Mohon tunggu...
Lintang Faizun
Lintang Faizun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo! Saya Lintang Faizun mahasiswa program studi Ekonomi Syariah yang saat ini kuliah di UIN Prof K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto, saya sangat tertarik dengan dunia bisnis dan konten kreator. Visi saya adalah untuk menginspirasi dan memotivasi orang lain melalui konten yang relevan dan berkualitas. Misi saya adalah menciptakan komunitas bisnis di mana ide-ide dapat dibagikan dan kolaborasi dapat berkembang. Saya percaya bahwa setiap cerita memiliki kekuatan untuk mengubah perspektif dan menciptakan dampak yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sinopsis buku "Teach Like Finland" karya Timothy D. Walker

14 Desember 2024   10:46 Diperbarui: 14 Desember 2024   10:46 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Buku Teach Like Finland (2017) adalah sebuah buku yang menceritakan pengalaman pribadi penulis selama menjadi guru di negara Finlandia, sebuah negara yang siswa-siswinya berada di urutan pertama PISA (Programme for International Student Assessment).

Finlandia telah lama dikenal memiliki sistem pendidikan yang unik namun efektif melahirkan siswa-siswi yang cerdas. Semua itu bisa diraih tanpa membebani anak didik dengan jam pelajaran yang ketat. Nah di dalam buku ini anda akan menemukan 33 strategi sederhana untuk kelas yang menyenangkan.

Ada empat unsur merupakan hal yang terkait dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Sementara satu lagi terkait dengan apa yang dilakukan oleh anak ketika tidak berada di sekolah.

Pertama, sekolah diposisikan sebagai tempat belajar yang menyediakan pendidikan secara seimbang, menyeluruh dan berorientasi pada anak.

Kedua, pemerintah Finlandia sangat memperhatikan mutu pendidikan para pengajar. Untuk meraih keberhasilan mengajar di kelas, dibutuhkan guru-guru yang terlatih dengan baik.

Ketiga, pemerintah di sana juga telah mengembangkan sebuah mekanisme permanen demi meningkatkan keamanan, kesejahteraan serta kesehatan siswa di semua sekolah. Tujuan utamanya agar hal-hal tersebut tidak menghalangi siswa dalam belajar.

Keempat, kepemimpinan pendidikan di level tengah harus berada di tangan seorang pendidik yang memiliki pengalaman serta berkualitas. Para kepala sekolah di sana, selain melakukan tugas kepemimpinan, juga diharuskan mengajar. Hal ini dimaksudkan agar mereka tetap memiliki pengalaman langsung di 

Adapun metode istirahat yang teratur guna membuat anak lebih mampu mengoptimalkan kerja otaknya.

Di Finlandia, anak-anak terbiasa istirahat 5 menit setiap 1 jam pelajaran (45 menit). Mereka akan menggunakannya untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Selanjutnya mereka bisa kembali lagi ke dalam kelas dengan wajah ceria dan lebih fokus pada pelajaran. Istirahat sesaat atau jeda saat belajar akan membuat mereka segar seharian sehingga lebih
maksimal dalam memerhatikan dan menyerap pelajaran.

Selain memberikan kegiatan istirahat, perlu juga mengajak siswa untuk melakukan aksi bergerak dengan gembira sehingga mereka mau melakukan kegiatan fisik dengan sukarela. Cobalah untuk memasukkan kegiatan tersebut dalam proses belajar secara alami. Beberapa anak di kelas sering mengatakan bahwa mereka membutuhkan udara segar. Biarkan mereka membuka jendela dan menghirup udara yang masuk. Otak juga membutuhkan udara segar. Dengan membuka jendela, sirkulasi udara akan menjadi lebih baik. Ini juga merupakan bagian dari mengistirahatkan otak.

Adapun beberapa strategi pengelolaan kelas guna mengembangkan penguasaan siswa. 

Anda bisa mengajarkan materi pelajaran tertentu dengan mempergunakan project-based learning (PBL). 

Instruksi yang beragam dalam buku panduan membuat guru bisa sangat fleksibel dalam mengatur materi sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dalam kelas. Jangan abaikan buku pegangan karena itu sangat membantu untuk mengukur sejauh mana pencapaian materi siswa. Manfaatkan buku pegangan secara maksimal. Materi pembelajaran jika dipergunakan secata strategis akan membantu siswa menguasai isi pembelajaran.

Manfaatkan teknologi yang ada guna menunjang proses belajar. Tak ada yang terlalu cepat bagi siswa jika tujuannya untuk pembelajaran. Ini bisa membawa kegembiraan yang berdampak pada semangat belajar dan pencapaian nilai. 

Minta siswa menguraikan apa yang ia pelajari. Ini merupakan pembuktian dari apa yang sudah ia pelajari. Buat tes yang menuntut siswa membuktikan jawaban mereka melalui pertanyaan yang terbuka. Hal ini untuk membuktikan bahwa pembelajaran mereka dapat diterapkan dalam banyak aspek kehidupan.

Diskusikan nilai yang diperoleh siswa. Jika mereka merasa harus mendapat nilai tinggi padahal materi yang ia kuasai masih kurang, beri pengertian. Tetapkan standar nilai bersama yang harus didapat. Meski kadang tidak nyaman, mendiskusikan nilai dengan siswa membantu siswa lebih memahami peran mereka dalam menentukan nilai mereka sendiri.

Kesimpulan dari buku ini adalah suksesnya pendidikan bukan ditentukan dari panjangnya waktu siswa belajar di kelas, namun lebih karena kegembiraan mereka saat berada di dalamnya dan seluruh alam semesta adalah ruangan kelas, siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja ia mau. Berikan ia kebebasan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan diri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun