Mohon tunggu...
Linda
Linda Mohon Tunggu... Freelancer - Aku suka belajar.

Awal tahun 2020 ini, aku baru menyadari bahwa aku suka nulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cobain Tol Lampung - Palembang, dan Pelabuhan Eksekutif Merak dan Bakauheni

6 Januari 2020   15:56 Diperbarui: 7 Januari 2020   00:26 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pun sebagian kendaraan yang belum ngerti kode di dalam toll, mana bila ada kendaraan yang minta jalan untuk mendahului, mereka kayak gak pernah liat kaca spion atau ngecek belakang, mereka tidak pindah ke lajur kiri, tapi bertahan di lajur kanan aja. Akhirnya, kendaraan yang ingin mendahului terpaksa menyalip dari sebelah kiri mereka.
.
Sampai di ujung toll, tidak ada gerbang toll yang perlu bayar, walaupun udah ada mesinnya, tapi mesin-mesin itu belum berfungsi, lalu kita hanya perlu hidupin google map lagi untuk sampai ke hotel.

Kami memilih nginep di Palembang untuk menghindari jalan di keadaan langit gelap. Karena jalan menuju ke Jambi harus melewati hutan dan perkebunan, takut mak ... kami cuma bertiga: suami istri dan anak, tanpa ada teman-teman konvoi. Kalau nemu ada cewek pake gaun putih nyetopin mobil, gimana atuh?
.
Karena udah jam 5 sore, kami putuskan untuk cari makan malam aja, gak jadi ke hotel, supaya nanti masuk hotel gak payah lagi keluar cari makan malam. Tes coba datang ke mie Aloy Palembang, ternyata buka, dan masih sepi.
.
Porsi bakminya gede banget, aku bagi dua dengan anakku aja, masing-masing dari kami dapat porsi biasa untuk yang di Jakarta. Kuahnya pun kami pilih yang biasa aja, tak perlu ada tambahan lagi, itu pun dapat banyak isiannya.
Suami ku pesen kuah yang pakai jeroan. Akhirnya gak habis
Dengan minum air mineral 2 botol dan es teh tawar 1 gelas, total di sini kami bayar Rp93.500.
.
Hotel yang dipilih suamiku tarifnya Rp650.000 tanpa sarapan.
Jadi bangun pagi, kami check out lalu cari sarapan pagi dulu sebelum lanjut ke Jambi.
.
Penasaran dengan lomie yang katanya enak pake banget, kami cari pakai bantuan google map. Sempat muter-muter karena ada penutupan jalan, keliatannya sedang dicor ulang sih itu.
.
Di google map nunjukin posisi lomie ada di sebelah kanan, akhirnya kami putuskan untuk parkir dulu di sebelah kanan sambil nyari aja pakai jalan kaki nanti. Pas ada abang tukang parkir, aku buka kaca jendela dan bertanya, "bang, lomie sebelah mana?"
"Itu" ditunjuknya seberang jalanan. Bener aja! Lagi-lagi google map bikin bingung dan bikin malu
Lomienya rame banget, mobil-mobil pengunjung diparkir di seberang jalan yang ada lahan untuk kita numpang parkir, jadi pas sekali sih kita tadi itu sebenarnya, tapi tetep aja malu-maluin pake acara nanya lomie di sebelah mana?
Pesen lomie dua mangkok, aku bagi dua dengan anakku kayak biasa, minumnya es teh tawar dan teh tawar hangat , ditagih Rp102.000
Enak banget sih, pake udang lumayan banyak, udangnya dibelah dua jadi memberi kesan makin banyaklah udang rebusnya.
.
Abis dari situ, kami langsung buka google map lagi menuju Jambi.
Nah, dari sini-lah petualangan yang sebenarnya dimulai
.
Dari jalan bertikungan, berlobang-lobang, rusak parah, sampai menyalip truk-truk besar dan mobil-mobil pemudik lain.
.
Di sini pula peranku dibutuhkan ... eeaaa ... aku jadi keneknya, yang ngasih info di depannya kendaraan depan kita apakah ada lagi kendaraan lain?
Apakah kalau nyalip nanti akan muat buat kita nyelip?
Apakah ada kendaraan dari arah berlawanan?
Apakah jalanannya memungkinkan untuk kita nyalip?
Apakah di depan itu jalannya lurus atau ada tikungan?
Apakah tikungannya berbelok dikit? Dikitnya seberapa derajat? Ataukah belokan tajam?
Apakah jalanan di depan agak rusak atau mulus?
Kenek juga bertugas kasih info seberapa jauh lagi perjalanan kita, 112km kah? Atau masih 200km?
Apakah ada pom bensin di depan? Berapa km lagi? Apakah cukup waktu menuju kesana sambil menahan rasa kebelet pipis?

Di perjalanan menuju ke Jambi, kami menumpang toilet di pom bensin, sambil mengisi bensin, pertamax sejumlah Rp260.000.

Kami mampir makan siang di restoran masakan padang Pagi Sore, kena Rp200.000. Aku lupa pun itu dimananya, yang pasti di google map ada. Tempatnya bersih, luas, dan selalu ramai.
.
Setelah melewati perbatasan Provinsi Palembang dan memasuki wilayah Jambi, jalanannya muluuuusss-luss-luss, beberapa bagian malahan ada yang ditambahin semen di kanan kiri jalan. Rasanya terharu sekali setelah sekian ratus KM aku mesti liat apakah ada warna orennya di map. Oh Jambiku ...
.
Nah ... kalau perjalanan balik dari Jambi ke Jakarta, kami mulai dari jam 7 pagi.
Ternyata itu jam masuk sekolah, banyak motor-motor yang membonceng anak-anak sekolah di jalanan arah ke Palembang pas kami di KM 10-an. Plus ada rombongan sepedaan yg dikawal mobil polisi. Bikin kami memulai perjalanan dengan lambat-lambat saja. Santuy banget deh ...
.
Tapi enaknya pagi-pagi, tidak banyak truk di jalanan, lebih banyak mobil pribadi, itu pun jauh-jauh baru nemu. Jadi enak banget deh.
.
Singgah makan siang di restoran masakan padang Sederhana. Tempatnya bersih, dan nyaman. Kami makan di sini, kena Rp 144.000.

Di Bakauheni, kami kembali memilih pelabuhan eksekutif. Sebelum masuk pelabuhan, kami isi pertamax dulu Rp314.000.
.
Perjalanannya kami lewati dengan cara sama seperti ketika menuju ke Jambi.
Start dari Jambi jam 7 pagi, sampai di Jakarta di apartemen jam 11 malam. Total 16 jam perjalanan.

.
Buat temen-temen, ku kasih info, selama perjalanan akan banyak melewati Indomaret dan Alfamart, yg menyediakan toilet, serta air panas untuk bikin pop mie dan kopi. Tapi kami gak stop di sana, karena kami gak butuh. Kami memilih ke pom bensin karena butuh untuk ngisi bensinnya, rasa takut kehabisan bensin lebih mengkhawatirkan dibandingkan rasa takut gak punya cemilan
.
Sebelum mulai perjalanan, perlu menyiapkan kantong sampah. Karena ku liat beberapa mobil ada yang suka membuang botol dan sampah lainnya sembarangan di jalan Lintas Sumatera ini bahaya lho buat pengendara lain, juga merusak lingkungan.
.
Aku rinciin pengeluaran kami,
Dari Jakarta ke Jambi:
Isi pertamax 322.000 + 200.000 + 260.000
Beli minum nasi kuning, cemilan, air minum  150.000
Naik kapal mobil + 3 orang = 579.000
Hotel 650.000
Mie Aloy 93.500
Lomie 102.000
Pagi Sore 200.000

Toll :
Ke Merak 41.000
Ke Palembang 112.500

Waktu tempuh Jakarta -Jambi di perjalanan total 17 jam, tidak termasuk waktu yg terpakai untuk nginep di Palembang.

Dari Jambi ke Jakarta:
Isi bensin 156.000 + 235.000 + 314.000
Makan nasi padang Sederhana 144.000
Naik kapal 579.000
Toll bakauheni selatan 112.500
Toll merak 48.000
Toll Tangerang ke Jakarta 7.500

Total waktu tempuh perjalanan Jambi - Jakarta adalah 16 jam , tidak pakai nginep segala.
.
Dengan perjalanan ini, daripada naik pesawat, kira-kira kami menghemat sekitar sampai dengan tiga juta Rupiah, untuk PP Jakarta-Jambi.
Namun, kami harus mengorbankan waktu untuk menempuh perjalanan darat.
.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun