Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"24 Hours to Live", Hidup Selama 24 Jam untuk Penebusan Dosa

21 Februari 2018   21:30 Diperbarui: 22 Februari 2018   11:41 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu cuplikan adegan dalam film 24 Hour to Live. IMDB.

"Bagaimana rasanya bangkit dari kematian?"

Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh Ethan Hawke yang memainkan peran sebagai Travis Conrad. Sebuah misi dari pimpinannya (kelompok mafia Red Mountain) memerintahkan bahwa ia harus membunuh agen rahasia dari polisi internasional bernama Lin (Xu Qing) dan salah seorang saksi kunci.

Mulanya Travis tidak tertarik akan proyek tersebut dan memilih untuk pensiun dari pekerjaannya tersebut. Namun berkat bujukan Jim, sahabatnya itu mengiming-imingi uang komisi apabila misi berhasil dijalankan. Jumlah uang 2 juta dollar berhasil membuat Travis setuju untuk mengambil misi tersebut.

Sasaran pertama Travis adalah anaknya Lin yang tinggal di Hongkong bersama dengan neneknya. Namun, Travis mengurungkan niatnya untuk mencelakai anak Lin, karena ia teringat dengan anaknya sendiri. Travis kemudian bergerak mencari Lin di bandara Afrika, Lin sudah siap pulang ke rumah saat itu untuk menemui buah hatinya. Sebelumnya Lin dan salah seorang lelaki (saksi kunci) baru saja berhasil melarikan diri dari sebuah pengintaian aktivitas ilegal Red Mountain. Travis dengan lihai dapat menemukan Lin di bandara dan dengan mudah menjalin hubungan dengan Lin.

Setelah bermalam dengan Lin di sebuah hotel, Travis memutuskan untuk menembak Lin di kamar mandi. Namun lagi-lagi ia gagal, karena hati nuraninya tidak tega kepada Lin yang merupakan single parent. Keputusan Travis mengulur waktu untuk membunuh Lin menjadi bumerang bagi dirinya. Lin menyadari bahwa Travis merupakan mata-mata berbahaya. Tanpa peringatan Lin menembak Travis hingga tewas.

Film tidak berakhir setelah tokoh utama meninggal. Saat Travis membuka mata, bukan surga atau neraka yang menyambutnya, melainkan malaikat berbaju bedah dan hawa kamar operasi menyergapnya. Ya, kini Travis menjadi mayat yang hidup kembali dengan penanda arloji digital yang tertanam di tangannya.

Travis didesak oleh Jim dan salah seorang atasannya di Red Mountain untuk memberikan informasi mengenai Lin dan kemana Lin akan pergi. Selesai sudah misi "menghidupkan Travis kembali", informasi yang semula dibawa mati oleh Travis, kini telah terungkap.

Saatnya membawa Travis ke tempat yang seharusnya, yaitu alam baka. Dokter perempuan itu mencoba menyuntikan dosis tinggi golongan obat narkotika sejenis morfin, diharapkan Travis dapat mati kembali dengan tenang.

Namun pengalaman "pernah mati" tidak menjadikan Travis kesulitan menggerakkan tubuhnya. Dengan gerakan cepat Travis dapat melumpuhkan dokter tersebut dan kabur dari para anggota Red Mountain.

Jam digital penanda waktu tersisa bagi Travis (sumber: kincir.com)
Jam digital penanda waktu tersisa bagi Travis (sumber: kincir.com)
Travis bingung kemana ia harus pergi. Ia melirik ke arloji digitalnya. Travis teknis hanya punya waktu sekitar 23 jam sisa dari total 24 jam untuk melakukan hal-hal terakhir dalam hidupnya. Travis menelepon ke ayah mertuanya dan mengucapkan apa yang perlu ia sampaikan terakhir kali. Sebuah pikiran melintas di kepala Travis, ia harus menyelamatkan Lin, harus!

Drama penyelamatan Lin dan saksi kunci berjalan tidak lancar, saksi kunci akhirnya terbunuh oleh penembak Red Mountain, namun video berisi pengungkapan kejahatan Red Mountain masih tersimpan di Lin. Red Mountain tidak tinggal diam, mereka mengambil langkah yang lebih berani, anak Lin diculik dan dijadikan sandera.

Berhasilkah Travis menyelamatkan Lin dan anaknya?

Mengapa Travis mati-matian ingin menyelamatkan Lin?

Apakah ini merupakan sebuah penebusan dosa dirinya di masa lalu terhadap istri dan anaknya?

Mampukah Travis menggunakan waktu "hidup" yang tersisa untuk mengungkap kejahatan ilegal kelompok Red Mountain?

Jawabannya bisa kamu dapatkan setelah nonton filmnya ya.

Buat saya film ini cukup menegangkan pada saat menit-menit pertama, karena langsung ada adegan tembak menembak seru mengancam jiwa. Namun setelah itu, rasanya film menjadi agak datar karena konflik dan adegan adu senjatanya tergolong "biasa saja". Banyak adegan yang terlalu cepat berpindah setting lokasinya misal dari Hongkong ke Afrika atau sebaliknya.

Beberapa jalan cerita juga terkesan dipaksakan mengkuti plot film agar durasi tidak terlalu panjang. Satu hal yang juga saya cari, namun tidak saya temukan adalah penjelasan ilmiah di balik "hidup kembali" nya Travis. Padahal biasanya film nuansa "Barat" paling jago untuk urusan fiksi ilmiah. Yasudah saya hanya bisa menerka bagaimana mekanisme "hidup setelah mati" ala Travis dan bagaimana bisa mati kembali hanya dalam waktu 24 jam.

Dari segi cerita mengenai Travis dan keluarganya, bagaimana ia menyelamatkan Lin dan anaknya, membuat saya merasa tersentuh. Saya dapat menangkap pesan untuk mementingkan keluarga dan memaafkan teman sekalipun sudah berkhianat pada film ini. 

Solidaritas Travis yang tinggi kepada Jim, dan betapa Travis menyesal karena keluarganya menjadi korban kekejian Red Mountain. Dari keseluruhan aspek film ini, saya memberikan nilai 6,5 dari skala 10. Film ini cocok untuk ditonton bersama dengan keluarga, sahabat dan teman.

Terima kasih kepada KoMik Kompasiana yang memberikan kesempatan bagi saya untuk menonton film ini. Senang rasanya bisa berkumpul dengan rekan Kompasianer sesama penyuka film. ^0^

Salam KoMik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun