RENUNGAN ANAK BATAM
Batam,
Kota yang pernah kudatangi untuk sejenak bersinggah
Singgah demi mencari sesuatu yang lebih baik
Ibu , ayah
Aku masih ingat ketika melangkah dengan kaki kanan
Kau berangkatkan aku dengan doa
Pesanmu selalu membayang dan bagaikan siaran TV yang selalu diputar disetiap hari
Sehari, dua hari, seminggu , sebulan bahkan 3 bulan pertama aku masih mengingat apa katamu ibu..
Menunaikan Ibadah, Dan jaga diri baik-baik
Dan kadang kala aku sering mengeluarkan air mata disusut kamar, mengingat pesan ibu dan ayah, mengingat pelukmu ketika aku akan pergi
Ke khwatiranmu tampak jelas diraut mukamu ibu, kwatir akan diriku dikota batam ini.
Ibu, ...ayah
Aku Telah sampai dikota batam ini.
Hal yang beda ketika aku melangkahkan kaki, menginjak tanah bersimbolkan jembatan BARELANG. Sungguh sangat Indah ibu.....sangat kagum akan kedamaian pantai. Apalagi ketika seruan ombaknya, seakan menyambut kedatanganku ayah.
Tapi itu hanya sebentar, dan kini aku merasakan sakit yang begitu mendalam. Terik panas itu telah aku lalui, berjalan kesana kemari, mulai dari muka kuning bahkan ke batam centre. Angkot jadi saksi bisu ayah,,,aku telah menelusuri kota ini.
Kemeja putih telah membentuk alur perjalananku seharian ibu
Terlihat jelas keringat di kerah kemeja ini.
Telah menjadi peta dalam perjuanganku.
Puji sukur pada tuhan
Berkat doamu,,ibu ayah
aku ada di...( Seluruh Tempat kerja anak batam)
Gaji pertama terpaksa aku pakai utuk awal kebutuhanku, gaji ke dua sedikit aku mengirimkan untuk ibu dan ayah
Tapi t'bisa aku ingkari ibu, ayah
Semakin dan semakin aku menikmati hasil jerih payahku membuat aku lupa diri
Lupa ibadah, lupa sedekah, lupa semua
Larut malam aku lalui, Berpoya-poya kesana kemari.
Pergantian shif tidak lagi aku rasakan ibu. Ketika awal gajian aku sibuk dengan handpone baruku, sibuk dengan paket BBmku.
Bahkan menanyakan kabarmu tak'sempat lagi
Sekarang aku hanya ingin kasih kabar gembira ibu,,
Sepucuk surat hati buat ayah ibu,,,