Sang Maestro juga banyak menanyakan kepada Amos mengenai seberapa sering ia minum alkohol, merokok, latihan dan juga berbicara dalam kesehariannya.
Maestro menekankan, bahwa untuk menjadi musisi terkenal tidaklah mudah. Amos harus menjadikan musik sebagai satu-satunya alasan untuk hidup.
Melalui kalimat yang diucapkan oleh Maestro Suarez mengandung pesan bahwa jika ingin menggapai cita-cita, maka kita harus menjadikan hal tersebut sebagai semangat dalam setiap desiran nafas dan aliran darah kita. Jadikanlah apa yang kita ingin kejar sebagai salah satu alasan utama kita hidup.
5. "Tak penting apa pekerjaanmu, yang penting caramu mengerjakannya"
Sejak sekolahnya berantakan, kedua orang tua Amos mencari solusi. Salah satu adegan yang berkesan bagi saya adalah saat Amos bertemu dengan Ettore, seorang guru les berlatar belakang pensiunan bank yang hobi mengoleksi jamur ini menjadi sosok yang penting dalam kehidupan Amos.
Amos tidak terlalu suka dengan kehidupan sekolahnya, terlebih lagi sekolahnya bersifat umum, sehingga keterbatasan Amos menjadi hambatan baginya untuk lulus sekolah.
Amos juga mengalami stress, ia tidak ingin berakhir menjadi seorang tukang pijat, tukang stem alat musik dan pekerjaan lain yang menurutnya sudah jadi gambaran karir masa depan bagi kasus spesial seperti dirinya.
Ettore sendiri hanya memiliki sertifikat SD, kedua orang tuanya tidak mampu untuk menyekolahkannya sampai ke bangku universitas. Dirinya hanyalah membantu membacakan buku pelajaran Amos dan juga merekamnya dalam kaset, sehingga Amos dapat memutarnya kembali.
Ettore memberikan nasihat kepada Amos, bahwa sesungguhnya tidaklah penting apa pekerjaanmu, yang paling penting adalah bagaimana caramu mengerjakannya. Ketika kita sudah memiliki sebuah pekerjaan, hendaknya kita melakukan pekerjaan dengan segenap hati kita dengan cara yang telah kita pilih sebaik mungkin.
Maka tidak ada pekerjaan yang terlalu rendah nilainya. Sekecil-kecilnya pekerjaan apabila dikerjakan dengan baik dan sepenuh hati, maka akan terasa sangat bermakna.
Oleh karena ketulusan dan profesionalitas Ettore, ia mampu mengantarkan Amos lulus jenjang SMA hingga lulus kuliah. Bayangkan, pekerjaan yang sederhana hanya membacakan isi buku menjadi tidak ternilai ketika melihat hasil kelulusan Amos.