Mohon tunggu...
Linda Eka
Linda Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengubah Sampah Menjadi Cuan

18 Mei 2022   21:41 Diperbarui: 18 Mei 2022   21:44 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah, memang sebuah kata yang banyak sekali dibicarakan orang. Yaa, karna banyak masalah yang timbul akibat sampah yang tidak dimanfaatkan secara benar.

Bila mendengar kata sampah, memang sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan istilah sampah. Sampah adalah barang bekas atau material sisa yang sudah tidak terpakai lagi dan akan menjadi limbah.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Kemudian yang dimaksud sampah secara spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi pembatasan timbulan samapah, daur ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah. Kegiatan penanganan meliputi pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisah sampah, pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah, pengolahan dalam bentuk menguabh karakteristik, komposisi dan jumlah sampah.

Berbicara mengenai sampah, banyak dari kita yang sudah mengetahui bahwasannya sampah dibedakan menjadi dua jenis, yakni sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik ialah sampah yang mudah terurai atau bisa dikatakan mudah lapuk karena waktu, biasanya seperti tumbuhan, hewan, dan makluk hidup lainnya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sangat sulit terurai bahkan hingga ratusan tahun, seperti plastik.

Banyak dari kita yang sudah paham apa saja dampak negatif sampah baik bagi kesehatan, lingkungan, maupun yang lainnya. Dampak sampah bagi kesehatan misalnya, sampah yang kotor akan mengundang lalat, tikus dan hewan lainnya untuk datang. Sehingga akan menimbulkan masalah kesehatan seperti diare dan yang lainnya. Dampak lainnya yakni sampah yang menumpuk pada selokan akan menyebabkan banjir. Dampak yang fatal lainnya adalah jika sampah yang sampai ke laut kemudian dimakan oleh satwa laut, maka akan mengakibatkan kematian hewan laut, dan tentunya akan mengurangi nilai keindahan laut itu sendiri.

Karena sampah anorganik sangat sulit terurai, maka banyak dari kita yang memanfaatkan ulang sampah-sampah anorganik. Kita bisa melakukan 3R yaitu reuse, reduce, recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih  bisa digunakan atau masih layak digunakan. Reduce berarti mengurangi penggunaan sampah anorganik. Recycle berarti mendaur ulang sampah menjadi barang baru.

Contoh lain kegiatan untuk mengurangi sampah yaitu kegiatan bank sampah. Mengapa bank sampah? Karena kegiatan ini cukup efektif diterapkan dilingkungan rumah tangga, karena salah satu penyumbang sampah terbesar yakni sampah rumah tangga. Nah, maka dari itu diperlukan adanya kegiatan bank sampah ini untuk mengurangi sampah rumah tangga dan tentunya mendapatkan keuntungan dari kegiatan bank sampah ini.

Bank sampah adalah kegiatan mengurangi sampah yang teridir dari penabung sampah, pengepul, dan teller atau orang yang bertugas melayani penabung.

Sistem dari bank sampah ini tidak jauh beda dengan kita menabung dibank, atau bisa dikatakan sama. Penabung hanya perlu membawa buku tabungan dan sampah yang ia punya, lalu pergi ketempat teller untuk menyetor sampah dan menimbang, lalu teller menyetor sampah kepengepul.

Untuk penetapan harga dari bank sampah,menyesuaikan dengan jenis sampah, sampah kertas memiliki harga yang tinggi. Sampah plastik botol juga memiliki harga yang cukup tinggi yakni sekitar RP 1.000,00 per kilo gram.

Tujuan didirikannya bank sampah ini salah satunya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai sampah. Dengan tidak adanya sampah yang berserakan dilingkungan tempat tinggal tentunya banyak manfaat yang didapat seperti dalam kesehatan masyartakat itu sendiri.

Tujuan lain didirikannya bank sampah adalah menjadikan sampah bernilai ekonomis. Karena menabung sampah di bank sampah sama seperti kita menabung uang di bank, setiap setiap sampah yang kita tabung akan menghasilkan uang.

Mungkin tidak sedikit dari kita yang bingung, bagimana cara kerja dari bank sampah. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan agar menjadi penabung sampah adalah:

1. Kita perlu mendaftarkan diri kita menjadi penabung. Kita bisa memilik bank sampah terdekat agar memudahkan kita jika ingin menyetor sampah.

2. Kita harus memisahkan jenis-jenis sampah yang kita punya, agar memudahkan dalam penimbangan. Kita dapat memisahkan sampah jenis plastik, kertas, ataukah logam.

3. Datang ke bank sampah terdekat dan jangan lupa untuk membawa buku tabungan, agar supaya teller bisa mencatat sampah yang kita kumpulkan.

4. Selanjutnya yaitu penimbangan sampah.

5. Dan yang terakhir yaitu penyerahan sampah kepada pengepul.

Kegiatan bank sampah ini dilakukan setiap satu bulan sekali.

Kesimpulan yang dapat diambil dari adanya bank sampah ini adalah bank sampah adalah satu dari banyaknya cara yang dapat membantu mengurangi sampah. Dengan beberapa manfaat yang diberikan dari adanya bank sampah, maka kegiatan ini cukup worth-it untuk dicontoh oleh masyarakat daerah lain.

Setelah beberapa pemaparan diatas, sudah selayaknya kita peduli akan sampah. Sampah ini akan dibawa kemana? Akan langsung dibuang kah atau dikemanakan? Untuk itu mari kita sama sama untuk mengurangi sampah. Mulai dari diri kita sendiri, kita mulai dari hal kecil seperti tidak menggunakan sedotan plastik untuk minum, tetapi menggantinya dengan sedotan stainless karena sedotan ini bisa digunakan berulang kali, dan tentunya akan mengurangi limbah sampah.

Contoh yang lain mungkin sudah banyak diterapkan pada supermarket-supermarket yakni pada saat berbelanja tidak disediakan kantung plastik. Nah untuk itu kita harus membawa tas belanja sendiri, dan tentunya itu akan mengurangi penggunaan sampah plastik.

Mungkin langkah dari pemerintah juga sangat diperlukan untuk mengurangi sampah. Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah ialah mengurangi 70 persen sampah laut pada tahun 2025.

Untuk mengurangi sampah jenis organik kita bisa membuat pupuk kompos yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman.

Untuk itu mari kita bersama-sama untuk mengurangi penggunaan sampah anorganik. Terutama sampah plastik, mari bijak dalam menggunakan plastik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun