Keempat lokasi IPA yaitu:
- IPA 1 Pejompongan : 2.000 liter/detik
- IPA 2 Pejompongan : 3.600 liter/detik
- IPA Cilandak : 400 liter/detik
- IPA Taman Kota : 150 liter/detik.
Sumber air baku air bersih 94,3% berasal dari luar kota (Waduk Jatiluhur, IPA Serpong dan Cikokol) dan 5,7% berasal dari sungai di Jakarta (Kali Krukut 4% dan Sungai Cengkareng Drain 1,7%).
Bila kita lihat ulasan sebelumnya jumlah air bersih hasil olahan IPA sudah melimpah ya. Tetapi tunggu dulu, kita belum menghitung seberapa besar sih kebutuhan air di Jakarta.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh PAM Jaya, jumlah penduduk yang tinggal di Jakarta ± 10 juta orang, konsumsi air bersih penduduk Jakarta dapat mencapai 100 liter/hari/orang, sehingga apabila dikalkulasikan total kebutuhan air bersih di Jakarta sebesar 26.000 liter/detik. Faktanya, jumlah air bersih yang dihasilkan oleh 2 operator di Jakarta (PALYJA dan AETRA) hanya 17.000 liter/detik. Itu artinya kita masih mengalami defisit air bersih sebesar 9.100 liter/detik!
Inovasi merupakan salah satu dari 4 nilai (Responsible, Caring, Trustworthy, Innovative) yang dimiliki oleh PALYJA. Solusi terbaik melalui inovasi teknologi dipercaya dapat mengurangi defisit ketersediaan air bersih di Jakarta. Apa saja bentuk inovasinya ya? Ayuk kita bahas satu per satu:
1. Distribution Monitoring Control Center (DMCC) sebagai pusat monitor real time
Sistem ini beroperasi onlineselama 24 jam dalam seminggu dan merupakan operator air pertama di Indonesia yang memiliki teknologi monitoring real time. Sistem ini canggih karena dapat mengantisipasi gangguan, mempercepat proses penanganan gangguan dan perawatan serta memudahkan akses untuk laporan produksi dan distribusi.