Mohon tunggu...
LINGGA NOVIANTY
LINGGA NOVIANTY Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru muda berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerita Praktik Baik: Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Sejarah

12 Februari 2024   13:01 Diperbarui: 12 Februari 2024   13:14 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penulis:

Lingga Novianty,S.Pd,M.M

Aksi 1 : 7 Desember 2023

Aksi 2 : 26 Januari 2024

Lokasi:

SMAN 3 KAB.TANGERANG

Tujuan yang ingin dicapai:

  • Penerapan model problem based learning untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran Sejarah
  • Meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui Penerapan model pembelajaran inovatif project based learning dalam pembelajaran Sejarah

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:

Berdasarkan Pengalaman saya sebagai guru SMAN 3 KAB. TANGERANG Bahwa masih banyak hal yang belum saya lakukan terutama saat merancang pembelajaran, kurang menggunakan sumber belajar, media belajar dan model pembelajaran yang inovatif, hal ini menyebabkan :

  • Peserta didik kesulitan memahami materi pembelajaran
  • Rendahnya hasil belajar peserta didik , atau belum mencapai nilai KKM yang diterapkan oleh sekolah
  • Peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal berbasis HOTS. Peserta didik kesulitan memahami maksud soal dan jawaban yang diberikan peserta didik terkait soal HOTS tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan.
  • Rendahnya motivasi belajar peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
  • Pemanfaatan teknologi dalam inovasi pembelajaran perlu ditingkatkan kembali agar proses pembelajaran menarik minat peserta didik.
  • Minat peserta didik yang masih kurang untuk belajar Sejarah
  • Pembelajaran hanya berjalan satu arah (Teacher center)

Berdasarkan permasalahan tersebut , dirancanglah perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) yang menjadi salah satu alternatif solusi terpilih adalah menggunakan sumber belajar selain buku paket contohnya Modul, mengunakan media pembelajaran inovatif seperti Video dan PPT, serta Guru belum mengimplementasikan model pembelajaran inovatif yang menarik respon peserta didik. Sehingga peserta didik merasa jenuh dalam pembelajaran dan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.

Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pemecahan masalah dengan tahap-tahap metode ilmiah sehingga diharapkan peserta didik mendapatkan pengetahuan tentang berbagai masalah yang terjadi di kehidupan nyata dalam upaya menciptakan suatu pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Model pembelajaran Problem Based Learning mengarahkan peserta didik untuk berinteraksi, mencari jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara berkolaborasi. Sehingga kegiatan dalam model pembelajaran problem based learning harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk. Artinya, peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik , mencapai keterampilan mengarahkan diri . guru dalam model ini berperan sebagai penyaji masalah , penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah , dan pemberi fasilitas pembelajaran, selain itu guru memberikan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/project-based-learning/

Menurut Schunk, pintrich dan Meece dalam Eggen 2012 menyatakan model-model pembelajaran Berbasis Masalah bisa efektif untuk meningkatkan motivasi peserta didik karena mereka memanfaatkan efek motivasi dari rasa ingin tahu, tantangan, tugas autentik, keterlibatan, dan otonomi, semua faktor yang meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.

Sehingga model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) ini relevan dengan yang mejadi latar belakang masalah, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik SMAN 3 Kabupaten Tangerang dalam proses pembelajaran sejarah.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah

     Berdasarkan Pengalaman saya sebagai guru SMAN 3 KAB. TANGERANG Bahwa masih banyak hal yang belum saya lakukan terutama saat merancang pembelajaran, kurang menggunakan sumber belajar, media belajar dan model pembelajaran yang inovatif, hal ini menyebabkan :

  • Peserta didik kesulitan memahami materi pembelajaran
  • Rendahnya hasil belajar peserta didik , atau belum mencapai nilai KKM yang diterapkan oleh sekolah
  • Peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal berbasis HOTS. Peserta didik kesulitan memahami maksud soal dan jawaban yang diberikan peserta didik terkait soal HOTS tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan.
  • Rendahnya motivasi belajar peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
  • Pemanfaatan teknologi dalam inovasi pembelajaran perlu ditingkatkan kembali agar proses pembelajaran menarik minat peserta didik.
  • Minat peserta didik yang masih kurang untuk belajar Sejarah
  • Pembelajaran hanya berjalan satu arah (Teacher center)

Berdasarkan permasalahan tersebut , dirancanglah perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) yang menjadi salah satu alternatif solusi terpilih adalah menggunakan sumber belajar selain buku paket contohnya Modul, mengunakan media pembelajaran inovatif seperti Video dan PPT, serta Guru belum mengimplementasikan model pembelajaran inovatif yang menarik respon peserta didik. Sehingga peserta didik merasa jenuh dalam pembelajaran dan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.

Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pemecahan masalah dengan tahap-tahap metode ilmiah sehingga diharapkan peserta didik mendapatkan pengetahuan tentang berbagai masalah yang terjadi di kehidupan nyata dalam upaya menciptakan suatu pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Model pembelajaran Problem Based Learning mengarahkan peserta didik untuk berinteraksi, mencari jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara berkolaborasi. Sehingga kegiatan dalam model pembelajaran problem based learning harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang memiliki hasil akhir berupa produk. Artinya, peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik , mencapai keterampilan mengarahkan diri . guru dalam model ini berperan sebagai penyaji masalah , penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah , dan pemberi fasilitas pembelajaran, selain itu guru memberikan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual peserta didik. https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/project-based-learning/

Menurut Schunk, pintrich dan Meece dalam Eggen 2012 menyatakan model-model pembelajaran Berbasis Masalah bisa efektif untuk meningkatkan motivasi peserta didik karena mereka memanfaatkan efek motivasi dari rasa ingin tahu, tantangan, tugas autentik, keterlibatan, dan otonomi, semua faktor yang meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.

Sehingga model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) ini relevan dengan yang mejadi latar belakang masalah, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik SMAN 3 Kabupaten Tangerang dalam proses pembelajaran sejarah.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

     Dari hasil tindakan yang saya lakukan dikelas XI Pendidikan Sejarah di SMAN 3 KAB.TANGERANG  Pada Materi Akar-akar Demokrasi di Indonesia dengan menggunakan Model PJBL diperoleh:

  • Hasil belajar peserta didik  meningkat dan lebih mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah
  • Minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran meningkat
  • Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran jadi lebih baik, seperti berdiskusi dalam kelompok , mengerjakan tugas , dan mengemukakan pendapat kepada guru.

Sehingga saya ingin membagi pengalaman praktik pembelajaran ini sebagai informasi yang bisa digunakan oleh rekan-rekan guru yang lain dalam merancang perangkat pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning.

Praktik ini menjadi penting dibagikan untuk menunjukan praktik baik yang sudah dilakukan, berbagi pengalaman kepada orang lain termasuk rekan guru di lingkungan sekolah atas kegiatan yang telah dilaksanakan, memotivasi guru lain dan saya sendiri untuk berbuat yang terbaik serta memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi peserta didik.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini

Saya berperan sebagai seorang guru yang melaksanakan tugas mengajar dengan memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Saya mengawali kegiatan merancang perangkat pembelajaran berdasarkan permasalahan yang terjadi di sekolah tempat saya mengajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Karakteristik peserta didik dalam belajar.
  • Materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
  • Penggunaan sumber belajar.
  • Penggunaan media pembelajaran.
  • Model yang akan digunakan sesuai dengan materi pembelajaran.

Selain melaksanakan tugas mengajar, sebagai seorang guru saya bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan terhadap proses pembelajaran baik pada diri pribadi, peserta didik, orang tua peserta didik dan warga sekolah.

Peran dan tanggung jawab saya pada best practice ini adalah sebagai seorang pendidik (guru) mata pelajaran Sejarah, harus bisa meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan kompetensi yang dipelajarinya. Saya sebagai guru (Peneliti) bertanggung jawab memperbaiki masalah rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dengan solusi penggunaan model pembelajaran inovatif PBL dan PjBL.

Saya sebagai guru (Fasilitator) yang bertugas memotivasi dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran, merancang dan menerapkan program pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan solusi yang dipilih. Saya sebagai guru (evaluator) yang betugas mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan. Selain itu saya juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk membagikan praktik baik ini kepada rekan sejawat agar bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi pengelolalan pembelajaran di kelasnya.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

  • Peserta didik
  • Pada saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran PJBL yang diterapkan pada praktik pembelajaran di kelas, peserta didik masih kebingungan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena belum terbiasa dengan situasi kelas yang mengharuskan peserta didik untuk aktif dan dituntut untuk berfikir kritis dalam kegiatan pembelajaran, terlihat dari masih adanya peserta didik yang pasif dalam pembelajaran.
  • Kegiatan berdiskusi antar peserta didik  pada kelompok masih kurang, seperti masih kurang percaya diri untuk melakukan kegiatan bertanya jawab dalam kegiatan diskusi
  • Penyajian hasil diskusi belum dipahami peserta didik, sehingga perlu penyesuaian terlebih dahulu mengenai model pembelajaran PJBL pada saat proses.
  • Fasilitas Pendukung
  • Pelaksanaan Praktek proses pembelajaran disekolah masih dapat terlaksana sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah disusun walaupun dengan persiapan yang membutuhkan waktu agak lama, hal ini disebabkan karena kendala teknis pada fasilitas yang kadang masih mengalami gangguan selain itu penataan ruang kelas masih perlu diperbaiki dalam segi pencahayaan pada ruang kelas.
  •  Guru
  • Kurangnya pemahaman guru mengenai model  pembelajaran inovatif.
  • Kemampuan pendidik dalam memilih media pembelajaran yang tepat menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik di kelas dan juga materi yang akan disampaikan.
  • Penguasaan materi pelajaran Sejarah pada materi Akar-akar Nasionalisme di Indonesia dan kemampuan guru untuk memberikan pertanyaan pemantik yang mampu membuat peserta didik berpikir kritis dan juga memfasilitasi peserta didik ketika ada masalah yang sulit dipecahkan.
  • Kemampuan pendidik dalam melakukan pengelolaan kelas, mulai dari pembuatan kesepakatan dalam pembelajaran, mengelola waktu yang baik, memberikan instruksi yang jelas, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai yang direncanakan.
  • Kemampuan pendidik dalam memaksimalkan penggunaan TPACK di kelas untuk menghasilkan media pembelajaran yang bisa memfasilitasi peserta didik sesuai gaya belajarnya (LKPD yang menarik, power point dan juga video pembelajaran).
  • Kemampuan pendidik dalam penerapan metode pembelajaran untuk menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang bervariasi dan dapat meningkatkan motivasi peserta didik.

Siapa saja yang terlibat?

yang terlibat dalam pencapaian tujuan tersebut tentunya pendidik dan peserta didik sendiri yang terlibat secara langsung. Serta pihak lainnya yang mendukung seperti kepala sekolah dan teman sejawat yang memberikan dukungan dan menjadi observer dalam kegiatan evaluasi serta orang tua peserta didik.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini.

1. Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut?

Langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:

  • Membiasakan peserta didik belajar dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif.
  • Guru melakukan pencarian informasi sendiri mengenai model-model pembelajaran inovatif, misalnya dengan mengikuti webinar mengenai model pembelajaran inovatif.
  • Mencari cara agar suasana kelas lebih aktif/ramai walaupun jumlah peserta didik sedikit dan  membagi peserta didik ke dalam jumlah kelompok yang lebih sedikit.
  • Mengajukan kepada pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung dalam kegiatan pembelajaran seperti proyektor, pengadaan wifi dan lain-lain.
  • Memanfaatkan media yaitu gambar nyata yang ada di sekitar kita serta video dalam proses pembelajaran. Media belajar dengan bantuan power point dan video sangat membantu peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan.
  • Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan tentang sejarah sehingga menguasai materi yang akan diajarkan dan mengaitkan dengan konteks permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik perlu untuk mengalami proses pemecahan masalah dalam berbagai situasi dan konteks yang berbeda agar dapat menggunakan keterampilannya secara efektif. Mempelajari mengenai kemampuan high order thinking skill dan indikator yang mencakup kemampuan HOTS berpikir kritis untuk kemudian diterapkan pada perangkat pembelajaran yag sudah direncanakan.
  • Melakukan kesepakatan pembelajaran (termasuk dalam penentuan waktu) agar penggunaan waktu untuk kegiatan belajar lebih efektif. Memperbaiki manajemen penggunaan waktu agar kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
  • Membuat media pembelajaran yang menarik dan belajar menggunakan platform online yang tentunya akan menarik perhatian peserta didik.

2. Strategi apa yang digunakan? 

  • Melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat untuk penyusunan perangkat dan instrumen yang akan digunakan saat pembelajaran. Memaksimalkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.
  • Mendorong dan memotivasi peserta didik dalam pembelajaran dan pemberian reward (berupa kalimat pujian)
  • Strategi yang digunakan dalam kegiatan praktik ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL)  dengan metode diskusi dan tanya jawab yang didukung dengan media pembelajaran dan fasilitas pendukung lainnya.
  • Selain itu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran ini, saya sebagai seorang guru terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan semua warga sekolah yang ikut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan harapan kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik dan lancar.
  • Strategi yang lebih difokuskan adalah dengan pembelajaran model Project Based Learning dengan menggunakan sumber belajar modul dan artikel, PPT, Video dengan hal ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pemecahan masalah, karena model PJBL memiliki kelebihan yaitu :
  • Memotivasi peserta didik dengan melibatkannya di dalam pembelajaran.
  • Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu
  • Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah
  • Menyediakan peluang unik karena pendidik membangun hubungan dengan peserta didik sebagai fasilitator
  • Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan komunitas yang besar Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang ada.
  •  Penggunaan artikel sebagai sumber belajar merupakan salah satu solusi penggunaan sumber belajar selain buku teks, agar peserta didik diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk aktif menggali informasi tentang segala sesuatu yang ada disekitarnya dan kemudian dihubungkan dengan pembelajaran yang ada di sekolah.
  • Penggunaan Video dan PPT yang berisi video digunakan untuk memberikan stimulus peserta didik pada awal pembelajaran diharapkan membantu peserta didik untuk memahami materi dengan lebih baik penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran sangat membantu ketika proses pembelajaran disamping itu, dapat membangkitkan motivasi dan minat peserta didik.
  • Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning dapat mengajak peserta didik untuk memecahkan atau mencari solusi dari permasalahan atau kasus yang ada dilingkungan sekitar, peserta didik tidak hanya belajar mengenai konsep semata tetapi bisa langsung mengimpelmentasikan materi yang telah dipelajari.
  • Peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis dan terampil dalam menyelesaikan suatu masalah
  • Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik.
  • Membantu peserta didik dalam menstransfer pengetahuan peserta didik untuk memahami masalah dunia nyata.

3. Bagaimana prosesnya?

  • Proses dalam kegiatan pembelajaran ini dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Walaupun terkadang ada tahapan yang terlupakan, manajemen waktu yang belum sesuai.

Upaya yang saya lakukan yaitu melakukan sintaks dari model PJBL yang diterapkan yaitu :

  • (1) menentukan pertanyaan dasar;
  • (2) membuat desain proyek;
  • (3) menyusun penjadwalan;
  • (4) memonitor kemajuan proyek;
  • (5) penilaian hasil;
  • (6) evaluasi pengalaman
  • Selain itu yang saya lakukan adalah menggunakan modul sebagai sumber belajar selain buku paket dan menggunakan PPT sebagai media pembelajaran yang berisikan video dan gambar yang dapat menstimulus peserta didik untuk semangat mengikuti proses pembelajaran.
  •  Menyusun desain pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • Menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan meliputi RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran, instrumen penilaian dan platform yang digunakan.
  • Menerapkan LKPD dan bahan ajar yang sudah disiapkan dalam platform yang digunakan pada saat proses pembelajaran.
  • Menanyakan kondisi peserta didik untuk memberikan semangat, dan juga menanyakan kesiapaan peserta didik untuk menerima pembelajaran.
  • Memberikan apersepsi pada peserta didik, agar mereka dapat mempunyai imajinasi mengenai materi yang akan dipelajari hari ini, sehingga mereka akan lebih siap dan paham pada materi tersebut.
  • Memberikan pertanyaan pemantik pada peserta didik yang sebelumnya telah diberikan stimulus berupa tayangan video, untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik.
  • Membimbing peserta didik baik secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran dalam diskusi kelompok untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKPD guna menemukan konsep materi pelajaran yang diharapkan. Dalam hal ini peserta didik belajar untuk meningktkan kemampuan berliterasi, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
  • Melakukan observasi sikap dan ketrampilan selama proses pembelajaran.
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas yang nantinya akan ditanggapi oleh kelompok lain. Dalam hal ini peserta didik belajar untuk berpikir kritis dan komunikatif dalam mengemukakan pendapat.
  • Mengevaluasi hasil diskusi kelompok peserta didik, serta memberikan penguatan terhadap konsep yang telah ditemukan secara mandiri oleh peserta didik sehingga diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
  • Melakukan refleksi masing-masing peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang sudah dilakukan melalui google form.

 

4. siapa saja yang terlibat?

Pihak yang terlibat dalam proses kegiatan pembelajaran ini adalah Guru dan peserta didik dan teman sejawat yang membantu.

5. Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?

Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini diantaranya adalah guru harus memahami dan menguasai model pembelajaran yang digunakan dan materi yang akan diajarkan. Selain itu diperlukan adanya fasilitas penunjang lainnya seperti listrik, laptop, proyektor, tripod, handphone atau kamera untuk merekam dan lain-lain.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut.

1. Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan?

Dampak yang dirasakan setelah pelakasanaan kegiatan pembelajaran dengan model PJBL:

  • Peserta didik mulai terbiasa dengan suasana kelas yang aktif dan mulai terbiasa berfikir kritis.
  • Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan secara bertahap.
  • Minat belajar peserta didik meningkat dengan adanya pemanfaatan teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Dapat dilihat dari cara peserta didik mengamati gambar dan video yang ditayangkan, sehingga peserta didik tidak kesulitan memahami materi pelajaran.
  • Sumber belajar yang lebih bervariasi tidak terbatas hanya pada buku paket saja mulai menumbuhkan kebiasaan peserta didik belajar di rumah, sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru ketika di kelas
  • Menumbuhkan minat bagi teman sejawat guru yang ada disekolah untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
  • Menambah wawasan pengetahuan serta keharusan mengembangkan diri sebagai guru untuk menggunakan model dan media pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran.
  • Peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
  • Peserta didik tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.
  • Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, aktif, dan bermakna untuk peserta didik.
  • Peserta didik semakin tertantang, bersemangat dan kreatif dalam belajar.
  • Motivasi belajar peserta didik meningkat.
  • Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dari tingkat faktual hingga metakognitif (kemampuan berpikir kritis -- kemampuan berpikir tingkat tinggi).
  • Peserta didik berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan baik dan benar.
  • Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat terlaksana.

2. Hasilnya efektif? Atau tidak efektif? 

Hasil yang diperoleh cukup efektif karena peserta didik mulai terbiasa aktif dalam kegiatan pembelajaran, minat belajar peserta didik meningkat, peserta didik mulai terbiasa untuk belajar di rumah dan hasil belajar peserta didik mulai mengalami peningkatan.

Faktor Keberhasilan

Faktor keberhasilan sehingga tercapainya tujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik dengan menerapkan pembelajaran PBL dan PjBL adalah adanya kolaborasi dan peran aktif dari semua kalangan dalam dunia pendidikan untuk mendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran dari semua proses adalah sebaiknya guru dapat meningkatkan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan meningkatkan indikator-indikator strategi pembelajaran yang digunakan seperti dengan memberikan materi pembelajaran yang sesuai ataupun menarik agar peserta didik merasa senang setiap mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu, adanya fasilitas sarana dan prasarana di sekolah, memiliki peran yang signifikan dalam keberhasilan pembelajaran karena guru mampu mengotimalkan pemanfaatan fasilatas di sekolah dengan baik.

3. Respon Observer

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan PJBL ini mendapatkan respon yang baik dari kepala sekolah, teman sejawat dan orang tua karena berdampak positif terhadap minat belajar peserta didik, kebiasaan peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Tanggapan yang didapat dari dosen guru pamong adalah :

  • Untuk kegiatan pembelajaran sudah sesuai antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
  • Pada saat guru memberikan materi, peserta didik duduk menghadap ke depan. Sehingga tidak perlu memutar kepala untuk melihat kedepan
  • Apa yang menjadi kekurangan pada pelaksanaan siklus 1,akan dilakukan perbaikan pada siklus 2.

4. Faktor keberhasilan 

  • Faktor keberhasilan dari strategi ini adalah penerapan PBL dan PJBL yang sesuai dengan langkah-langkahnya, media pembelajaran yang digunakan serta kemampuan guru dalam mengimplemantasikan model pembelajaran tersebut dan penguasaan materi yang akan diajarkan. Sedangkan faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan dari strategi ini adalah kendala teknis yang tidak terprediksi sebelumnya menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
  • Faktor utama dari keberhasilan strategi yang dilakukan, yaitu kompetensi guru dalam memahami tujuan yang akan dicapai, serta memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan. Bagaimana guru dapat mengelola sebuah proses pembelajaran terutama dalam hal pemilihan model pembelajaran yang inovatif, penyusunan bahan ajar dan instrumen yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya serta media pembelajaran yang akan digunakan, dimana semua tersebut dikembangkan dalam RPP yang telah dibuat.

5. Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

  • Saya menyadari bahwa sebagai seorang guru saya dituntut untuk semakin kreatif dan inovatif dalam menentukan sumber belajar, metode, media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik dengan terus melakukan pengembangan diri baik secara mandiri maupun difasilitasi oleh sekolah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
  • Pembelajaran yang saya dapatkan dari keseluruhan proses yang telah dilakukan yaitu guru harus mau lebih dulu belajar dibanding peserta didik. Dalam hal ini belajar bagaimana memahami model-model pembelajaran inovatif yang dapat menyiapkan peserta didik agar siap pada zamannya nanti. Karena cara belajar yang kita dapatkan dulu tentu sudah tidak relevan lagi jika kita ajarkan kembali ke peserta didik kita saat ini.
  • Guru harus lebih kreatif dan inovatif memilih model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi mudah, asik, seru, menantang dan menyenangkan sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun