Mohon tunggu...
linda lin
linda lin Mohon Tunggu... Mahasiswa - guru

suka bernyanyi dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

penyimpangan khobar dari kondisi/keadaan yang sebenarnya dan macam-macamnya

12 November 2023   19:40 Diperbarui: 12 November 2023   20:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Penjelasan:

 

  • Syair ini diucapkan kepada orang yang menolak tentang kemuliaan adab dengan ingkaran yg sangat lemah
  • Jadi diucapkan pada orang yang mengingkari bahwa kemuliaan itu bukan dengan sopan santun adab tapi dengan harta
  • Kadang sebagian orang dari kita atau mungkin lebih banyak menganggap seseorang yang berstatus tinggi yang banyak harta itulah orang yang mulia
  • Padahal bukan seperti itu
  • Tapi orang yang mulia adalah orang yang mempunyai adab yang tinggi
  • Maka diucapkanlah syair ini

 

(Sesungguhnya shalat itu (mampu) mencegah perbuatan yang keji dan munkar)[3]

 

Penjelasan: Diucapkan kepada orang yang inkar. Tapi orang yang inkar itu dianggap orang yang ragu-ragu makanya digunakan satu adat taukid.

 

C. CARA MEMBEDAKAN JENIS KALAM YANG SESUAI DENGAN KONDISI KOMUNIKAN DAN TIDAK SESUAI DENGAN KONDISI KOMUNIKAN

  • Sesuai Ketentuan Korespondensi
  • Jika suatu kalam khabar disampaikan tanpa disertai huruf tawqid kepada seorang mukhathab yang khaaliyudz-dzihni, dan disertai adat tauqid sebagai kemurahan kepada mukhathab yang tampak curiga, serta disertai dengan huruf tawqid sebagai komitmen. orang-orang yang memberontak, maka kalam khabar tersebut sesuai dengan arti luarnya.
  • Tidak sesuai untuk memberikan kondisi
  • Dalam beberapa hal makna kalam khabar jelas terputus karena ada beberapa pemikiran yang dilihat oleh pembicara, di antaranya adalah:
  •  Mukhathab yang khaaliyudz-dzihni ditempatkan sebagai pena tanya ketika kalam khabar telah berlalu dengan kalimat yang memberi petunjuk pada hukum dalam kalam khabar.
  • Seorang mukhathab yang tidak ragu-ragu dianggap skeptis karena semua itu merupakan indikasi ketidakpatuhan terhadapnya.
  • Mukhathab yang ingkar dianggap sebagai orang yang tidak ingkar bila di hadapannya terdapat beberapa dalil dan bukti, yang seandainya diperhatikan, niscaya musnahlah keingkarannya itu.

 

BAB III

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun