Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4 - Bagian 5 - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8 - Bagian 9 - Bagian 10 - Bagian 11Â
Setelah selesai makan bersama, Pak Elang pun membantu Akil dan Raisya untuk membersihkan tempat tersebut.
"Kenapa dibersihkan? Biarkan saja, nanti juga mengering kok sampah-sampah ini," kata Raisya dengan polosnya.
"Raisya, kami datang tempat ini masih bersih. Dan saat kami hendak pergi, tempat ini pun harus bersih," jawab Pak Elang dengan lembut pula.
"Ih, Paman Elang baik ya! Tidak seperti yang mereka katakan!" kata Raisya kemudian.
Pak Elang tersenyum tipis sambil mengusap kening Raisya. Raisya sudah biasa, tidak deg-degan maupun tegang lagi.
Kemudian Pak Elang pun mempersilahkan Akil untuk naik di atas punggungnya. Lalu Raisya akan dipegang Pak Elang dengan kedua kakinya, karena Raisya takut jika dicengkram.
"Paman, kotak daun jati ini tidak akan tumpah isinya kan?" tanya Raisya sebelum Pak Elang terbang.
"Tidak, Raisya!" jawab Pak Elang singkat dan kemudian mulai mengepakkan sayapnya untuk terbang.
"Paman, rumahku di dekat batu besar itu. Tapi aku masih ingin terbang tinggi bersamamu, Paman," kata Raisya saat melihat rumahnya dari atas.
"Baiklah Raisya! Tapi orang tuamu sepertinya sudah cemas melihat kamu terbang bersamaku!"