"Aaa...yah, aku kangen Ibu Aku ingin ketemu sama Ibu," kataku terputus-putus. Ayah hanya berdiri terpaku di depanku. Sikapnya dingin dan tatapan matanya menusuk tajam menyakitkan. Seorang perempuan yang tak lain calon istri baru ayah tersenyum sinis padaku. Lidahku terasa kaku dan semakin kaku. Pandangan mataku semakin kabur. Dokter Rani kulihat samar-samar menangis di sampingku.
"Aaa...ya..aah aku kangen Ibu. Aku mau kete....mu Ibu. Nanti aku dimandiin yang bersih ya," pintaku perlahan. Aku menangis melihat ayah tetap dingin di depanku. Aku mengulang permintaanku sebisanya. Hingga aku tak bisa berkata lagi...
Aaa...ya..aah aku kangen Ibu. Aku mau kete....mu Ibu. Nanti aku dimandiin yang bersih ya.