Mueza sebenarnya masih lemas. Tetapi Mueza ingin seperti Akil yang bisa membantu makhluk lainnya. Kemudian Mueza pun membelah buah naga menjadi dua bagian. Lalu disiapkan kepada merpati putih dewasa yang nampak lebih lemas.
"Bibi, aku suapi perlahan-lahan ya! Dari tadi Bibi belum makan," kata Mueza kepada Bibi merpati dewasa.
"Baiklah anak musang yang baik, tapi sedikit saja ya. Bibi tidak enak makan," kata merpati putih dewasa tersebut dengan suara yang sangat pelan.
Dengan tangan yang kaku dan tidak terbiasa, Mueza pun menyuapkan buah naga tersebut. Mueza tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Tetapi karena melihat Akil, Mueza pun jadi lebih ingin melakukan kebaikan kepada makhluk lain.
Seringkali buah naga yang disendoki menggunakan potongan daun pandan tersebut tumpah, hal itu terjadi karena Mueza tidak terbiasa melakukannya. Di rumah, Mueza selalu disuapi jika makan. Memakai dot jika minum.
"Anak musang, nama kamu siapa?" tanya burung merpati putih dewasa tersebut.
"Namaku Mueza."
"Nama yang bagus. Bibi rasa kamu tidak pernah makan sendiri sebelumnya ya," canda burung merpati putih dewasa sambil tersenyum kecil.
"Iya, Bibi. Aku selalu disuapi jika makan. Kok Bibi tahu?"
"Bibi melihat dari caramu memegang sendok. Dan juga buah naga yang selalu tumpah. Tapi tidak mengapa. Bibi berterimakasih karena kamu sudah menyuapi Bibi. Hingga Bibi merasa kenyang sekarang," kata burung merpati putih.
Bersambung...
Ditulis oleh Lina WH