Terlihat tiga orang gadis tengah berjalan dilorong markas dengan wajah dingin nya. Mereka sesekali berbicara saat lorong ruangan yang mereka lewati terlihat sepi. Mereka melakukan itu semata-mata hanya untuk menyembunyikan sifat kekanak-kanakan, agar tak dianggap remeh oleh rekan-rekan yang lain.Â
Kini mereka bertiga sudah berdiri di depan ruangan pimpinan nya, mereka masuk dengan santai tanpa mengetuk pintu. Iya, mereka adalah Nadia, Vita dan Lisa. Nadia merupakan anak dari Hendra dan Keyla pemimpin The secret Mission H'Key. Organisasi ini sebenarnya ada dua, yaitu The Secret Mission H'Key dan The secret mission M'Eld. H'Key dan M'Eld sendiri di ambil dari huruf depan nama pimpinannya.
The Secret Mission M'Eld di pimpin oleh sahabat Hendra dan Keyla yaitu Mario dan Melda. mereka memiliki satu orang putra bernama Kevin Gaozhen Iskander. Kevin sendiri merupakan sahabat dari Nadia dkk di sekolah, akan tetapi mereka tidak saling mengetahui rahasia masing-masing. Kevin dan dua sahabatnya yaitu, Naufal dan Ferdi merupakan seorang agent The Secret Mission M'Eld. sedangkan Nadia dkk adalah agent The Secret Mission H'Key.
Nadia dkk, dipanggil oleh ayahnya karena mendapatkan misi untuk membantu The Secret Mission M'Eld menangkap bandar narkoba yang di jalankan oleh Kevin dkk. Ketiga gadis tersebut tengah berada di kantin sekolah dengan wajah di tekuk, ekspresi nya menunjukkan kekasalan pada seseorang.
"Woy, muka kalian knapa di tekuk gitu?" tanya seseorang yang menghampiri mereka.
"Iya, tumben tiga sangklek diam doang, lagi sari adem kayak nya" kekeh seseorang lagi.
"Sari awan dodol" ucap seseorang memperbaiki.
Mendengar pertanyaan dari tiga sahabat cowok sekaligus pacar nya membuat mereka mendengus kesal. Iya mereka adalah Kevin, Naufal dan Ferdi.
"Kamu knapa? " tanya Ferdi pada Vita yang bernotabe pacar nya sendiri. Tapi Vita hanya diam tak menanggapi.
Merasa pertanyaan nya sia-sia, Ferdi menghela nafas nya pelan. Dia tau bahwa gadis nya memiliki masalah, dia juga tidak ingin memaksa nya untuk bercerita.
Ferdi dan Vita memang berpacaran sejak 3 bulan yang lalu, sedangakan hubungan Lisa dan Naufal sudah hampir menginjak 1 tahun. Berbeda dengan Nadia yang mencintai Kevin dalam diam, dia menyembunyikan perasaan nya dari laki-laki itu hanya karena satu alasan. Yaitu, Kevin yang terlalu dingin dan tak tersentuh.
"Kalian knapa sih?, coba kalau ada masalah kalian cerita. Mungkin aja kita bisa bantu kan?, kalau hal tersebut adalah sebuah rahasia, kita janji nggak bakal kasih tau siapa-siapa. Kalian bisa pegang janji kita" Ucap Naufal lembut.
Menghela nafas nya pelan, benar juga kata Naufal. tidak salah kan jika mereka sedikit bercerita atau bertanya, lagian mana mungkin mereka curiga Pikirnya.
"Kalian tau nggak, The secret Mission M'Eld? "
"Siapa sih yang nggak kenal agen rahasia ke dua terbaik " jawab Ferdi.
"Kalian kenal anak dari pimpinan nya?"
uhuk..uhuk..
"Kenapa Vin?" kaget Nadia yang dijawab gelengan oleh Kevin.
"Ekspresinya menunjukkan ada yang nggak beres" batin Nadia.
"Kenapa kalian nanya gitu?"
Mendengar pertanyaan Kevin, Nadia hanya menggelengkan kepala. Dia tidak mau mengambil resiko, karna bagaimanapun ini adalah misi yang sangat berbahaya serta rahasia. Tapi ntah knapa, jauh dalam lubuk hati Nadia tersimpan sebuah dugaan mengenai Kevin. Dugaan itu ada, karena Nadia yang sering diam-diam mengawasi Kevin dari kejauhan.
"Vin, nama panjang Lo apa sih. kita udah lama loh sahabatan tapi kita tau nya cuma Kevin G.IR. doang. emang kepanjangannya apa?" tanya Nadia, membuat kevin menegang.
"Kevin Gaozhen Iskander" celetuk Ferdi yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kevin.
Nadia dkk tersenyum mendengar hal itu, mereka yakin bahwa laki-laki yang ada di hadapan nya kali ini adalah rekan kerja yang mereka cari.
"Kenapa senyum gitu?"
"Nggak papa, nama Lo sama kayak anak pimpinan Peace Organization B"
"Nama Kevin di dunia ini banyak kali" sahut Naufal.
"Tapi yang bikin kita penasaran marga nya sama loh" ucap Vita dengan senyum yang sulit di artikan.
"Ini kita, Vin" ucap Nadia.
Setelah mengucapkan hal itu, Nadia mengangkat tangan melepas kalung yang melingkar di lehernya. dikalung tersebut terdapat mahkota kecil sebagai tanda keangotaan tertinggi. melihat itu, Kevin, Naufal dan Ferdi dibuat terkejut sedangkan Nadia dkk tersenyum manis. Mereka tahu bahwa kalung itu memiliki ikatan dengan kalung mereka.Â
Yaitu kalung seorang agent, bahkan di kalung tersebut terdapat mahkota kecil yang menandakan bahwa pemiliknya adalah anak seorang pemimpin. Melihat mereka yang masih terkejut, Nadia menganggukkan kepalanya. Lalu dia menceritakan siapa dia sebenernya. hingga tanpa Nadia sadari hal tersebut membuat lengkungan tipis di sudut bibir kevin bahkan sangat tipis.
"Gue nggak nyangka, tapi gue lega" gumam Kevin yang masih bisa di dengar Oleh mereka.
"Lega knapa?"
"Kalian akan tau saat misi ini selesai" Jawab Kevin membuat mereka bingung.
Iya disinilah mereka sekarang berada. Nadia, Vita, Lisa, Naufal, dan Ferdi tengah berada di apartemen milik Kevin guna membahas misi mereka.
"Jadi siapa yang akan membobol identitas nya?"
"Biar gue Vin" jawab Nadia yang diangguki oleh yang lain.
"Setelah mendapat persetujuan dari yang lain. Dengan cepat Nadia memainkan jari lentik nya di atas keyboard, dan tak butuh waktu lama bagi nya untuk mendapatkan identitas lengkap bandar narkoba tersebut.
"Oke. dapat" ucap Nya sambil terus menscroll data tersebut.
"Sumpah? cepet banget, gue aja butuh waktu 5 harian mungkin " Ucap Ferdi sambil mendekati Nadia, diikuti oleh yang lain.
"Kita bisa menjalankan misi ini besok, rencana kita sekarang apa?"
"Besok malam dia akan melakukan pesta narkoba di klub, mungkin kita bisa menangkap nya disana" Ucap Kevin sambil terus memperhatikan data bandar narkoba yang di scroll oleh Nadia.
"Sumpah, knapa harus ke tempat menjijikan seperti itu"
"Huh, neraka dunia itu mah ha ha" kekeh Lisa.
"Tapi nggak pa-pa demi misi, toh kita melakukan hal yang benar " Ucap Nadia.
"Tapi ingat semuanya harus mempersiapkan diri dan waspada" Ucap Kevin lalu mengambil alih Laptop yang dipegang oleh Nadia.
Dan sesuai rencana mereka kemarin. Disinilah mereka sekarang, di salah satu klub tempat dimana bandar narkoba tersebut berada. Mereka semua menggunakan pakaian serba hitam, masker hitam, tak lupa juga sepatu hitam dan juga beberapa anak buah dari Kevin yang berjaga di luar. Mereka berjalan memasuki klub tersebut, sesekali mereka menutup telinga karena suara musik yang menggema.
"Ruangan nya dimana?" tanya Vita sedikit berteriak.
"Ikut gue" titah Naufal berjalan lebih dulu.
"Ruangan nya di sebelah sana, langsung dobrak aja"
"Bentar, kalau ini pesta narkoba maka di dalam pasti banyak temen-temen nya. Kita butuh anggota untuk mengepung ruangan ini" cegah Ferdi.
"Nggak usah, kita ber enam udah cukup! langsung tembak aja! kalau mereka sudah lemah, baru anggota yang lain masuk buat geret mereka" Ucap Lisa.
'BRAK'
Tanpa ba bi bu, Kevin langsung mendobrak pintu ruangan tersebut. Mereka yang tengah bersenang-senang di sana terlihat keget akan kedatangan Kevin dan Nadia dkk.
"SIAPA YANG MENGIZINKAN KALIAN MASUK ?" bentak salah seorang dari mereka.
"Kayak nya dia deh bandarnya" bisik Nadia pada Kevin.
"Kalian tidak perlu tau siapa kami, kalian sudah kami kepung" Ucap Kevin dingin.
"MAU MATI LO HAH!! DASAR BOCAH INGUSAN" bentak temen nya lagi.
"Bacot" Ucap Ferdi tersenyum devil.
"Bersiap" Titah Kevin yang diangguki oleh yang lain. Lalu mereka merogoh saku nya masing-masing dan mengeluarkan pistol 'klek' klek 'klek' , setelah itu mendongakkan pistol nya dan menembak kaki mereka satu persatu...
DOR..DOR..DOR..DOR..DOR..DOR..DOR
"Akhhh bocah sialan" pekik bandar narkoba tersebut memegang kaki nya.
"Cepat masuk" titah Vita pada seseorang yang di telpon nya.
"Kalian semua bawa mereka , jangan biarkan ada yang kabur! kalau banyak tingkah tembak saja" titah Kevin pada anggota nya yang baru masuk.
"Baik tuan" jawab nya lalu menggeret mereka keluar.
"LEPASIN GUE!" bentaknya.
"Jangan mimpi! aku tau bahwa kau adalah bandar narkoba nya kan? bukan hanya itu, kau juga sering melakukan pembunuhan Tuan Edward Chiko Eilend. Aku tau kau sangat licik sehingga identitas mu saja sulit untuk di bobol, tapi ingat aku lebih licik dan cerdas" Ucap Nadia dingin.
"Bawa dia keluar, aku muak melihat wajahnya" titah nya lagi. Setelah menyelesaikan pekerjaan nya, mereka keluar dari klub dan juga tak lupa mengganti pakaiannya. Mereka terlihat sangat puas dengan hasil kerja malam ini, dan akhirnya mereka memutuskan untuk pergi makan ke sebuah restoran mewah di dekat sana.
"Nggak nyangka gue, kalian bertiga dingin banget tadi, beda sama sifat aslinya yang cerewet dan bar-bar" kekeh Naufal yang sudah duduk manis.
"Kan kalau lagi nugas emang gitu" jawab Lisa.
"Kalian juga gitu, apalagi si Kevin. Udah dingin tapi yang tadi lebih dingin 3 kali lipat malah, mana ekspresi nya serem lagi" sahut Nadia sambil terkekeh.
"Tapi Lo berhasil cairin semuanya" balas Kevin.
"Maksud Lo?" tanya Nadia, membuat kevin menghela nafas pelan.
"Nad" ucap kevin lembut sambil memegang kedua tangan Nadia, membuat jantung nadia berpacu lebih cepat.
"Gue nggak tau sejak kapan rasa sayang ini ada, bahkan gue udah cinta sama Lo Nadia. Lo wanita pertama yang berani ngeledek , jahilin gue karena sifat dingin yang gue miliki. Lo juga wanita pertama yang berhasil bikin jantung gue berdetak 3 kali lebih cepat, wanita yang selalu bikin gue nahan tawa. Gue cinta sama Lo Nadia Hanife Ghisella, will you be my girlfriend?" lanjut nya sambil menatap ke dua bola mata Nadia yang sudah berkaca-kaca.
"L-lo gak bercanda kan?" tanya Nadia gugup yang dijawab gelengan dan senyuman oleh kevin.
"Jadi?"
"Yes I will and I love you too Kevin Gaoshen Iskander" jawab Nadia sambil menangis.
Mendengar jawaban dari Nadia membuat senyum di wajah Kevin mengembang, kemudian memeluk sang kekasih yang tengah menangis bahagia.
"I Love you" ucap Kevin sambil menghapus air mata yang jatuh di pipi mulus Nadia.
"I love you too" jawab Nadia tak lupa dengan senyum manis di wajah nya.
"Baperrrr Oyyyy" ucap Ferdi, Nauval, Vita dan Lisa bersamaan.
"Jadi maksud Lo di kantin waktu itu apa Vin?" tanya Lisa merusak suasana.
"Gue lega karena sahabat bokap yang bakalan dijodohin sama gue itu Nadia"
"Akhirnya penantian cinta dalam Diam Nadia terbalaskan" ucap Vita mendramatisir.
Mendengar hal itu sontak membuat Nadia terbelalak, sedangkan Kevin manautkan alisnya bingung. Melihat kebingungan Kevin, akhirnya Vita menceritakan yang sebenarnya. Dimulai dari Nadia yang mencintainya diam-diam, suka curi pandang, dan sering mengawasinya. Nadia menutup wajahnya yang sudah memerah menahan malu.
"Jadi kamu udah dari lama cinta sama aku" ucap Kevin sembari menggoda Nadia, membuat pipi Nadia semakin merona.
Melihat wajah Nadia yang memerah membuat mereka semua tertawa begitu juga dengan Kevin. Karena lelah menahan malu akhirnya ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Kevin yang dibalas elusan lembut di pucuk kepalanya.
"Sekali lagi I Love you" bisik Kevin.
"I love you too more" balas Nadia sambil mengeratkan pelukannya yang dibalas tak kalah erat oleh Kevin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H