Menurut Schunk, pintrich dan Meece dalam Eggen 2012 menyatakan model-model pembelajaran Berbasis Masalah bisa efektif untuk meningkatkan motivasi peserta didik karena mereka memanfaatkan efek motivasi dari rasa ingin tahu, tantangan, tugas autentik, keterlibatan, dan otonomi, semua faktor yang meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.
Sehingga model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) ini relevan dengan yang mejadi latar belakang masalah, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik SMAN 3 Kabupaten Tangerang dalam proses pembelajaran sejarah.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
   Dari hasil tindakan yang saya lakukan dikelas XI Pendidikan Sejarah di SMAN 3 KAB.TANGERANG  Pada Materi Akar-akar Demokrasi di Indonesia dengan menggunakan Model PJBL diperoleh:
- Hasil belajar peserta didik  meningkat dan lebih mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah
- Minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran meningkat
- Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran jadi lebih baik, seperti berdiskusi dalam kelompok , mengerjakan tugas , dan mengemukakan pendapat kepada guru.
Sehingga saya ingin membagi pengalaman praktik pembelajaran ini sebagai informasi yang bisa digunakan oleh rekan-rekan guru yang lain dalam merancang perangkat pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning.
Praktik ini menjadi penting dibagikan untuk menunjukan praktik baik yang sudah dilakukan, berbagi pengalaman kepada orang lain termasuk rekan guru di lingkungan sekolah atas kegiatan yang telah dilaksanakan, memotivasi guru lain dan saya sendiri untuk berbuat yang terbaik serta memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi peserta didik.
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini
Saya berperan sebagai seorang guru yang melaksanakan tugas mengajar dengan memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Saya mengawali kegiatan merancang perangkat pembelajaran berdasarkan permasalahan yang terjadi di sekolah tempat saya mengajar dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Karakteristik peserta didik dalam belajar.
- Materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
- Penggunaan sumber belajar.
- Penggunaan media pembelajaran.
- Model yang akan digunakan sesuai dengan materi pembelajaran.
Selain melaksanakan tugas mengajar, sebagai seorang guru saya bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan terhadap proses pembelajaran baik pada diri pribadi, peserta didik, orang tua peserta didik dan warga sekolah.
Peran dan tanggung jawab saya pada best practice ini adalah sebagai seorang pendidik (guru) mata pelajaran Sejarah, harus bisa meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan kompetensi yang dipelajarinya. Saya sebagai guru (Peneliti) bertanggung jawab memperbaiki masalah rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dengan solusi penggunaan model pembelajaran inovatif PBL dan PjBL.
Saya sebagai guru (Fasilitator) yang bertugas memotivasi dan membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran, merancang dan menerapkan program pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan solusi yang dipilih. Saya sebagai guru (evaluator) yang betugas mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan. Selain itu saya juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk membagikan praktik baik ini kepada rekan sejawat agar bisa menjadi referensi dan inspirasi bagi pengelolalan pembelajaran di kelasnya.