Kalaupun jumlah like dan love di posting-an yang saya buat, mendapat atensi yang baik di beranda. Atau bilamana tulisan-tulisan saya di akun Kompasiana, terpilih jadi artikel pilihan dan headline, bagi saya itu hanya bonus saja. Karena hal tersebut bukanlah tujuan utamanya.
Berbagi gagasan, dan menyebarkan seluas-luasnya buah pikiran di wadah virtual, merupakan sasaran yang hendak saya tuju dalam hidup bersosial media. Selain untuk ajang mencari hiburan dan informasi tambahan, tentunya.
Andaikata hasil yang saya tuai dari berbagai proses itu adalah ketenaran (meskipun nyatanya tidak), hal tersebut saya dapat dari cara-cara nyata yang dapat dipertanggung jawabkan. Bukan sekadar mengandalkan kekuatan modal, untuk membeli buzzer-buzzer dunia maya, yang bekerja demi sebuah framing kesohoran sekelompok pengidap megalomania di sosial media.
Jadi, adakah dari anda yang hingga kini masih terlena dengan kesadaran palsu, dan atau menderita virus megalomania dalam bersosial media?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H