Keesokan harinya Tian, Tura dan Puya sedang main di kebun bunga matahari. Mereka sambil bercanda dengan riang. Menyanyi bersama dan tertawa bersama.
Tiba-tiba Teten datang. Tian, Tura dan Puya sangat terkejut, karena Teten datang sambil marah-marah.
"Teten, kenapa kamu marah-marah?" Tanya Tian dengan suara lembut.
"Aku sedih. Tura kasih kado yang sudah rusak kepadaku. Puya kasih kado murah kepadaku saat ulang tahunku. Aku tidak mau itu!" Jawab Teten.
"Kado dari aku tidak rusak. Masih bagus waktu aku beli di toko," Tura pun menjawab dengan marah.
"Tapi waktu aku buka, kado itu sudah rusak. Kaca mobilnya pecah. Kamu jahat, Tura!" Kata Teten kemudian.
"Teten, mungkin kado itu terlempar atau terinjak sebelum kamu buka," Tian mencoba menenangkan Teten.
"Tidak. Aku tidak melempar atau menginjaknya!" Teten pun berusaha membela diri.
"Mungkin adik kamu," lanjut Tian.
"Kado dari aku murah. Karena Ibu tidak punya uang banyak untuk membeli kado mahal. Kalau aku tahu kamu tidak suka kado murah, aku tidak mau datang ke pesta ulang tahunmu!" Kata Puya dengan suara sedih.
"Kalian itu jahat. Aku mau ulang tahun mendapatkan yang terbaik. Tapi kalian jahat!" Kata Teten dengan suara marah.