"Baiklah, Akil! Maukah kamu berteman denganku? Namaku Mueza," kata Mueza si anak musang yang mulai memperkenalkan diri kepada Akil.
"Tentu mau, Mueza. Aku sangat senang mempunyai banyak teman."
"Akil, bolehkah aku memakan buah bengkoang ini?" lanjut Mueza kemudian.
"Tentu boleh, Mueza. Ambillah apa yang kamu mau. Di sini sangat mudah untuk mendapatkan semua buah itu," jawab Akil sambil memberi minum kepada dua anak kambing secara bergantian.
"Terimakasih, kelinci kecil. Aku sudah lebih baik," kata salah satu anak kambing tersebut kepada Akil.
"Sama-sama. Namaku Akil. Mau buah naga? Aku suapi ya, supaya tenagamu lekas pulih," lanjut Akil.
"Terimakasih, Akil!" kata salah satu anak kambing tersebut.
Setelah selesai menyuapi buah naga kepada kedua anak kambing tersebut, Akil pun berniat untuk mengambil air minum di sungai terdekat.
"Mueza, aku akan mengambil air minum di sungai dekat sini. Kamu tetap diam di sini ya. Berbaringlah. Dan makanlah buah yang ingin kamu makan. Nanti jika Paman Elang datang, katakan kepada Paman Elang jika aku sedang mengambil air minum," kata Akil kepada Mueza.
"Iya, Akil. Aku akan mengatakan itu jika Paman Elang datang. Tapi aku sudah kenyang. Dan aku sudah merasa baikan. Aku akan membantumu menolong binatang lain yang dibawa Paman Elang kemari," kata Mueza yang sudah merasa baikan.
"Terimakasih Mueza. Tapi jangan dipaksakan jika tubuhmu masih lemah ya, kamu harus lebih sehat!" kata Akil yang kemudian segera pergi meninggalkan Mueza dan binatang lainnya.