Mohon tunggu...
Linta Krida10
Linta Krida10 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa TKDN/pertukaran mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

19 Januari 2025   10:38 Diperbarui: 19 Januari 2025   10:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

Teori attachment, yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth, merupakan salah satu pendekatan penting dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan bagaimana hubungan awal antara anak dan pengasuhnya mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional individu sepanjang hidup. Teori ini menekankan pentingnya ikatan emosional yang terbentuk antara anak dan orang tua atau pengasuh sebagai dasar untuk kesehatan mental dan hubungan interpersonal di masa depan.

Konsep Dasar Teori Attachment

John Bowlby, seorang psikiater dan psikoanalis, adalah pelopor teori attachment. Ia berpendapat bahwa ikatan emosional antara anak dan pengasuh adalah hasil dari proses evolusi yang bertujuan untuk meningkatkan peluang bertahan hidup anak. Menurut Bowlby, anak-anak dilahirkan dengan naluri untuk mencari kedekatan dengan pengasuh mereka, terutama dalam situasi yang menimbulkan stres atau ancaman. Ikatan ini berfungsi sebagai "secure base" yang memungkinkan anak untuk menjelajahi lingkungan mereka dengan rasa aman.

Mary Ainsworth, seorang psikolog perkembangan, melanjutkan penelitian Bowlby dengan mengembangkan metode observasi yang dikenal sebagai "Strange Situation." Dalam eksperimen ini, Ainsworth mengamati perilaku anak-anak ketika mereka dipisahkan dari dan kemudian dipertemukan kembali dengan pengasuh mereka. Penelitian ini menghasilkan klasifikasi gaya attachment yang berbeda, yaitu secure, avoidant, anxious, dan disorganized attachment.


Gaya Attachment:
1. Secure Attachment: Anak-anak dengan gaya attachment ini merasa aman ketika bersama pengasuh mereka. Mereka menunjukkan kecenderungan untuk menjelajahi lingkungan saat pengasuh hadir dan merasa cemas saat terpisah tetapi cepat pulih setelah bertemu kembali. Gaya ini biasanya muncul dari pengasuhan yang responsif dan konsisten.

2. Avoidant Attachment: Anak-anak dengan gaya ini cenderung menghindari kedekatan dengan pengasuh. Mereka mungkin tidak menunjukkan banyak reaksi saat dipisahkan atau dipertemukan kembali. Ini sering kali terjadi akibat pengasuhan yang tidak responsif atau mengabaikan kebutuhan emosional anak.

3. Anxious Attachment: Anak-anak dengan gaya ini menunjukkan kecemasan berlebihan ketika terpisah dari pengasuh dan sulit untuk merasa tenang saat bertemu kembali. Mereka mungkin tampak marah atau bingung. Gaya ini sering terjadi ketika pengasuhan tidak konsisten, di mana pengasuh kadang-kadang responsif tetapi juga sering kali mengabaikan kebutuhan anak.

4. Disorganized Attachment: Gaya ini ditandai oleh perilaku yang tidak konsisten dan bingung. Anak-anak dengan gaya ini mungkin menunjukkan perilaku ketakutan terhadap pengasuh mereka atau mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi mereka. Ini sering kali terkait dengan pengalaman trauma atau ketidakstabilan dalam lingkungan keluarga.


Internal Working Models

Salah satu konsep kunci dalam teori attachment adalah "internal working models" (IWM), yaitu representasi mental yang terbentuk berdasarkan pengalaman awal dengan pengasuh. IWM mencakup pandangan individu tentang diri sendiri dan orang lain serta harapan tentang interaksi sosial di masa depan. Jika seorang anak memiliki pengalaman positif dengan pengasuhnya, mereka cenderung mengembangkan IWM yang positif tentang diri mereka sendiri dan kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat.

Sebaliknya, pengalaman negatif dapat menghasilkan IWM yang buruk, di mana individu merasa tidak layak dicintai atau sulit mempercayai orang lain. IWM ini akan mempengaruhi cara individu berinteraksi dalam hubungan di masa dewasa.

Implikasi Teori Attachment

Teori attachment memiliki implikasi luas dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikologi klinis, dan kebijakan sosial. Dalam konteks pendidikan, pemahaman tentang attachment dapat membantu pendidik menciptakan lingkungan belajar yang mendukung bagi siswa. Misalnya, guru dapat berperan sebagai figur yang memberikan dukungan emosional bagi siswa sehingga mereka merasa aman untuk belajar dan berpartisipasi.

Dalam psikologi klinis, terapi berbasis attachment dapat membantu individu memahami pola hubungan mereka dan bekerja melalui masalah emosional yang muncul akibat pengalaman masa kecil. Ini dapat membantu individu membangun hubungan yang lebih sehat di masa dewasa.

Kesimpulan

Teori attachment oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya ikatan emosional awal dalam perkembangan manusia. Dengan memahami bagaimana gaya attachment terbentuk dan mempengaruhi kehidupan seseorang, kita dapat lebih baik mendukung perkembangan sosial dan emosional individu dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Teori ini tetap relevan dalam memahami dinamika hubungan manusia serta dalam upaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan kesehatan mental dan emosional masyarakat secara keseluruhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun