Mohon tunggu...
Lintang Fitria
Lintang Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

memiliki hobi podcasting dan mengarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bovine Ephimeral Fever atau Demam Tiga Hari pada Sapi dan Kerbau

10 Juni 2024   09:36 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:05 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan kasus diagnose sementara BEF yang diunduh dari Isikhnas dari Januari 2019 hingga Februari 2020 di kabupaten Pring Sewu sebanyak 471 kasus. Populasi sapi di kabupaten tersebut adalah 12000 ekor, sehingga prevalensi kasusnya sebesar 3,9%. Jumlah sapi yang mati karena dilakukan potong paksa sebanyak 2 ekor sehingga Case fatality rate 0.4%. 

Diagnose sementara BEF dalam laporan Isikhnas seluruhnya ditandai dengan gejala klinis demam diikuti gejala lainya anoreksia, hipersalivasi, sempoyongan (inkoordinasi), nasal discharge, pincang, lemah, ambruk serta tremor. Distribusi kasus BEF di Pring Sewu menyebar di 8 kecamatan. Kecamatan Pagelaran merupakan kecamatan tertinggi kasus BEF pada sapi potong. Kecamatan ini memiliki populasi sapi tertinggi di Pring Sewu. 

Bias data dimungkinkan terjadi di lapangan terutama keaktifan petugas melaporkan kasus di kecamatan masing masing ke Isikhnas. Prevalensi kasus BEF yang rendah bisa bermakna kasusnya sedikit (riil) dan kasus banyak tidak terlaporkan (bias). Distribusi kejadian BEF masing masing kecamatan di Pring Sewu. 

Kasus penyakit BEF di Kabupaten Pring Sewu dengan prevalensi 4.2%, Case fatality rate 0.4%, terdistribusi berbeda di masing masing kecamatan, dan merupakan penyakit murni BEF tanpa infeksi sekunder septicaemia epizootica atau bovine viral diarrhea. Pencegahan penyakit seharusnya dapat dilakukan sebelum kasus puncak melalui program surveilans seroprevalensi, kebijakan program vaksinasi, fogging, dan penanganan kasus 

Mulya Fitranda. AR 
Mulya Fitranda. AR 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun