"Huh! Ini kesalahan kita juga, Ayah. Kita tidak mengawasi Akil saat Akil bermain," kata Ibu Akil dengan rasa menyesal.
"Sudahlah, jangan menyalahkan siapapun. Ini sebagai pelajaran untuk kita semua. Sekarang lebih baik kita fokus mencari Akil."
Lalu Ayah dan Ibu Akil pun mendekati anak-anak yang sedang lahap memakan bolu wortel. Dan Ibu Akil pun mencoba mencari cara supaya mereka mau bercerita runtutan kejadian hingga Akil menghilang dari mereka, tanpa ada suatu penghakiman dan anak-anak juga merasa tidak dihakimi.
"Bibi sudah pulang? Mana Akil, Bibi?" tanya Recky dengan suara yang lantang.
Ibu Akil lalu mendekati Recky, mengusap punggung Recky sambil tersenyum.
"Akil belum ketemu, Nak. Karena Bibi tidak tahu tadi Akil main apa dan di mana? Mungkin di antara kalian ada yang tahu, tadi Akil main apa?" tanya Ibu Akil dengan lembut supaya anak-anak merasa tidak dihakimi.
"Aku tahu tadi Akil main di mana," kata Recky kemudian.
Ayah dan Ibu Akil merasa lega, karena akhirnya ada yang mau bercerita.
"Oh ya? Di mana tadi Akil bermain?" tanya Ibu Akil kemudian.
"Tadi Akil bermain petak umpet. Sama aku, Shafa, Loly, Elsa, Deeva dan Raka. Iya kan teman?" kata Recky yang mulai meyakinkan Ayah dan Ibu Akil.
"Iya, benar," kata anak-anak yang lain dengan serentak.