Adapun data mengenai persaingan toko Online di Indonesia, yang berasal dari riset yang dilakukan oleh IPrice, yang menyatakan bahwa dari data tersebut bisa terlihat tingkat kunjungan pada Marketplace shopee di Indonesia mengalami peningkatan/pertumbuhan dari tahun 2018. Aplikasi shopee ini telah dilengkapi dengan fitur – fitur yang bagus dan menarik seperti fitur live chat, social sharing, hastag, promo dari berbagai toko online, diskon yang kadang cukup besar yang bisa membuat pembeli betah dan lebih hemat saat berbelanja di Marketplace shopee ini, ada juga voucher gratis ongkir (ongkos kirim) yang sering diberikan pada konsumen secara cuma – cuma apalagi pada saat ada event khusus yang di mana hal – hal ini dapat menggaet lebih banyak konsumen atau pengguna aplikasi shopee.Â
Pengunjung bulanan pada Marketplace shopee di Indonesia saat kuartal keempat tahun 2018 terdapat 67.6 juta pengunjung, kuartal keempat tahun 2019 terdapat 72.9 juta pengunjung, kuartal keempat tahun 2020 meningkat menjadi 129.3 juta pengunjung, dan pada saat kuartal keempat tahun 2021 meningkat pula menjadi 138.7 juta pengunjung. Dari data riset tersebut yang dilakukan oleh IPrice dapat kita simpulkan bahwa terjadi peningkatan pengunjung marketplace shopee di Indonesia dari pada saat pandemi Covid-19 hingga pasca pandemi Covid-19. Di saat pandemi melanda Marketplace ini dapat menjadi solusi/ pilihan bagi orang-orang dalam melakukan aktivitas jual beli.
   Terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi orang – orang untuk menggunakan marketplace dalam melakukan aktivitas jual beli yaitu:Â
Pertama, Faktor Kepercayaan Konsumen, Merujuk pada jurnal yang susun oleh Novita dan Mia (2020), Menurut Mayer et al (1995) mengungkapkan bahwa kepercayaan dalam jual beli online, melibatkan kepercayaan konsumen pada penjual yang tidak dikenal, produk atau layanan yang tidak dapat mereka lihat, sentuh, atau coba akan tetapi dapat menjadi faktor juga dalam proses jual beli online. faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu Kemampuan (ability), Kemampuan mengacu pada bagaimana proses transaksi, Kebaikan hati (Benevolence) Integritas (integrity).Â
Kedua, Faktor kemudahan dalam transaksi, Menurut Romla dan Ratnawati (2018), pembeli online percaya bahwa situs online shopping yang mudah pengoperasiannya, mudah dipahami, mudah dipelajari merupakan karakteristik kemudahan.Â
Indikator yang digunakan adalah yang mudah untuk dipelajari, mudah untuk digunakan, mudah dalam melakukan transaksi, mudah untuk memperoleh apa yang diinginkan pengguna.Â
Ketiga, Faktor kualitas pelayanan, Minat beli konsumen sehingga memutuskan untuk membeli produk, Toko online juga dipengaruhi oleh kualitas pelayanannya (Bakti, et.al, 2022).Â
Keempat, Faktor Kelengkapan Informasi, Merujuk pada jurnal yang disusun oleh Harahap dan Dita (2018: 203) menyatakan bahwa informasi mengenai barang yang dibeli dapat dengan mudah diakses melalui internet. Dan juga sudah fitur seperti rating dan review dari konsumen yang lain agar kita dengan mudah dapat melihat ulasan tentang bagaimana kualitas dan informasi dari produk yang akan kita beli.Â
Kelima, Faktor efisiensi waktu, Merujuk pada jurnal yang disusun oleh Harahap dan Dita (2018: 203) menyatakan bahwa calon pembeli dapat dengan mudah untuk melalukan proses belanja selama 24 jam di mana saja dan kapan saja. Hanya dengan ketersediaan uang, gadget dan internet yang baik saja calon pembeli dapat berbelanja dengan leluasa lewat marketplace.Â
Keenam, Faktor kenyamanan, Merujuk pada jurnal yang di susun oleh Harahap dan Dita (2018: 203) menyatakan bahwa faktor ini dapat meminimalisir terjadinya interaksi tatap muka sehingga tidak perlu untuk berdesak – desakkan ketika hendak ingin berbelanja.Â
Ketujuh, Faktor Keamanan, Merujuk pada jurnal yang di susun oleh Novita dan Mia (2020), Menurut Chung dan Shin (2010) yang berpendapat bahwa keamanan bertransaksi dalam sistem belanja online menjadi faktor penting untuk menarik pelanggan, mengingat keamanan sebuah situs ritel yang akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan.