Fenomena ini juga bisa memiliki aspek sosial dan identitas yang kuat. Orang mungkin menggunakan paragog atau aferesis untuk menunjukkan afiliasi dengan kelompok tertentu atau untuk menandai identitas mereka sebagai anggota kelompok sosial atau budaya tertentu. Misalnya, penggunaan aferesis tertentu dalam percakapan bisa menandakan bahwa seseorang berasal dari kelompok tertentu atau ingin menunjukkan identitas mereka.
Fenomena paragog dan aferesis juga bisa sangat dipengaruhi oleh konteks komunikasi. Dalam situasi formal, seperti pidato atau penulisan resmi, orang cenderung lebih berpegang pada tata bahasa baku dan menghindari kesalahan ucap atau penulisan. Namun, dalam percakapan sehari-hari atau lingkungan yang lebih santai, fenomena ini bisa lebih umum terjadi.
Penting untuk diingat bahwa fenomena paragog dan aferesis biasanya terkait dengan varietas bahasa yang kurang formal atau non-standar dan bisa menjadi bagian penting dari bahasa sehari-hari dalam masyarakat tutur. Fenomena ini juga dapat berperan dalam mempertahankan identitas dan kekayaan budaya dalam suatu komunitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H