Ada yang aneh tentang peraturan yang melarang penggunaan ganja, sementara alkohol beredar luas dalam masyarakat kita. Padahal sudah sangat jelas bahwa alkohol memiliki efek yang jauh berbahaya jika dibandingkan dengan ganja.
Dalam artikelnya, Do Harsh Pot Laws Create a Dangerous Drinking Culture? penulis Kristen Gwyne menyebutkan bahwa pelarangan ganja telah menyebabkan orang-orang 'melarikan diri' pada alkohol. Padahal, di Amerika, alkohol telah menjadi penyebab tidak kurang dari 70.000 orang per tahun.
Di sekitar kita juga bisa kita lihat bahwa minuman keras adalah biang kerusakan yang berbahaya. Orang yang mabuk karena alkohol akan memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang merugikan bahkan membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
Di lain pihak, ganja sudah sejak lama dipakai dalam dunia medis sebagai bahan berharga yang memiliki banyak khasiat. Ahli bedah Kaisar Nero yang bernama Dioscorides mencatatkan ganja (Cannabis sativa herbal) sebagai bahan untuk dimasukkan dalam campuran berbagai obat.
Kalau alkohol berbahaya dan ganja justru memiliki fungsi medikal, mengapa justru alkohol bebas beredar di masyarakat dan ganja dilarang?
Bahkan rokok memiliki efek yang jauh berbahaya dibandingkan dengan ganja. Tetapi, seolah merupakan ancaman yang mendatangkan mimpi buruk, pemerintah di berbagai negara di dunia dengan ketat melakukan pelarangan terhadap penggunaan ganja.
Edukasi, regulasi, dan pengendalian peredaran ganja seharusnya dilakukan dengan cermat dan lebih bijaksana. Kesalah kaprahan ini telah berlangsung terlalu lama. Masyarakat butuh mengetahui kebenaran dan alasan di balik pelarangan terhadap ganja yang sejauh ini terbukti hanya dilatar belakangi oleh cerita-cerita buruk yang tidak benar tentang ganja.
Beberapa situs populer yang giat berkampanye tentang kegunaan ganja antara lain:
Saferchoice.Com
LegalisasiGanja.Com
Legalize.Com
Legalize.Org
Selain itu akan sangat lebih baik jika mencari sendiri buku-buku yang menjelaskan tentang manfaat ganja di perpustakaan atau toko-toko buku terdekat. Buku yang sudah terbit yang berhubungan dengan hal ini salah satunya adalah Hikayat Pohon Ganja yang diterbitkan oleh Lingkar Ganja Nusantara.
Mitos buruk ganja yang terlanjur beredar luas dan diperkuat oleh aturan sembrono yang diterapkan oleh negara membuat ganja terpinggirkan dan penggunanya dicap sebagai pelanggar hukum bahkan sampah masyarakat, karena ganja dimasukkan sebagai narkotika kelas berat (lagi-lagi keliru).
Pemerintah seharusnya melakukan penelitian yang benar dan memberikan pendidikan yang benar tentang ganja kepada masyarakat luas. Kesalahkaprahan tentang ganja seharusnya segera dapat diakhiri agar pemanfaatan ganja, terutama di bidang medis, bisa dilakukan dan dimaksimalkan.
Saya bukan pengguna ganja, tetapi literatur-literatur yang saya baca ternyata menunjukkan bahwa banyak keuntungan yang bisa didapatkan jika pemerintah melakukan legalisasi ganja. Keuntungan ini terutama akan dirasakan oleh rakyat kecil. Dengan legalisasi ganja dan penggunaannya di bidang medis, banyak obat-obatan yang harganya mahal bisa digantikan dengan ganja. Dengan demikian, biaya pengobatan yang sangat tinggi bisa ditekan. Karena tanah kita yang subur tentu akan menjadi lahan yang baik untuk membudidayakan ganja. Obat-obatan yang berasal dari ganja lokal tentu akan jauh lebih murah harganya jika dibandingkan dengan obat-obatan kimia yang diimpor dari luar negeri.
Kecuali kalau pemerintah memang bermaksud mencekik masyarakat kecil dengan biaya pengobatan yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H