Keesokan harinya Sherin datang pagi-pagi untuk memastikan jika bangku Alvarez adalah bangku yang rusak. Dan akan membuat Alvarez terjatuh saat hendak duduk.
Namun saat Alvarez baru di depan pintu kelas, tiba-tiba ada anak kelas 5 yang sedang meniup balon dan meletus karena kebesaran. Letusannya sangat keras, sehingga membuat Sherin kaget, lalu terjatuh dan tertimpa bangku rusak yang akan digunakan untuk membuat celaka Alvarez.
Dengan cekatan Alvarez menolong Sherin. Dilihatnya luka berdarah di lutut Sherin.
"Sherin, ayo ke UKS minta obat. Lain kali kamu hati-hati ya," kata Alvarez sambil menuntun Sherin berdiri.
"Terimakasih Alvarez, aku kaget karena suara balon tadi. Kenapa sih, meniup balon di depan kelas kita?" kata Sherin dengan kesal.
"Kan meniupnya di luar kelas. Ini sesuatu yang tidak disengaja. Maafkan dia, Sherin!" lanjut Alvarez sambil mengobati luka di lutut Sherin.
Sekarang, Sherin menyesal. Ternyata jebakannya telah menjadi boomerang. Dan Sherin juga sudah bisa menerima dan yakin jika Alvarez adalah ketua kelas yang paling tepat.
Selesai...Â
Ditulis oleh Lina WHÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H