"Akil, sekarang aku sudah tidak cengeng lagi. Karena aku senang ada kamu di sampingku," kata Noya dengan nada yang lembut dan senyum yang tipis.
"Noya kan sudah besar. Lebih besar dari aku!" jawab Akil dengan polos.
"Akil, kenapa kamu tidak membuatkan lagu untukku lagi? Aku mau dibuatkan lagu. Lalu kita menyanyi sambil menari lagi," pinta Noya kepada Akil.
"Lagu apa ya?" tanya Akil yang masih kebingungan dengan lagu yang akan dipilih.
"Lagu Noya, lho!"
"Ya ya ya! Lagu Noya ya, nadanya seperti lagu si Kancil."
"Seperti apa lagunya, Akil?" tanya Noya yang sudah tidak sabar.
"Si Noya sudah besar, sekarang tidak nakal. Serta rajin belajar, supaya cepat pintar."
"Bagus sekali. Ayo nyanyi lagi!" kata Noya yang merasa tertarik dengan lagi tersebut.
Kemudian mereka bernyanyi dan menari bersama. Dengan semangat dan penuh canda tawa. Ayah dan ibu Noya pun menyaksikan dengan rasa bangga dan puas. Bangga dengan Akil yang sudah mulai bisa ngemong Noya, sudah tidak suka memukul lagi dan selalu rajin bekerja. Pun bangga dengan Noya yang kini lebih mandiri, lebih ceria dan sudah tidak cengeng lagi.
"Wah, kalian pintar ya! Hari sudah larut malam. Ayo lekas tidur ke kamar masing-masing," suruh ibu Noya kepada Akil dan Noya.