Kami ngobrol dengan Bapak Kusyono yang saat itu selaku koordinator kebersihan tahun 2019 TPA Supit Urang Malang. Jadi sampah kota Malang sendiri mengangkut 125 truk dikali masing-masing 4 ton yaitu sekitar 600 ton sampah sehari. Dan kemungkinannya lebih banyak lagi yang masuk TPA. Sampah yang datang akan langsung diratakan dan dipadatkan dengan alat berat (Controlled Landfill).
Pak Kusyono sendiri menyebutkan kalau lebih enak dari masing-masing rumah bisa mengolah sampahnya sendiri. Hal ini akan lebih memudahkan pengolahan sampah lanjutan di TPA. Namun saat ini kesadaran masyarakat makin rendah dalam memilah sampah.
Berdasarkan grafik di atas, setidaknya sisa makanan menempati porsi terbesar sebanyak 44,7% dan sumber sampah rumah tangga juga menempati jumlah tertinggi hingga 38%.
Ini yang bikin TPA makin penuh, karena menurut Pak Kusyono ya tetap saja sampah rumah tangga yang paling merepotkan.
Di sinilah aku sebagai ibu rumah tangga yang banyak memegang kendali tentang urusan dapur jadi merasa terpanggil dan wajib mengambil peran dalam kontribusi rumah minim sampah. Saatnya aku menjadi agent of change untuk masa depan.
Sampahku Tanggung Jawabku, "3AH" Cegah, Pilah, dan Olah
1. "Cegah" Sampah Masuk dalam Rumah
"Mulailah dari diri sendiri dulu. Jangan muluk-muluk menyuruh orang lain untuk zero waste. Ajarkan orang lain melalui diri kita sendiri, sehingga mereka akan meniru. Selesaikan diri kita sendiri."
Gimana dong biar ngga timbul sampah? Ya cegah!
Aku mulai belajar mengurangi memasukkan barang yang berpotensi jadi sampah di rumah. jadi aku mulai membiasakan bawa kantong belanja sendiri, botol tumblr, dan wadah makanan buat beli jajan di luar.
Pokoknya menghindari bawa sampah plastik baru yang bisa masuk rumah deh.