Mohon tunggu...
Linda Mayang Sari
Linda Mayang Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Attachment yang dikemukakan Oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

19 Januari 2025   05:46 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:46 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori kelekatan atau attachment dikembangkan oleh John Bowlby dan diperluas oleh Mary Ainsworth untuk menjelaskan hubungan emosional antara anak dan pengasuh utama, yang berpengaruh pada perkembangan psikologis anak.

Pandangan John Bowlby

1. Pengertian Attachment: Bowlby menggambarkan attachment sebagai hubungan emosional yang kuat dan bertahan lama antara anak dan pengasuh, yang memberikan rasa aman.

2. Prinsip Utama:

Attachment adalah proses biologis yang mendukung kelangsungan hidup anak.

Anak secara alami memiliki kebutuhan untuk membangun hubungan dengan pengasuh.

3. Tahapan Attachment Bowlby:

* Pra-attachment (0--2 bulan): Pada tahap ini, bayi menggunakan sinyal seperti menangis atau tersenyum untuk menarik perhatian pengasuh tanpa membedakan siapa yang mengasuhnya.

* Attachment dalam Pembentukan (2--7 bulan): Bayi mulai mengenali pengasuh tertentu dan merasa nyaman di dekat mereka.

* Attachment yang Jelas (7--24 bulan): Anak menunjukkan kecemasan ketika terpisah dari pengasuh utama dan secara aktif mencari kedekatan.

* Hubungan Timbal Balik (24 bulan ke atas): Anak mulai menyadari bahwa pengasuh juga memiliki kebutuhan dan tujuan mereka sendiri.

Empat Pola Attachment Anak:

1. Attachment Aman (Secure Attachment):

Anak merasa percaya bahwa pengasuh akan memenuhi kebutuhannya. Ketika pengasuh pergi, anak mungkin menangis, tetapi dengan cepat merasa tenang saat pengasuh kembali.

2. Attachment Menghindar (Avoidant Attachment):

Anak cenderung menghindari pengasuh dan menunjukkan sedikit reaksi ketika pengasuh pergi atau kembali. Pola ini sering terjadi jika pengasuh kurang responsif terhadap kebutuhan anak.

3. Attachment Ambivalen/Resisten (Ambivalent/Resistant Attachment):

Anak menunjukkan kecemasan berlebih ketika pengasuh pergi dan sulit merasa tenang saat pengasuh kembali. Pola ini biasanya muncul karena pengasuh tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.

4. Attachment Tidak Terorganisir (Disorganized Attachment):

Pola ini ditambahkan oleh peneliti lain dan ditandai oleh perilaku campuran, seperti mendekati tetapi juga menghindari pengasuh. Umumnya muncul akibat pola asuh yang penuh tekanan atau trauma.

Teori ini menjadi landasan utama dalam psikologi perkembangan, khususnya untuk memahami hubungan antara orang tua dan anak serta dampaknya sepanjang hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun