Berikutnya, diskusikan dengan anak mengenai waktu dan kondisi belajar. Harapannya, anak dapat termotivasi sekaligus menghilangkan rasa bosan saat belajar. Diskusi dengan anak memungkinkan orangtua mendengarkan pikiran dan perasaan mereka.Â
Saling mendengarkan memunculkan rasa saling pengertian, memahami satu sama lain, aman, nyaman dan lebih mudah untuk bekerja sama mencari jalan keluar dalam proses belajar.
Ketika orangtua dan anak dapat mengetahui perasaan masing-masing, keduanya bisa lebih nyaman. Dengan demikian, orangtua bisa tetap merespon positif setiap kondisi dan kebutuhan anak selama PJJ.Â
Relasi antara anak dan orangtua dalam PJJ, adalah orangtua jangan menilai anak terhadap pilihannya, sebaliknya beri penghargaan bisa berhasil dan mengarahkan anak bila melanggar aturan, atau menyangkut keamanan dan keselamatan diri.
Situasi pandemi yang tidak bisa diprediksi sampai kapan, rasanya akan bermanfaat jika digunakan untuk memperbanyak menanamkan perilaku positif dalam pendampingan belajar.Â
Sehingga anak-anak dapat difokuskan terhadap "hal baru apa yang anak-anak dapatkan selama pandemi" yang mungkin luput dari pandangan orang tua, karena tertutup dengan kecemasan terjadinya penurunan kompetensi belajar.
Dr Siti Nurannisaa P. B, S.Sn, M.Pd adalah psikolog keluarga dan Ketua DPP LDII.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H