah satu peminjam buku familiar messes menyampaikan kerinduannya pada bau rokok seseorang, seperti dalam foto ini:l

dari buku
dari buku "Familiar Messes" karya Gratiagusti Chananya Rompas

Berlanjut ke C20 di jantung kota Surabaya, yang baru saya tahu sejak ikut tur bersama patjar merah. Saya secara khusus tidak mengambil buku lalu menghabiskan waktu untuk membaca di sana, tetapi saya ingat ada gemerincing suara lonceng kecil di atas, di ruang coworking space-nya, yang bisa disewa selama 12 jam hanya dengan Rp 35.000. Saya lupa persisnya biaya itu untuk berapa jam, tetapi seingat saya 12 jam.

Ketika saya mengunggah foto C20 di Instagram, banyak yang mengingat memori tentang mengerjakan skripsi. Ternyata, C20 punya peran cukup penting dalam meluluskan mahasiswa-mahasiswi di Surabaya, dan jadi saksi bisu mereka yang harus revisi berkali-kali lalu cukup terpontang-panting melawan dosen pembimbing.

Menu favorit saya, es bunga telang yang dicampur lemon.

C20 pun aktif mengadakan acara-acara yang melibatkan komunitas. Sejauh pengamatan saya melalui media sosial mereka, acara yang paling banyak menarik minat orang untuk datang adalah pasar sehat. C20 memang membawa konsep ramah lingkungan, tatakan untuk minumannya pun dari disket yang sudah tidak terpakai, dan tentunya tidak ada sedotan, dan mereka pun tak menyediakan tissue. Namun percayalah, tempat ini tetap nyaman untuk yang mau duduk berjam-jam. Suaka di tengah panas dan riuhnya Surabaya.

Saya cukup malas untuk mencari koleksi foto saat di C20, jadi mungkin bisa kunjungi saja di profil Instagram saya, @lintangbudiyanti, untuk melihat juga cerita serta pengalaman saya saat di C20.

Harapan pada komunitas-komunitas kecil untuk memeluk para penulis dan pembaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun