"Lantas, kamu siapa?" tanya Pak Elang selanjutnya.
"Yang jelas, aku bukan Noya. Kamu datang mau memakan Noya ya? Itu Noya di dalam rumahnya. Masuk saja," jawab Akil kemudian.
"Aku tidak seperti yang kamu kira, Nak. Tidak boleh sembarangan kalau makan. Nanti tidak berkah," jawab Pak Elang yang menganggap perkataan Akil itu lucu.
"Lalu kenapa ke sini?"
"Mau menemui Ayah dan Ibu Noya."
"Baiklah, Pak. Tunggu sebentar di sini ya. Tapi jangan masuk dulu. Karena tuan rumah belum mempersilahkan masuk. Kata Ayah dan Ibuku, tamu boleh masuk rumah jika tuan rumah sudah mempersilahkan masuk," kata Akil dengan polos.
Pak Elang mengangguk sambil tersenyum melihat tingkah Akil yang dianggap lucu dan menggemaskan. Anak kecil yang polos dan selalu berbicara apa adanya.
Bersambung...Â
Ditulis oleh Lina WH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H