Mohon tunggu...
Lina M
Lina M Mohon Tunggu... Lainnya - Wisteria

There's gonna be another mountain

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sebelum Menghutangi, Perhatikan Beberapa Poin Penting Ini!

29 Maret 2022   11:08 Diperbarui: 29 Maret 2022   11:12 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terlintas di kepalamu mengenai "hutang"?

Pastilah banyak cerita dengan berbagai versi mengenai hutang. Baik itu di kehidupan nyata, cerita teman, cerita orang tua, cerita temannya teman, di time line dan lain sebagainya.

Saya terkadang bimbang ketika dihadapkan pada masalah ini. Di lain sisi orang berhutang betul-betul butuh bantuan, dimana hutang merupakan solusi terakhir yang harus diambil. Sedangkan di sisi lain tak jarang hutang menjadi masalah yang nantinya berkepanjangan. Entah itu susah baliknya atau malah "nggak balik sama sekali".

Dulu ketika masih remaja saya mendengar nasehat dari seseorang, jika ada yang ingin hutang maka harus ditolong. Hal itu didasari orang yang berhutang betul-betul membutuhkan bantuan. Nasehat itu masih saya terima. Maklumlah namanya remaja masih bisa menerima nasehat abcd.

Tidak lama setelah itu saya mendapat nasehat lagi dari tokoh yang lain. Jika ingin kaya maka jangan gemar memberi hutang pada orang lain. Nasehat itu saya iyakan saja. Sama seperti nasehat sebelumnya, keduanya saya terima. Karena memang pada saat itu saya tidak terlibat hutang piutang.

Nah! Setelah beranjak dewasa barulah saya mengerti. Keduanya memiliki sisi kebenaran masing-masing. Jujur saja saya cenderung mendukung nasehat kedua. Bukannya saya benci para penghutang, tetapi sikap ini didasari oleh kekecewaan dan ulah mereka sendiri.

Hutang piutang justru dapat dikatakan transaksi yang membantu dan mengasyikan jika yang terlibat ialah orang yang penuh tanggung jawab.

Saya membenarkan berhutang merupakan solusi untuk mengatasi sesuatu. Namun dari pengalaman saya sendiri jujur saja sudah mulai kapok meminjamkan uang, sekalipun dengan teman terdekat. Meski masih meminjamkan, saya sangat pemilih.

Alasannya bisa ditebak, yakni uang saya susah balik. Ditambah lagi cerita dari teman-teman yang kurang lebih senasib dengan saya. Ada yang menagih tapi malah dimarahi alias galakan yang ngutang, playing victim, ditagih lewat chat malah di-block, dan berbagai macam drama hutang piutang lainnya.

Di lain sisi saya juga menyalahkan diri sendiri. Seharusnya sebelum meng-acc pinjaman, perlu untuk diaudit dan diverifikasi terlebih dulu kredibilitas calon penghutang tersebut. Siapapun itu! Jangan salah lho ya! Yang kaya raya pun ada yang gemar hutang tapi susah ditagih.

  • Lihat gaya hidupnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun