Mohon tunggu...
lindasrimulyati
lindasrimulyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unej

👋🏻

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memperkuat Identitas Budaya Melalui Geografi dan Kearifan Lokal di Sekolah Dasar

11 Desember 2024   10:45 Diperbarui: 11 Desember 2024   10:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://indonesiapos.co.id/smp-4-bondowoso-kirim-video-tari-molong-kopi/ 

MEMPERKUAT IDENTITAS BUDAYA MELALUI GEOGRAFI DAN KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR

Oleh:

Linda Sri Mulyati [240210204140]

Prodi: PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keberagaman budaya merupakan fondasi yang membentuk karakter bangsa yang kokoh dan memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia, dengan ribuan suku dan bahasa daerah, kekayaan budaya ini menjadi aset yang tak ternilai, tetapi juga menghadapi ancaman dari derasnya pengaruh globalisasi. Modernisasi yang terus berkembang sering kali menyebabkan berkurangnya penghargaan terhadap budaya lokal, khususnya di kalangan anak muda. Banyak tradisi yang mulai terlupakan, sementara kearifan lokal perlahan tergantikan oleh budaya global yang lebih mendominasi.

Dalam dunia pendidikan. salah satu konsep dasar IPS adalah menanamkan wawasan tentang kehidupan sosial yang melibatkan nilai, norma, dan interaksi manusia dengan lingkungannya. Geografi, sebagai salah satu cabang IPS, memiliki potensi besar untuk membantu siswa memahami kekayaan budaya lokal melalui eksplorasi keterkaitan antara kondisi geografis suatu wilayah dengan tradisi dan adat masyarakatnya. Sebagai contoh, siswa dapat belajar tentang kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut atau memahami praktik pertanian di dataran tinggi yang mencerminkan upaya menjaga keseimbangan alam.

Oleh karena itu, pembelajaran IPS yang mengintegrasikan geografi dengan kearifan lokal menjadi langkah strategis untuk memperkuat identitas budaya. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mengenali akar budaya tetapi juga memiliki rasa cinta dan tanggung jawab untuk menjaganya.Harapannya, siswa akan tumbuh menjadi individu yang bangga pada identitas budayanya, menghargai keanekaragaman, dan mampu menjaga warisan budaya bangsa untuk masa depan.

PEMBAHASAN

Geografi dan Kearifan Lokal Sebagai Pilar Pendidikan Identitas Budaya

1. Geografi dalam Memahami Identitas Budaya

Geografi sebagai disiplin ilmu sosial membantu siswa memahami hubungan antara manusia, lingkungan, dan budaya. Di Indonesia, yang memiliki keragaman geografi seperti pegunungan, pantai, dataran tinggi, dan pulau-pulau kecil. Setiap wilayah memiliki karakter budaya yang unik.

Contoh Kasus: Masyarakat pesisir, seperti di Pulau Bali, biasanya berprofesi sebagai nelayan. Tradisi mereka terkait dengan laut, seperti upacara melasti yang dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi. Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di dataran tinggi, seperti di Dieng, mengembangkan sistem pertanian terasering untuk menyesuaikan dengan kontur tanah. 

Pentingnya Pembelajaran Geografi: Melalui pembelajaran geografi, siswa diajak memahami bagaimana kondisi geografis mempengaruhi pola kehidupan dan tradisi masyarakat. Misalnya, siswa dapat mempelajari bagaimana iklim tropis di Indonesia mendukung keanekaragaman hayati dan pertanian, serta bagaimana hal ini berkontribusi pada kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. Siswa bisa mempelajari hal ini dalam pelajaran IPS.

2. Kearifan Lokal sebagai Identitas dan Sumber Belajar

Kearifan lokal adalah harta karun yang berisi nilai-nilai dan tradisi suatu suku adat, yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Dalam pendidikan, kearifan lokal bisa menjadi jembatan untuk mengenalkan siswa pada identitas budaya Indonesia

Cerita Rakyat: Cerita rakyat seperti Malin Kundang dari Sumatera Barat mengajarkan nilai moral tentang bakti kepada orang tua. Cerita ini dapat digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengembangkan kemampuan membaca sekaligus memahami konteks budaya.

Seni Tradisional: Pengajaran seni tradisional seperti tari daerah tidak hanya memperkenalkan siswa pada seni, tetapi juga mengajarkan sejarah dan makna di balik setiap gerakan. 

Tari Molong Kopi dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, memiliki makna sebagai simbol kerja keras dan menggambarkan kehidupan petani kopi di Bondowoso

Permainan Tradisional: Permainan seperti congklak dan egrang bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengajarkan kerja sama dan strategi. Dengan bermain, siswa juga merasakan langsung tentang kebudayaan Indonesia.

3. Strategi Integrasi Geografi dan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran

Untuk membuat pembelajaran tentang geografi dan kearifan lokal lebih menarik dan bermakna, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

Pemanfaatan Media Teknologi  

Peta Digital: Guru dapat menggunakan aplikasi peta digital untuk menunjukkan lokasi-lokasi penting yang berkaitan dengan budaya lokal. Misalnya, menggunakan Google Earth untuk menjelajahi situs-situs budaya di Yogyakarta.

Video Dokumenter: Menampilkan video dokumenter tentang kehidupan masyarakat adat di Papua dapat memberikan gambaran nyata tentang bagaimana geografi membentuk cara hidup mereka.

Proyek Kolaboratif Berbasis Budaya  

Peta Budaya: Siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk membuat peta budaya daerah mereka sendiri. Setiap kelompok dapat memilih satu elemen budaya (seperti makanan tradisional) untuk diteliti dan dipresentasikan.

Pameran Budaya: Mengadakan pameran di sekolah di mana siswa dapat memamerkan hasil karya seni atau penelitian tentang kearifan lokal dari daerah.

Kunjungan Lapangan  

Museum dan Situs Sejarah: Mengatur kunjungan ke museum lokal atau situs sejarah untuk memberikan pengalaman langsung. Misalnya, mengunjungi Megalitikum Maskuning Ijen Geopark 

Sumber: https://www.rubicnews.com/budaya/45310961800/wow-situs-megalitik-maskuning-kulon-jadi-jejak-megalitikum-di-bondowoso-simak-selangkapnya
Sumber: https://www.rubicnews.com/budaya/45310961800/wow-situs-megalitik-maskuning-kulon-jadi-jejak-megalitikum-di-bondowoso-simak-selangkapnya

Situs Megalitikum Maskuning Kulon terletak di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer Kabupaten Bondowoso. Megalitikum Maskuning Kulon, kompleks pemakaman terdiri dari batu-batu besar dengan penyangga di bawahnya. Hal ini bertujuan untuk melindungi jenazah dari serangan binatang buas. Selain itu, dalam batu tersebut juga ditemukan barang-barang seperti perhiasan yang disertakan sebagai bekal menuju ke alam nenek moyang.

Inovasi dalam Kurikulum  

Integrasi Mata Pelajaran: Mengintegrasikan elemen budaya lokal dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran IPS, siswa bisa mempelajari tentang pengaruh geografi terhadap pola migrasi masyarakat.

Proyek Penelitian Individu: Mendorong siswa untuk melakukan penelitian individu tentang kearifan lokal di daerah mereka, seperti tradisi pernikahan atau ritual keagamaan.

PENUTUP 

Kesimpulan

Pendidikan yang mengintegrasikan geografi dan kearifan lokal memiliki peran strategis dalam memperkuat identitas budaya siswa sejak dini. Geografi membantu siswa memahami keterkaitan antara lingkungan dan kehidupan masyarakat, sementara kearifan lokal menjadi sumber nilai dan tradisi yang kaya untuk pembelajaran. Dengan pendekatan ini, siswa dapat mengenali keunikan budaya daerah mereka, menghargai keberagaman, dan merasa bangga akan identitas bangsa. Melalui strategi inovatif seperti penggunaan teknologi, proyek kolaboratif, dan kunjungan lapangan, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan bermakna, membantu siswa memahami pentingnya menjaga warisan budaya di tengah arus globalisasi. 

Saran

Untuk mendukung upaya ini, guru perlu mendapatkan pelatihan khusus agar mampu mengintegrasikan geografi dan kearifan lokal dalam pembelajaran dengan cara yang kreatif dan relevan. Selain itu, sekolah dapat bekerja sama dengan komunitas adat atau seniman lokal untuk memperkenalkan budaya daerah secara langsung kepada siswa. Pengembangan media pembelajaran berbasis budaya lokal yang sesuai dengan kurikulum nasional juga menjadi kebutuhan penting dalam proses ini. Dukungan dari pemerintah, seperti alokasi anggaran, kebijakan yang mendukung, dan penyediaan fasilitas pendidikan, akan sangat membantu keberhasilan program ini. Hal yang paling penting, keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam memperkenalkan serta melestarikan budaya lokal menjadi elemen yang dapat memperkuat pendidikan karakter siswa. Dengan sinergi antara berbagai pihak, pendidikan berbasis budaya lokal dapat menjadi fondasi yang kuat bagi generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan identitas budaya Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Hutama, F. S. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Ips Berbasis Nilai Budaya Using Untuk Siswa Sekolah Dasar. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 5(2), 113. 

Lasaiba, M. A. (2023). Geografi Manusia Dalam Konteks Perspektif Spasial. GEOFORUM Jurnal Geografi dan Pendidikan Geografi, 2(2), 81–99. 

Rahayu, S. (2007). Pendidikan Multikultural dan Kearifan Lokal Sebagai Jati Diri Bangsa. Komunikasi. Universitas Negeri Semarang. 

Rahardi, T. (2021). Strategi Menjaga Eksistensi Kearifan Lokal Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia di Era Disrupsi. Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, 2(2), 136–148. 

Sari, T. Y., Kurnia, H., Khasanah, I. L., & Ningtyas, D. N. (2022). Membangun Identitas Lokal Dalam Era Globalisasi Untuk Melestarikan Budaya dan Tradisi Yang Terancam Punah. Academy of Social Science and Global Citizenship Journal, 2(2), 76–84.  

Iskandar, A. (2018). Kurikulum Berbasis Budaya untuk Sekolah Dasar. Jurnal Medan Resource Center, 1(1), 1-15.

Pamungkas, A., Hayati, R., & Maryatun, M. (2016). Pentingnya Pengembangan Kurikulum Berbasis Budaya di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS, 18(1), 69-76.

Rahmatih, R., Afifah, N., & Sari, D. (2022). Potensi Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Karakter Cinta Tanah Air di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, 12(2), 123-135.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun