Mohon tunggu...
LindungiHutan
LindungiHutan Mohon Tunggu... Penulis - LindungiHutan.com

Informasi resmi terkait LindungiHutan.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hasil Riset Tunjukkan Survival Rate Penanaman Mangrove LindungiHutan di Mangunharjo 93%, Bagaimana Lainnya?

8 Desember 2023   08:13 Diperbarui: 8 Desember 2023   08:23 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Masyarakat mengenalnya sebagai tambak nglorok, yang dalam Bahasa Jawa nglorok memiliki arti merosot. Posisinya yang berada di pesisir lautan membuat Tambakrejo Semarang rentan terhadap abrasi. Terhitung sejak tahun 2000-an, abrasi dan banjir rob yang menghantam Tambakrejo menenggelamkan beberapa bagian daratan yang ada. Anda bisa menyaksikan jejak ganasnya abrasi dari bekas pom bensin yang tenggelam dan Tempat Pemakaman Umum yang kini batu nisannya pasang surut tenggelam oleh air laut.

Apa yang terjadi di Tambakrejo Semarang, bagaimana masyarakat setempat merespon, dan apa yang sudah LindungiHutan ikut lakukan dapat disimak melalui artikel "Pantai Tambakrejo Semarang: Abrasi dan Makam Tenggelam"

2. Pantai Mangunharjo

Berbicara hutan mangrove Mangunharjo, maka tak bisa lepas dari sepak terjang Sururi. Hampir separuh lebih dari umur hidup Sururi didedikasikan untuk menanam dan menjaga kawasan hutan mangrove. Awalnya, Sururi merasa prihatin sekaligus khawatir akan adanya ancaman abrasi mengingat kondisi pesisir pantai yang minim pohon mangrove. Blio tidak ingin apa yang terjadi di Bedono Demak terjadi pada kampungnya.


Kini, apa yang dilakukan oleh Sururi bertahun-tahun mulai berbuah hasil dan dapat dinikmati bersama. Jarak dari kampung menuju laut yang  tadinya tidak sampai 1 kilometer akibat tergerus abrasi, kini setelah dilakukan penanaman mangrove jarak tersebut bertambah hingga 3 kilometer.

Semangat Sururi dan apa yang terjadi di Pantai Mangunharjo Semarang dapat Anda baca lebih lanjut melalui artikel "Pantai Mangunharjo, Percontohan Kegiatan Pelestarian Mangrove Semarang"

3. Pantai Trimulyo

Kembali pada tahun 1980-1990-an, masifnya aktivitas pertambakan meninggalkan jejak kerusakan cukup parah bagi kawasan mangrove di Pesisir Trimulyo Kota Semarang. Alhasil, gelombang laut tak tertahan dan menerjang daratan. Banjir rob pun terjadi!

Masyarakat terpaksa beradaptasi dengan kondisi hidup barunya. Rumah-rumah terus direnovasi, pondasinya ditinggikan setiap 5 hingga 10 tahun sekali, demi terhindar dari kata tenggelam. Berkaca pada kondisi tersebut, warga pesisir Trimulyo tergerak untuk menanam mangrove demi pulihnya kondisi lingkungan.  Simak lebih lanjut dalam artikel "Pantai Trimulyo Semarang dan Dampak Ekonomi Akibat Rusaknya Mangrove"

4. Desa Bedono Demak

Sejak beberapa tahun silam, Desa Bedono Demak dilanda bencana abrasi dan banjir rob yang menenggelamkan sekitar 200 rumah penduduk. Kini, menyisakan Mak Jah bersama keluarga yang memilih bertahan di sana. Semenjak abrasi datang dan menggenangi perkampungan, lambat laun masyarakat memilih untuk pindah mencari tempat tinggal baru. Proses pindah mulai dilakukan dari tahun 2006. Hingga pada akhirnya tahun 2010 semua masyarakat Dusun Senik pindah dan menyisakan Mak Jah seorang diri

Lebih dari 10 tahun Mak Jah menanam ratusan hingga ribuan mangrove di Desa Bedono dalam rangka menghijaukan kawasan tersebut. Baginya, merawat mangrove adalah merawat kehidupan. Cerita perjuangan Mak Jah dan kondisi Desa Bedono Demak dapat Anda baca melalui artikel "Desa Bedono Demak dan Upayanya Menolak Tenggelam"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun