"Tidak apa-apa Diva, ini untuk kamu. Aku sudah sangat kenyang sekarang," Shafa pun kembali menawarkan roti bakar kepada Diva.
"Aku tidak lapar karena tadi sudah sarapan dan minum susu. Aku hanya bingung saja, tas bekalku kenapa tidak aku bawa ke sekolah," lanjut Diva.
Tidak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi. Ibu Guru masuk kelas dan memberikan pelajaran seni musik kepada anak-anak di tahun ajaran baru ini.
Setelah pelajaran usai, anak-anak pulang ke rumah masing-masing tanpa dijemput oleh orang tua. Shafa dan Diva pun pulang bersama karena rumah mereka berdekatan. Beberapa menit perjalanan, Diva mengajak Shafa beristirahat di bawah pohon ceri yang rindang.
"Shafa, aku sangat haus. Bolehkah aku meminta air minum kamu?" pinta Diva dengan sopan.
"Boleh, Diva!" kata Shafa dengan senang lalu memberikan sebotol minuman kepada Diva.
Diva meminum seperlunya saja. Lalu memberikan botol minuman tersebut kepada Shafa sambil mengucapkan terima kasih.
"Aku masih punya roti bakar. Ayo, kamu makan ya!" Shafa menawarkan sepotong roti bakar yang masih utuh di tempat makan.
"Aku tidak lapar. Aku hanya haus saja," kata Diva menolak tawaran Shafa.
"Baiklah kalau begitu. Kalau haus, kamu boleh minta minumku lagi kok!"
Lalu mereka pun melanjutkan perjalanan kembali. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Rena, teman sepermainan mereka di rumah namun beda sekolah. Rena kelihatan sedih dengan air mata yang mengalir, namun suara isak tangis tidak terdengar. Shafa dan Diva mendekatinya.