Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda pada abad ke16. Telah dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak penting perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena & Dr. Patah selanjutnya dikenal dengan istilah Patah -- Leimena.Â
Isinya bahwa pelayanan kesehatan masyarakat , aspek kuratif dan aspek preventif tidak boleh dipisahkan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Tahun 1956 oleh Dr. Y. Sulianti didirikan proyek Bekasi (tepatnya lemah abang) sebagai proyek percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Konsep ini merupakan model atau konsep keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis, juga menekankan pada pendekatan tim dalam pengelolaan program.
Sejarah pendirian Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) di Indonesia memiliki perjalanan yang panjang dan penuh dinamika, dimulai dengan berdirinya FKM UI di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1965. Pendirian ini kemudian diikuti oleh terbentuknya FKM UNHAS di Ujung Pandang pada tahun 1982, serta FKM UNAIR di Surabaya, FKM UNDIP di Semarang, dan FKM USU di Medan.Â
Pada era 1950-an, beberapa profesor yang berdedikasi sudah mulai mengajar mata kuliah kesehatan masyarakat di bawah naungan Fakultas Kedokteran, meskipun disiplin ini belum memiliki fakultas tersendiri. Pada tahun 1959, Prof. Mochtar, seorang tokoh visioner dalam bidang kesehatan masyarakat, mengajukan usul yang sangat penting kepada rektor UI untuk mendirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia.Â
Usulan ini didasarkan pada pandangannya bahwa pengembangan ilmu kesehatan masyarakat yang independen tidak dapat dilakukan secara optimal di bawah Fakultas Kedokteran karena adanya banyak potensi konflik kepentingan dan perbedaan pendekatan keilmuan. Usulan ini tidak berhenti di sana, karena pada tahun 1962, Prof. Sayono Sumodijoyo melanjutkan gagasan tersebut dengan penuh semangat, yang akhirnya berbuah dengan keluarnya Surat Keputusan No. 153/1965.Â
Melalui keputusan inilah, FKM UI secara resmi didirikan dan tanggal berdirinya ditetapkan pada 1 Juli 1965, menandai babak baru dalam pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Hingga saat ini, terdapat 5 universitas yang memiliki Program Studi Kesehatan Masyarakat, diantaranya yaitu Universitas Indonesia yang merupakan pelopor Fakultas Kesehatan Masyarakat di Indonesia.Â
Kemudian terdapat Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Airlangga. Tiap Universitas memiliki peminatan lanjutan yang berbeda. Tetapi sejatinya, mereka semua memiliki 3 pilar utama Kesehatan Masyarakat, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. Bahkan, dengan berjalannya waktu Fakultas Kesehatan Masyarakat dapat memecah menjadi program studi Gizi.
Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai pada masa kolonial Belanda dengan fokus pada pemberantasan penyakit seperti cacar dan kolera. Konsep Patah-Leimena pada 1951 memperkenalkan pendekatan kesehatan terpadu. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) pertama kali didirikan di Universitas Indonesia pada 1965, diikuti oleh universitas lain seperti UNHAS, UNAIR, UNDIP, dan USU.Â
FKM berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, penelitian, dan pengabdian, serta berkontribusi pada pengembangan program studi gizi. Kesehatan masyarakat memainkan peran vital sebagai bentuk pengabdian di Indonesia, mengingat tantangan kesehatan dan kurangnya akses layanan kesehatan, dan ketidaksetaraan kesehatan antarwilayah. Melalui pendekatan preventif dan promotif, kesehatan masyarakat berupaya mencegah penyebaran dan mengurangi dampak penyakit.
KATA KUNCI : Ilmu, Kesehatan, Masyarakat, Sejarah, Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Ehler, Victor M, 1965. Municifal and Rural Sanitation. Mc. Graw Hill, Publishing Company Ltd, New Delhi.
Leavel and Clark, 1965. Preventive Medicine for the Doctor in His Community, 3th Edition, McGraw-Hill Inc, New York.
Wagner & Lanoix, 1958. Excreta Disposal for Rural Areas and Small Comunities, World Health Organization. Geneva.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H