Terpurukkah kondisi kita? yang jelas, ada banyak rekayasa yang berniat menghilangkan sejarah emas umat Islam. selain itu tak adalagi orang-orang yang gemar mempelajari sejarah. Telah diciptakan kondisi dimana manusia  memilih sesuatu yang gampang dan instan. Tak adalagi yang bergelut dengan naskah-naskah tua, mencermati kitab sumber sejarah dan hikmah.
Para peneliti sejarah digambarkan sangat tidak populer, mereka ada dipojok gelap sebuah ruangan terbatuk-batuk karena debu yang menyelimuti buku, dan sesak nafas karena asma yang diderita. Hal ini tidak bisa diteruskan terjadi. Semangat solidaritas dan kesadaran sejarah harus dibangun dan di bangkitkan.
Dulu umat dan perjuangan tak bisa dipisahkan. Perjuangan bahkan lahir dari umat. Kita ingat siapa yang pertama kali memulai demonstrasi pada tahun 1973 untuk menentang undang-undang perkawinan yang kontroversial? Mereka adalah pemuda-pemuda dari generasi Islam. Mereka menolak tunduk dan melawan ancaman tembak ditempat. Para pemuda ini di dilindungi dan dikawal umat dan rakyat. Mereka bergerak dan hanya dalam tempo dua jam gedung DPR-MPR berhsil dikuasai. Peristiwa ini terjadi setahun sebelum peristiwa MALARI yang dibangga-banggakan itu. Pemuda-pemuda Islam pada tahun 1973 tidak lagi menghitung nyawa. Dan hal itu masih berlangsung hingga kini. Jadi tidak sepenuhnya benar kalau kita dalam kondisi terpuruk.
Dulu pada masa-masa sulit saya membayangkan suatu hari nanti dimasa depan, akan muncul gadis-gadis berjilbab dari sudut jalan dan gang. Mereka akan memenuhi banyak lini kehidupan. Pada saat itu pelarangan jilbab bukan main ketat dan kerasnya. Kini terbukti Jilbab menjadi trend tersendiri di generasi muda Islam.
Saya tidak meramal sejarah. Saya hanya mencoba meyakinkan bahwa ada kekuatan diatas kekuatan. Kalau kita renungi jika kekuasaan itu adalah modal segalanya, mestinya dakwah ini sudah habis sejak awal. Sebab represifitas yang terjadi bukan alang besar.
Saya pernah membaca tentang kongres di Colorado yang menyatakan bahwa akan ada penghilangan Islam di Indonesia. Target maksimal di tentukan pada tahun 2000. Tapi apa yang terjadi, lima tahun sebelum tahun 2000 barisan terdepan dalam shalat-shalat jamaah selalu di penuhi pemuda.
Mereka bukan pemuda biasa, mereka adalah sarjana dengan keilmuan sosial dan kesholehan yang cukup bisa di harapkan. ini membuktikan mungkin mereka bisa menguasai sistem dan tata pemerintahan, tapi sekali lagi mereka tak bisa mengontrol apalagi menguasai akar rumput umat ini. Fenomena ini adalah sebuah isyarat kebangkitan Islam akan berawal dari para pemuda.
Fenomena sebaliknya sedang terjadi di negeri-negeri Barat, mereka justru kehilangan para pemudanya. 40 tahun lagi bisa jadi mereka tidak memiliki pemuda lagi. Karena saat ini mereka sangat gemar seks bebas dan tidak suka memiliki bayi. Sementara umat Islam terus produktif. Siapa yang mengisi dunia ini dimasa depan nanti? Tak perlu dijawab sekarang.
Apa yang dilakukan Barat pada Islam sering menghasilkan efek yang membuat mereka terkejut-kejut sendiri. Kerap kali apa yang dilakukan Barat justru menjadi stimulan-stimulan dalam tubuh umat Islam untuk melakukan percepatan-percepatan tertentu untuk meraih cita-cita yang telah di idamkan.
Perjalanan secara pasti akan terus berjalan tanpa henti. Gangguan pun akan terus datang silih berganti. kalau umat ini tak berdaya mengatasi hambatan, maka dakwah otomatis akan menemui jalan buntu. Dan itu tak biasa dibiarkan terjadi.
Bisa jadi konfrontasi dengan Barat pada saatnya akan menyurut. Tapi konfrotansi baru, hanya terjadi ketika umat memiliki daya . Dan pada saatnya akan menentukan arah masa depan bangsa dan semangat republik ini. Apa yang saya katakan bukanlah ramalan atas sejarah, tapi adalah harapan atas umat dan bangsa Indonesia.