Mohon tunggu...
lingkan bimoro
lingkan bimoro Mohon Tunggu... KOAS -

Hanya dek koas yang berusaha memenuhi harapan orang tua. Suka teater, membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tujuh Macam Pasien (Just Kidding Version)

7 Desember 2015   16:10 Diperbarui: 8 Desember 2015   11:10 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber ilustrasi: Dokumen Kompas Print"][/caption] 

Sepanjang saya berada di RS setiap hari selama 22 minggu terakhir ini, banyak tipe pasien atau keluarganya, yang saya hadapi. Entah di poliklinik, entah di bangsal. Sekarang, saya temukan banyak juga macam pasien di ruang bersalin (VK) dan di ruang bedah (Instalansi Bedah Sentral; IBS). Merekalah yang membuat hari-hari saya berwarna. Dan, inilah - tanpa mengurangi rasa hormat  - tujuh tipe pasien di Rumah Sakit, menurut on the Lingkan:

1. Pasien Tanya. Tipe pasien ini, tanya apa saja.
Saya: Bapak nanti ke laborat, bawa kertas ini, terus hasilnya dibawa saat kontrol ya Pak.
Pasien: Saya mesti ke mana Mbak, sekarang?
Saya: Ke laborat Pak. 
Pasien: Laboratnya di mana?
Saya: Di sebelah kanan, habis itu belok kiri situ Pak.
Pasien: Terus, di laborat ngapain? Saya disuntik? Diambil darahnya?
Saya: Iya, Pak.
Pasien: Sakit nggak Mbak? Kalo istri saya nemenin saya boleh?
Saya: Errhh.. Ke laborat aja deh Pak!

2. Pasien Piknik
Nah, ini adalah pasien yang paling banyak membuang sampah di RS. Setiap kali ke poliklinik, kalau menunggu sedikit saja, pasien ini pasti makan. Apalagi kalo ada keluarganya yang dirawat di rumah sakit. Mereka meggelar tikar di lantai, dan di tengahnya ada buah dan segala cemilan bervariasi. Yaah, saya bisa mengerti makanan itu adalah mungkin untuk menyuguhkan tamu yang datang menjenguk pasiennya. Tapi tetap saja, rasanya seperti, "Ini mau menjenguk, apa mau hajatan?"

Makanannya lebih banyak dari kosan saya (haha.. ya iyalah, secara saya pas-pasan) dan lengkap dari makanan ringan, buah, jus, sirup, teh, makanan berat berupa nasi beserta rantangan isi lauk, hingga kue Khong Guan yang isinya rengginang. 

Yaaa, tidak masalah dengan itu semua. Tapi kadang mengganggu dokter yang akan visit sangking banyaknya makanan di atas tikar. Dan, mengganggu koas yang kelaparan, karena ingin makan namun apa daya tangan tak sampai.

3. Pasien Drama.
Pasien ini kebanyakan di IGD. Terutama wanita. Bayangkan:
Saat itu hujan deras. Namun hatiku, tidak semendung awan, tidak sederas hujan. Aku bahagia, begitu pula dia kekasihku yang berada di depan, mengendarai motor dengan hebatnya. Lalu, tiba-tiba sesuatu terjadi. Ada jalanan yang berlubang besar di depan, namun kami tidak bisa mencegah. Kekasihku menghindari lubang itu, tapi ternyata jalan terlalu licin. Kami tergelincir ke arah kiri, menabrak semak-semak. Lalu aku melihat pacarku...

Saya: Ooh, jadi jatuh ke arah kiri ya mbak. Ada cedera di kepala? Masnya sempat pingsan?
Mbak: Nggak sih, tapi... pipi indahnya, dok. Aku.. Dia... huhuhuhuuuu..
Saya: Ooh, cuma luka di pipinya aja kan? Ada mimisan? Atau benturan di dada?
Mbak: Huhu..hu... Nggak dok. Dokter cepetan deh bertindak!
Saya: Iya, mbak. Mbaknya jangan nangis yah..
Mbak: (tiba-tiba mengenali seseorang) Ah, ma.. Mama!?!
Mama: Lho.. Kamu ngapain di sini?? Ngapain sama cowok ini? Sudah mama bilang, kamu gak boleh pacaran sama dia!
Mbak: Tapi aku cinta dia ma! Ini hidup aku!
(datang bapak-bapak)
Bapak: Lho, kamu kok ada di sini? 
Mama: Lho, mas?!
Mbak: Ini siapa ma?! Mama... Se.. Seling..??
Mama: Jangan bicara yang ngawur kamu!! Kamu itu masih anak-anak! (Plak!)
Saya: Err.... 

Hahahha.. Memang tidak seperti ini, tapi pasien drama itu ada. Tiba-tiba bed sebelah ternyata anaknya sepupu kakaknya lah, ada yang nangis karena dismenorea (sakit saat menstruasi) tapi pacarnya ikutan nangis laah.. Ada.

4. Pasien Pasrah.
Naah, ini biasanya adalah pasien manula. Baginya, dokter adalah utusan dewa, bisa apa saja. Apa yang diinginkan dokter, adalah amanah dari Yang Maha Kuasa. 

Dokter: Opa, ini opa punya tumor jinak di prostat Opa. Gimana, mau dioperasi atau nggak, Opa?
Opa: Gi.. gimana? Gimana, Dok?
Dokter: Opa punya tumor di prostat Opaa.. Mau dioperasi gaak?
Opa: Terserah dokter saja, Dok.
Dokter: Wah, gak diskusi sama keluarga dulu?
Opa: Terserah dokter saja, Dok..
Dokter: Lho, kok terserah. Tadi yang nganter siapanya? Suruh masuk gih. Keponakan? Anak?
Opa: Terserah bapak dokter saja! Saya ikhlas!

Terserah Opa juga deh! :D

5. Pasien Optimis
Naah, pasien ini adalah pasien favorit saya. Saya senang melihat pasien seperti ini, yang memandang bahwa penyakitnya bukan akhir dari dunia. Kadang, pasien ini memberikan pelajaran yang berharga bagi saya, saya yang termasuk suka menggerutu dan mengeluh pada apapun jua. 

Tidak peduli seberapa berat danpanjang pengobatannya, ia yakin bahwa besok akan lebih baik dari hari ini. Ia yakin bahwa ia akan bekerja lagi setelah pulang dari rumah sakit. Ia yakin, bahwa ia akan sembuh seperti dulu. Makannya, ia mengikuti semua petunjuk dokter dengan baik, mengatakan apapun yang dirasa, dan sungguh-sungguh berterima kasih kepada dokter saat pulang. Keluar dari ruangannya, yang saya rasa adalah keceriaan dan kesegaran di tengah padang gurun perkoasan ini. Salut!

6. Pasien Rajin
Karena BPJS, obat yang diberikan (terutama obat jangka panjang seperti obat hipertensi, DM, dan sebagainya) terbatas pada paket yang disediakan BPJS. Setiap minggu pasien harus kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan obat, karena BPJS hanya memberikan jatah seminggu untuk obat tersebut, walau sudah diresepkan 1 bulan.

Oleh karena itu, pasien harus rajin datang ke poliklinik untuk kontrol. Saya kadang kasihan dengan pasien BPJS seperti ini. Saya tahu, pergi ke RS berarti harus berhenti bekerja untuk meluangkan waktu ke dokter, bahkan ada juga jauh-jauh ke RS demi mendapatkan obat. Berapa biaya yang ia keluarkan untuk perjalanan? Berapa waktu yang ia luangkan dari rumah-RS-rumah setiap minggu? Diperlukan ketekunan dan keuletan dari pasien untuk menyembuhkan penyakitnya. 

Namun, ada juga yang seperti ini:

Dokter: Ibu, obat untuk sesak yang disemprotkan masih ada kan?
Ibu: Tinggal sedikit dok.
Dokter: Lho, kan saya kasih seminggu lalu, dan itu semprotan bisa 200 kali semprot lho bu. Kan saya bilang untuk semprot kalo perlu saja. Maksimal dua kali semprot sekali pemakaian.
Ibu: Iya dok. Tapi saya kan pengen cepet sembuh. Jadi saya semprot 8 kali setiap kali pakai.

Kerajinan.

 

7. Pasien Centil
Ini yang paling saya tidak sukai. Karena saya perempuan, saya sering digoda pasien lelaki.

Saya: Selamat pagi, Pak. Gimana, apa yang dirasakan hari ini? 
Bapak: Baikan Mbak.
Saya: Syukurlah. Kan Bapak sakit jantung. Sekarang gimana, masih berdebar-debar?
Bapak: (tiba-tiba tersenyum nakal) Iya, saya berdebar-debar di dekat Mbak.
Saya: Oke, Pak. Permisi.

Sebenarnya, pasien itu berbeda satu sama lain. Sebagai individu, manusia diciptakan berbeda dan itulah uniknya.
Tapi demi keseruan dunia perkoasan ini, bolehlah sekali-kali membuat tujuh macam pasien menurut on the Lingkan. :P

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun