Bergaya semampunya tidak mesti dapat dilakukan oleh semua orang. Hutang atau sejenis kredit terkadang menjadi pilihan ketika menginginkan sesuatu sedangkan uangnya masih kurang untuk mencukupi. Tidak jarang seseorang tidak dapat mengukur kemampuan dirinya sehingga bertindak gegabah. Orang yang seperti inilah yang perlu untuk dihindari atau di-blacklist dari hutang piutang. Saya yakin orang seperti itu susah sekali ditagih.
Ada orang yang pinjam sana-sini demi membeli handphone tertentu. Padahal senyatanya kemampuan keuangannya masih bisa dikatakan kekurangan. Bukannya mau melarang atau mengatur kehendak orang lain, akan tetapi orang yang sukanya mengejar gengsi layaknya tidak usah dikasih pinjaman. Toh ia mengutamakan sesuatu yang sebetulnya tidak perlu ia kejar, padahal hutang hukumnya wajib dikembalikan.
- Riwayat peminjaman sebelumnya
Jika sudah tahu dia terkenal suka hutang dan susah ditagih mending jangan sekali-kali kasih pinjaman. Dalam dunia hutang piutang, apapun yang terjadi uang yang sudah dipinjam harus dikembalikan. Hukumnya wajib! Karena biasanya para peminjam menyikapi hutang secara seenaknya alias mau enaknya saja. Gemar hutang tapi mengembalikannya nanti-nanti.
Yang mengesalkan yakni saat meminjam datang dalam keadaan memprihatinkan namun saat ditagih sangarnya minta ampun. Sudah jatuh tempo sesuai kesepakatan namun ketika ditagih banyak alasan dan tidak diprioritaskan.
Untuk memvalidasi apakah yang pihak peminjam kredibel atau tidaknya perlu ditanyakan pada teman-teman lain, karena yang suka hutang tidak sungkan untuk meminjam pada siapapun sekalipun tidak terlalu dekat.
Tidak sedikit untuk mengerti hal ini perlu rugi terlebih dulu. Maksudnya setelah diberi pinjaman barulah kita tahu sebenarnya bagaimana kredibilitas orang bersangkutan mengenai hutang piutang. Jujur, saya juga begini. Dan lain kali saya tidak akan meminjaminya lagi.
- Situasi keuangan yang bersangkutan
Kita memang bukan bank atau lembaga keuangan, sangat perlu untuk tetap selektif menentukan siapa yang patut dipinjami. Hindari menghutangi pengangguran karena sumber dananya tidak jelas atau bisa dikatakan tidak ada. Sekalipun ditagih kalau yang bersangkutan tidak ada uang memangnya dapat apa?
Saran yang lain ialah, hindari memberi pinjaman kepada seseorang yang sudah berumah tangga, namun ketika meminjam, pasangannya entah itu istri atau suaminya tidak mengetahui. Itu pengalaman saya pribadi. Apalagi kalau yang bersangkutan pun sumber dananya kurang jelas alias mengandalkan uang dari pasangannya.
Meski demikian perlu hati-hati karena para penghutang juga pandai mimikri. Saya juga pernah kecolongan dan akhirnya harus siap kalau uangnya tidak kembali. Kalau sudah begini kedepannya jadi orang pelit demi kebaikan sepertinya bukan pilihan yang keliru. Toh itu uang kita kalau tidak balik sama juga hilang kan. Niatnya mau bantu tapi kalau tidak kembali sama saja diminta padahal nyarinya juga susah.
Justru sikap tidak enakan kita dapat dimanfaatkan orang lain. Hindari sikap tidak enakan, toh kalau kamu tidak enakan nantinya yang tidak enak malah dirimu sendiri. Uangnya tidak kembali memangnya enak? Tidak sama sekali. Belum lagi hutang piutang juga menjadi pemecah silaturahmi yang ampuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI