4. Kamera JD7 dan gas helium untuk mendeteksi kebocoran pada jaringan Kamera JD7 digunakan untuk mendeteksi kebocoran pada pipa primer yang tertanam dalam tanah dengan cara merekam segala bentuk audio dan visual. Kamera ini dapat berjalan sepanjang ± 1 km. Selain itu, gas helium yang merupakan hasil inovasi dari karyawan PALYJA dengan supervisi SUEZ digunakan juga untuk mendeteksi kebocoran pada pipa yang tertanam di dalam tanah.
5. Teknologi biofiltrasi dan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR)
Kadar amonium yang tinggi pada tahun 2007 menyebabkan IPA Taman Kota sempat terhenti. Berkat inovasi teknologi biofiltrasi yang berhasil dikembangkan oleh PALYJA bekerja sama dengan BPPT serta di bawah supervisi SUEZ, akhirnya IPA Taman Kota dapat beroperasi kembali pada tahun 2012. Teknologi biofiltrasi dan MBBR ini menggunakan mikroorganisme alami yang hidup dalam air yang dapat “memakan” amonium, sehingga kadar amonium dapat dikurangi.
Jarak laut yang dekat (5 km) membuat air laut dapat masuk ke dalam jaringan dan membunuh mikroorganisme pada sistem biofiltrasi. Oleh karena itu, PALYJA melakukan inovasi yaitu dengan memasang alat pendeteksi air laut pada pintu intake. Alat pendeteksi ini bernama Total Dissolve Solid (TDS) online analyzer, sehingga dapat mencegah masuknya air laut.
“Pelayanan prima karena kepuasan pelanggan adalah tujuan utama”
Salah satu misi PALYJA adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan kita dengan tingkat pelayanan yang tinggi dan dengan menyediakan air dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang baik melalui operasi yang unggul.
Berpedoman pada misi tersebut, PALYJA melakukan proses yang ketat pada mulai dari proses pengolahan air baku sampai menjadi air bersih yang siap didistribusikan ke pelanggan.
Yuk, kita lihat video singkat di bawah ini yang berisi kunjungan kompasianer ke tempat kedua yaitu IPA Taman Kota untuk melihat secara langsung proses pengolahan air baku menjadi air bersih.
(Video ini diambil di IPA Taman Kota, Dok. Pribadi)