Mohon tunggu...
LindungiHutan
LindungiHutan Mohon Tunggu... Penulis - LindungiHutan.com

Informasi resmi terkait LindungiHutan.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Tantangan Kelestarian Ekosistem Pesisir di Kota Semarang

21 Oktober 2024   19:10 Diperbarui: 21 Oktober 2024   19:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proyek Strategis Nasional (PSN), yang mencakup pembangunan jalan tol dan tanggul laut, dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas di kawasan Metropolitan Semarang. Proyek ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri di Kabupaten Kendal, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak, sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. 

Pembangunan jalan tol ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mempercepat roda ekonomi dengan mendukung pengembangan kawasan ekonomi di wilayah Semarang dan Batang.

Dengan pelaksanaan PSN ini, pemerintah berharap dapat menarik minat investor, yang akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Dampaknya, diharapkan taraf hidup masyarakat setempat juga akan meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan industri. 

Namun, di balik peluang ekonomi tersebut, ada perubahan signifikan terhadap lanskap lingkungan yang perlu menjadi perhatian, termasuk ekosistem mangrove dan pesisir di Kota Semarang.

Potensi Tekanan terhadap Ekosistem Mangrove dan Pesisir Akibat PSN

Saat ini, pembangunan jalan tol dan tanggul laut, yang merupakan bagian dari PSN, sedang berjalan untuk mengatasi masalah rob di pesisir Semarang. Jalan tol Semarang-Demak ini merupakan proyek infrastruktur strategis yang akan menghubungkan kedua kota di Jawa Tengah sebagai bagian dari jaringan jalan nasional, dan melengkapi ruas Jalan Pantura. 

Meskipun di satu sisi proyek ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas, di sisi lain, pembangunan ini berpotensi memberikan tekanan terhadap ekosistem mangrove di kawasan pesisir timur Semarang.

Salah satu sudut hutan mangrove di Trimulyo. Sumber: Dokumentasi pribadi
Salah satu sudut hutan mangrove di Trimulyo. Sumber: Dokumentasi pribadi

Selain itu, pengembangan industri dan perumahan di wilayah tersebut dapat memperbesar risiko penurunan muka tanah akibat peningkatan beban bangunan dan eksploitasi air tanah yang berlebihan. 

Di pesisir barat Semarang, pengembangan kawasan industri besar seperti Wijayakusuma juga menghadirkan tantangan besar bagi kelestarian ekosistem mangrove. Kawasan ini berbatasan langsung dengan mangrove Tapak, yang juga berfungsi sebagai destinasi wisata.

Lebih jauh lagi, pembangunan di wilayah Kendal melalui reklamasi dan industri kayu lapis telah berdampak negatif terhadap pesisir barat Semarang. Kegiatan reklamasi yang menggunakan pasir dari Semarang menyebabkan garis pantai wilayah barat terus mundur. Selain itu, limbah industri di Kawasan Industri Kendal (KIK) yang terbawa arus laut memperburuk kondisi ekosistem mangrove dan sektor perikanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun