Aku mau pulang
Membaringkan lelah di pundak malam,
Bukan untuk menyerah
Bukan untuk kalah
Hanya beristirahat sejenak di pangkuan sunyi
Bolehkah?
Sebelum esok kembali menggugat
Tuntutan menunggu di meja harapan
Aku hanya,,
Tak ingin terlihat bodoh
Tak mau tampak lemahÂ
Apakah kinerjaku sedemikian tak memuaskan?
I’d try the best
Menyerahkan segenap diriku
Meski kadang terseok
Dan esok..
Aku berharap
Hari akan lebih cerah, penuh keceriaan
Ku ingin lakukan apa yang kucinta
Sederhana saja
Menyunting cerita, mengunggah momen
Membiarkan setiap detik abadi dalam layar kecil
Itulah dopamin instanku
Nyala kecil yang menghibur
Nyala kecil yang menyembuhkan
Di antara jempol-jempol yang mengetuk suka
Dan mata-mata yang sekadar lewat
Atau benar-benar melihat
Aku bahagia..
Aku merasa ada dan dihargai
Bukan ku haus akan tepuk tangan
Bukan ku haus akan pengakuan
Namun terkadang
Tubuh ini perlu sesekali hadiah kecilÂ
‘tuk jiwa yang terlanjur terjebak dalam sepi
dan tubuh yang tenggelam dalam letih
Demi sebuah karir
Demi sebuah jejakÂ
Yang kuharap layak diabadikan
Menjadi kenangan kecil
Tentang aku yang pernah ada
Maka biarkan aku sejenak
Berhenti sebentar, melepas penat
Ku akan kembali
Lebih tegap
Menjadi aku yang tetap mencoba
Menyusuri hari esok dengan berani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H