Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"24 Hours to Live", Hidup Selama 24 Jam untuk Penebusan Dosa

21 Februari 2018   21:30 Diperbarui: 22 Februari 2018   11:41 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhasilkah Travis menyelamatkan Lin dan anaknya?

Mengapa Travis mati-matian ingin menyelamatkan Lin?

Apakah ini merupakan sebuah penebusan dosa dirinya di masa lalu terhadap istri dan anaknya?

Mampukah Travis menggunakan waktu "hidup" yang tersisa untuk mengungkap kejahatan ilegal kelompok Red Mountain?

Jawabannya bisa kamu dapatkan setelah nonton filmnya ya.

Buat saya film ini cukup menegangkan pada saat menit-menit pertama, karena langsung ada adegan tembak menembak seru mengancam jiwa. Namun setelah itu, rasanya film menjadi agak datar karena konflik dan adegan adu senjatanya tergolong "biasa saja". Banyak adegan yang terlalu cepat berpindah setting lokasinya misal dari Hongkong ke Afrika atau sebaliknya.

Beberapa jalan cerita juga terkesan dipaksakan mengkuti plot film agar durasi tidak terlalu panjang. Satu hal yang juga saya cari, namun tidak saya temukan adalah penjelasan ilmiah di balik "hidup kembali" nya Travis. Padahal biasanya film nuansa "Barat" paling jago untuk urusan fiksi ilmiah. Yasudah saya hanya bisa menerka bagaimana mekanisme "hidup setelah mati" ala Travis dan bagaimana bisa mati kembali hanya dalam waktu 24 jam.

Dari segi cerita mengenai Travis dan keluarganya, bagaimana ia menyelamatkan Lin dan anaknya, membuat saya merasa tersentuh. Saya dapat menangkap pesan untuk mementingkan keluarga dan memaafkan teman sekalipun sudah berkhianat pada film ini. 

Solidaritas Travis yang tinggi kepada Jim, dan betapa Travis menyesal karena keluarganya menjadi korban kekejian Red Mountain. Dari keseluruhan aspek film ini, saya memberikan nilai 6,5 dari skala 10. Film ini cocok untuk ditonton bersama dengan keluarga, sahabat dan teman.

Terima kasih kepada KoMik Kompasiana yang memberikan kesempatan bagi saya untuk menonton film ini. Senang rasanya bisa berkumpul dengan rekan Kompasianer sesama penyuka film. ^0^

Salam KoMik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun