Namun, Eshal tetap melanjutkan pekerjaannya membuat sarang. Karena niat Eshal sudah bulat.
"Eshal, apakah kamu tidak lelah?" Tanya Mona dengan halus.
"Tidak. Aku sudah berniat membantumu. Supaya sarangmu nyaman. Besok aku hendak pergi ke hutan seberang. Mengikuti Ayah dan Ibuku, serta saudara-saudaraku yang lain. Dan mungkin aku akan jarang ke sini lagi. Karena habitatku lebih cocok di sana," kata Eshal dengan jujur.
Mona kaget. Tidak menyangka jika harus berpisah jauh dengan Eshal. Dan Mona juga belum bisa meluluhkan hati Moni untuk berprasangka baik kepada Eshal.
"Eshal, benarkah? Apa yang harus aku lakukan untuk Moni, supaya Moni tidak berprasangka yang buruk terhadapmu?" Kata Mona dengan nada terkejut.
"Biarkan saja Moni. Itu sudah sifatnya. Aku juga tidak berharap dihargai oleh siapapun. Aku tidak akan memaksa untuk suka jika dia tidak suka," jawab Eshal dengan nada yang tegas dan ramah.
Setelah pembuatan sarang selesai, Eshal pun berpamitan kepada Mona. Mona sangat sedih, karena harus berpisah dengan Eshal dalam sementara waktu. Namun, Eshal berjanji jika dalam sesekali waktu akan menemui Mona dan Moni.
"Ternyata persahabatan ini harus ada perpisahan. Aku senang bisa bertemu dan bersahabat denganmu, Eshal. Maafkan saudara kembarku si Moni ya. Moni memang keras kepala. Aku juga tidak rela membiarkannya keluar sendirian. Moni keras kepala dan tidak semua binatang berhati mulia sepertimu," kata Mona yang ternyata didengar oleh Moni.
Tetapi Moni pura-pura tidur dan pura-pura tidak mendengarnya. Menyesal, tetapi malu untuk mengakuinya.
Mona dan Eshal sambil melambaikan tangan tanda perpisahan. Moni tetap berpura-pura tidur di dalam sarang dan mendoakan segala kebaikan untuk Eshal. Moni terlalu malu untuk mengakui salah dan meminta maaf.
"Eshal, aku akan selalu merindukanmu!" Teriak Mona sambil melambaikan tangan terhadap Eshal.