Bahasa memiliki tata bahasa yang mengasumsikan kebenaran norma konvensional dan sosial, namun penggunaan bahasa itu benar. standar kebenaran harus dipandu oleh orang-orang yang mampu melihat kebenaran sendiri, rasional atau cerdas dalam berpikir (Whorf, 1940). Tugas konselor adalah membimbing klien untuk mengembangkan perilaku normatif dan menjadi individu yang bertanggung jawab.
Bahasa juga dianggap sebagai faktor kunci dalam mengumpulkan dan mentransmisikan informasi dan pembelajaran bagi individu (nal, Menderes dan Yagci, Mustafa, 2014). mempertimbangkan metode pengajaran dan pengajaran menggunakan bahasa sebagai alat baik dalam pembelajaran pendidikan maupun pembelajaran kehidupan. Hal ini melahirkan pandangan dunia yang mengacu pada pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain dan terhadap lingkungannya (KoltkoRivera, 2004).
Sedangkan pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan proses yang diterapkan konselor untuk membantu atau membimbing peserta didik menuju tujuan yang diinginkannya. dapat mengambil keputusan atau memecahkan masalah dengan memahami fakta, keinginan, kebutuhan dan perasaan pelanggan. Tujuannya adalah agar pelanggan dapat melihat masalah mereka dengan lebih jelas sehingga mereka dapat memilih solusi bagi diri mereka sendiri (Shertzer dan Stone, 1971).
Bahasa merupakan cerminan pikiran, apa yang dikatakan orang mencerminkan pandangan dunia mereka. Konselor sering kali menyarankan klien untuk menggunakan jargon baru atau kata-kata tertentu yang memperkuat gagasan bahwa klien bertanggung jawab atas kehidupan, pikiran, dan perasaannya sendiri. Misalnya, ketika seorang klien mengatakan, "saya tampaknya tidak bisa bekerja tepat waktu," konselor menantang kurangnya klien tanggung jawab dengan menyarankan bahwa ulang kata-kata klien sebagai berikut:" Saya tidak akan pergi bekerja tepat waktu, "atau" Saya memilih untuk tidak" Konselor juga menantang klien ketika mereka terlibat dalam pemikiran hitam-putih, menggunakan istilah seperti selalu dan tidak pernah.
Sebagian besar konselor bertujuan untuk membantu klien menavigasi berbagai situasi kehidupan sepanjang hidup, seperti pendidikan, pekerjaan, hubungan, dan keluarga. Tugas konselor adalah menjabarkan aspirasi klien dengan proses konseling dan aturan konsultasi. Dalam proses konseling, konselor dan klien terutama terlibat dalam kolaborasi, mengandalkan bahasa dalam komunikasi lisan.
Penutup
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam pengajaran, bimbingan dan konseling. Melalui bahasa, manusia menciptakan keterampilan baru, seperti cara berpikir, alat komunikasi, dan memanipulasi suasana pendidikan atau situasi pendidikan. Bahasa erat kaitannya dengan emosi dan tindakan atau perilaku seseorang, sehingga bahasa dapat mencerminkan kepribadian seseorang dan pandangan dunia seseorang.
Dalam konteks bimbingan dan konseling, bahasa memegang peran yang sangat penting sebagai sarana utama untuk menyampaikan pesan, membangun hubungan yang baik antara konselor dan klien, serta memfasilitasi pemahaman yang mendalam. Penggunaan bahasa yang tepat dan lugas dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan memperkuat proses komunikasi, memungkinkan konselor untuk mengekspresikan empati, mendengarkan dengan penuh perhatian, serta membantu klien dalam merumuskan dan memahami masalah serta solusi yang mungkin. Dengan demikian, bahasa bukan hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam membangun hubungan yang memungkinkan terjadinya perubahan positif dalam kehidupan klien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H