Mohon tunggu...
Lina M
Lina M Mohon Tunggu... Lainnya - Wisteria

There's gonna be another mountain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu yang Tepat untuk Menyesal

21 Juli 2021   09:19 Diperbarui: 21 Juli 2021   09:51 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Johan melirik. Ia mendorongku masuk ke rumah kemudian ia pergi begitu saja. Kupanggil berkali-kali namun tak dihiraukan barang sedikitpun. Yang aku takutkan ialah bahwa itu pertemuan terakhir kami, dimana kami sudah sama-sama dewasa.

Keesokan harinya, aku termenung di depan cermin. Mataku menatap tubuhku dari ujung ke ujung. Kutahu tak tahu mana bagian tubuhku yang luput dari sentuhan laki-laki di masa lalu. Memang tidak ada yang berkurang atau rusak berkarat. Memang setiap laki-laki yang menyentuhku tidak pernah meninggalkan goresan atau lebam. Akan tetapi setiap waktu bersama mereka kuhabiskan dengan kenikmatan yang berpura-pura, menyiksa diri sendiri yang ingin waktu segera berlalu.

Aku tersenyum menatap diriku yang kini menangis tersedu-sedu.

"Aku berhenti." Secara perlahan kutanggalkan sematan wanita jalang yang selama ini kusandang.

Aku sedih. Johan tak pernah menemuiku. Kabarnya selalu kunanti, kucari pun ia tak meninggalkan jejak atau tanda keberadaannya. Yang bisa kulakukan ialah mengingatnya, ia begitu baik dan santun.

Jika ada kesempatan untuk kami bertemu, aku ingin mengucapkan terima kasih padanya. Tidak lebih dari itu, tidak berani lebih dari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun